Ternyata Remaja Korban Persekusi Sempat Dipukuli, Polisi Lakukan Pengejaran Terhadap Tersangka Lainnya

Ternyata Remaja Korban Persekusi Sempat Dipukuli, Polisi Lakukan Pengejaran Terhadap Tersangka Lainnya
BENTENGSUMBAR.COM - Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan menyatakan, M (15) sempat dipukuli massa sebelum digelandang dari rumahnya ke sebuah pos RW di Cipinang Muara, Jakarta Timur. M merupakan korban persekusi yang videonya viral di media sosial.

"Jam 12 malam dibawa dari rumah, terus sempat dipukul bagian perut. Terus digelandang ke pos RW. Sampai di sana, dipukul lagi bagian muka dan kepala," kata Hendy di Mapolda Metro Jaya, Jumat, 2 Juni 2017.

Hendy mengatakan, saat ini pihaknya masih memburu pelaku pemukulan terhadap M. Sejauh ini, baru dua orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah Abdul Majid (22) dan Mat Husin alias Ucin (57). Keduanya merupakan tetangga korban.

"Total sih, ada lima orang yang sudah kami periksa. Dua ini, resmi kami tetapkan sebagai tersangka. Sedangkan, untuk pelaku-pelaku yang lain, kami sudah bagi tim untuk mendalami," kata dia.

Polisi Lakukan Pengejaran

Hendy tak menutup kemungkinan akan ada tersangka baru dalam kasus itu. Pasalnya, tim Jatanras masih melakukan pengejaran terhadap tersangka lainnya.

Ahmad Majid dan Ucin kini dijerat Pasal 80 ayat 1 jo Pasal 76c UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak juncto Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan dengan ancaman di atas lima tahun penjara.

Video persekusi yang dilakukan sekelompok orang terhadap M itu beredar luas di media sosial. Video berdurasi sekitar dua menit tersebut diduga terjadi di sebuah pos RW di kawasan Cipinang, Jakarta Timur.

Dalam video tersebut M dikerumuni belasan orang yang diduga berasal dari ormas tertentu. Remaja berkacamata itu dituduh telah mengolok-olok salah satu ormas beserta pimpinannya melalui postingan di media sosial. Selain mendapat kekerasan secara verbal, remaja berusia 15 tahun tersebut tampak mendapat kekerasan secara fisik.

Dia dipaksa untuk meminta maaf dan mengakui perbuatannya. M juga diancam akan dilukai jika mengulangi perbuatan serupa.

Tim Reaksi Cepat Dibentuk

Aliansi bersama yang dibentuk Organisasi Pemuda DKI Jakarta untuk menyikapi aksi persekusi oleh orang atau ormas tertentu membentuk tim reaksi cepat di beberapa kecamatan di DKI Jakarta.

Tim reaksi cepat dibentuk untuk membantu masyarakat menghadapi persekusi.

"Kami sudah membentuk tim reaksi cepat di 44 kecamatan di DKI Jakarta untuk merespons dengan cepat kalau ada laporan atau indikasi aksi persekusi, intimidasi, dan teror," ucap Sekretaris Garda Pemuda Nasdem DKI Jakarta, Anwar Sjani, di Kantor GP Ansor Utan Kayu, Jakarta Timur, Jumat, 2 Juni 2017.

Anwar mengklaim bahwa aliansi bersama tersebut siap membantu masyarakat yang mendapat intimidasi dari oknum atau organisasi masyarakat (ormas) tertentu.

Selain membentuk tim reaksi cepat di 44 kecamatan di DKI Jakarta, Aliansi Bersama Pemuda DKI Jakarta juga membentuk posko pengaduan atau crisis center 24 jam.

"Masyarakat yang mendapatkan ancaman intimidasi bisa langsung lapor ke posko pengaduan kami yang ada di Gedung Prioritas Lantai 1 Jalan RP Soeroso Nomor 44-46 Gondangdia Lama, Jakarta Pusat," jelas Anwar.

PSI Kecam Maraknya Aksi Persekusi oleh Ormas

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengecam aksi persekusi yang dilakukan sekelompok ormas terhadap orang-orang yang dituduh menghina tokoh tertentu.

Menurut Grace, maraknya aksi tersebut disebabkan oleh ketidakhadiran negara dalam melindungi warga negaranya.

"Tentu kami mengecam ada aksi demikian terutama mempertanyakan di mana sih kehadiran negara. Ini kan seolah-olah negara absen," ujar Grace saat ditemui di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Juni 2017.

Grace menegaskan, aparat penegak hukum harus segera menindak kelompok yang melakukan tindakan persekusi.

Sebab, jika dibiarkan, aksi intimidasi tersebut bisa menjadi bola liar dan berpotensi merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.

Grace memandang ketidaktegasan aparat penegak hukum juga menyebabkan ormas pelaku persekusi cenderung mengulangi perbuatannya itu.

"Aksi seperti ini kalau dibiarkan, bisa jadi bola liar dan bisa menjadi ancaman buat kehidupan berbangsa dan bernegara," kata Grace.

"Negara harus hadir, menindak tegas agar tidak berulang karena apapun yang terjadi ini sudah serentak di beberapa tempat," tambah dia.

Mulai Meresahkan Masyarakat

Diberitakan, fenomena persekusi oleh sekelompok ormas tertentu mulai meresahkan masyarakat.

Belum lama ini, tindakan persekusi dialami oleh Fiera Lovita, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Solok, Sumatera Barat.

Dia merasa tertekan setelah mengalami persekusi berupa teror dan intimidasi oleh sekelompok orang dari ormas tertentu.

Perempuan yang akrab disapa Dokter Lola itu kerap mengalamai teror dan intimidasi setelah mengungkapkan pendapatnya terkait kasus hukum seorang pimpinan organisasi kemasyarakatan di Jakarta.

Dia menulis pendapatnya melalui status di akun Facebook pribadinya. Tindakan persekusi yang dialami Fiera bukanlah satu-satunya kasus yang terjadi.

Seorang remaja 15 tahun juga menjadi korban teror dan intimidasi ormas di bilangan Jakarta Timur.

Beredar sebuah video di media sosial seorang anak dikelilingi pria dewasa yang merupakan ormas agama tertentu.

Para anggota ormas itu mengintimidasi sang anak. Tidak hanya itu, beberapa orang anggota ormas sempat memukul sang anak di bagian kepala dan wajah. Sang anak itu tampak hanya diam dengan wajah ketakutan.

(og/kps)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »