Dianggap Tak Layak Bahas Soal 'Islam Moderat', Kedatangan JK di Pusat Studi Islam Oxford Disambut Demonstrasi

Dianggap Tak Layak Bahas Soal 'Islam Moderat', Kedatangan JK di Pusat Studi Islam Oxford Disambut Demonstrasi
BENTENGSUMBAR.COM - Kedatangan Wakil Presiden Jusuf Kalla di Pusat Studi Islam Oxford di London akan disambut demonstrasi. Wapres JK datang ke tempat tersebut untuk memberikan kuliah tentang 'Islam Moderat.'

Diberitakan oleh Oxford Mail, Kamis, 18 Mei 2017, rencana demonstrasi disampaikan oleh Mariella Djorghi, seorang WNI yang tinggal di London. Ia mengajukan surat resmi pada Wakil Kanselir Universitas Oxford Louise Richardson untuk melakukan aksinya. Kepada pihak Oxford, Mariella mengatakan Jusuf Kalla tak layak membahas soal 'Islam Moderat.'

Demonstrasi damai  itu dirancang untuk menyoroti 'penganiayaan yang terus berlanjut terhadap kaum minoritas' di  Indonesia di bawah meningkatnya ekstremisme Islam. Mariella Djorghi dan rekan-rekan yang akan berdemo percaya bahwa Wapres JK berada di balik pemecatan Ahok, mantan Gubernur DKI yang baru-baru ini dijatuhi hukuman dua tahun penjara dengan tuduhan melakukan penistaan agama. JK juga dianggap memihak kandidat Gubernur DKI yang beragama Islam, Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI yang baru.

Protesnya telah didukung oleh Asosiasi Kristen Pakistan Inggris yang telah mengajukan sebuah petisi. Pemimpin Asosiasi, Wilson Chowdhry mengatakan, "Saya bergabung dengan Mariella dan kemanusiaan lainnya dalam mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas dukungan bias yang diberikan Wakil Presiden kepada seorang kandidat Islam untuk jabatan Gubernur Jakarta, yang  akhirnya menimbulkan kritik secara luas.”

Chowdhry membantu Mariella mendapatkan izin untuk demonstrasi hari ini, Kamis, 18 Mei 2017. JK datang hanya dua hari setelah Pangeran Charles mengunjungi pusat kegiatan Islam tersebut untuk secara resmi membukanya sebagai sebuah patron.

Protes direncanakan akan berlangsung pada pukul dua siang waktu setempat dan sebuah petisi akan diedarkan untuk menyerukan perubahan di Indonesia.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengangkat vonis atas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat menyampaikan kuliah umum tentang Islam di Universitas Oxford, Inggris.

Dengan tema 'Islam Jalan Tengah: Pengalaman Indonesia', Kalla meminta negara-negara Eropa untuk menghormati vonis atas Basuki Tjahaja Purnama, berupa dua tahun penjara karena terbukti menista agama Islam.

"Saya sangat memahami bahwa Inggris dan negara-negara di Eropa memiliki undang-undang dan sistem hukum yang berbeda untuk persoalan ini," jelasnya saat berbicara di Oxford Centre for Islamic Studies (OXCIS).

"Tapi sebagai bagian dari sistem demokrasi kita harus menegakkan tatanan hukum, kemandirian lembaga peradilan, dan menghormati satu sama lain," tambah Kalla.

Kepada sekitar 200 hadirin, Kalla menambahkan bahwa kasus penistaan agama tersebut saat ini sedang dalam proses banding.

Ia juga mengatakan bahwa secara pribadi mengenal Ahok yang digambarkannya sebagai gubernur yang punya dedikasi tapi juga impulsif.

Dalam sesi tanya jawab, hadirin bertanya soal Ahok dan Kalla menegaskan bahwa yang terjadi bukanlah diskriminasi agama.

"Ini soal demokrasi. Dalam demokrasi Anda harus siap menerima kemenangan dan kekalahan. Jika Anda kalah, Anda harus menerima kekalahan," katanya.

Kasus yang dihadapi Ahok, menurutnya, adalah tentang penghinaan agama dan negara-negara lain juga punya aturan untuk penghinaan, misalnya di Thailand dengan peraturan bahwa raja dan kerajaan tak boleh dihina.

"Anda menghina raja, Anda akan dipenjara. Sama dengan di negara-negara lain, termasuk Indonesia. Anda tak boleh menghina agama dan Ahok, menurut pengadilan -setelah enam bulan menggelar perkara- bersalah," kata Kalla.

"Di Inggris juga begitu, kalau dinyatakan bersalah, Anda akan dipenjara, apa pun agama Anda."

Kalla mengatakan berbagai organisasi kemasyarakatan Islam -yang banyak didirikan di era penjajahan Belanda- mengadopsi Islam Jalan Tengah atau Wasatiyah.

Dua di antaranya adalah Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, yang memiliki anggota sekitar 100 juta orang.

Ormas-ormas Islam, menurut Kalla, berhasil meredam kelompok-kelompok yang menyimpang yang membawa ideologi radikal.

"Dua organisasi ini bersama dengan organisasi-organsasi lain di seluruh Indonesia secara konsisten menyampaikan pesan-pesan antiterorisme dan mendorong toleransi."

Kalla menambahkan bahwa Muslim yang mengambil Jalan Tengah adalah aset, baik secara regional maupun global.

"Muslim Jalan Tengah yang terus menerus diperkuat bisa mencegah keyakinan radikal dan ekstrem," katanya.

Di bagian akhir kuliah umum, Kalla menekankan perlunya generasi muda untuk diingarkan soal pentingnya penghormatan atas keberagaman.

"Keberagaman adalah hikmah, tapi persatuan adalah sesuatu yang harus terus didorong dan diwujudkan," kata Kalla.

Di luar tempat kuliah umum berlangsung, tiga orang menggelar aksi unjuk rasa, antara lain mengangkat masalah perlakuan atas perempuan di Indonesia dan mempertanyakan sikap Universitas Oxford yang mengizinkan Kalla berbicara tentang Islam moderat. Aksi ini tidak banyak menarik perhatian.

Bagi Wapres Kalla ini adalah untuk pertama kalinya ia memberikan kuliah umum di Universitas Oxford.

Sebelum terbang ke Inggris, kepada para wartawan Kalla mengatakan bahwa akademisi, pakar, dan diplomat di Inggris ingin mengetahui 'bagaimana Indonesia, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, bisa menjaga persatuan dengan baik'.

OXCIS adalah pusat kajian Universitas Oxford yang didirikan pada 1985 dengan misi mendorong kajian dan penelitian ilmiah tentang Islam dan dunia Islam.

(by/viva/bbc)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »