Perpaduan Birokrat dengan Wiraswasta Sukses akan Melahirkan 4 Gaya Kepemimpinan

Perpaduan Birokrat dengan Wiraswasta Sukses akan Melahirkan 4 Gaya Kepemimpinan
PEMIMPIN dari perpaduan birokrat dengan wiraswasta sukses akan melahirkan 4 gaya kepemimpinan untuk menuju kota Padang yang lebih baik.

Kita sudah merasakan bermacam karakter kepemimpinan semenjak era reformasi pemimpin, yang kita pilih secara langsung melalui proses pilkada. Sehingga politikus banyak yang maju dalam pemilihan kepala daerah, harus kita akui, berdasarkan apa yang kita jumpai di beberapa daerah, pemimpin dari tokoh politik cenderung membuat tatanan birokrasi tidak tertata dengan manajemen yang baik.

Akibat dari penempatan aparatur sipil negara tidak sesuai dengn ilmu yang di dapatkan oleh ASN tersebut, misalnya dokter ditempatkan di Dinas Sosial. Ini terjadi dikerenakan penempatan jabatan di pemerintahan lebih dominan unsur politisnya.

Seorang pemimpin dengn latar belakang dari pejabat karir, mereka berpengalaman untuk mengisi posisi aparatur pemerintahan sesuai dengn keahlian sehingga yang bersangkutan. Mampu menjalankan tugas dan fungsinya, yaitu sebagai pelayan publik kepada masyarakat secara profesional dan akuntabel. 

Apabila publik dapat terlayani dengan baik oleh aparatur birokrasi, maka dengan sendirinya aparatur birokrasi mampu menempatkan posisi dan kedudukannya sebagai civil servant atau public service. Kondisi ini akan berdampak pada kinerja dari aparatur birokrasi yang sesuai dengan harapan dari masyarakat yang pada akhirnya akan menimbulkan trust kepada aparatur birokrasi tersebut. 

Hal inilah yang akan menjadikan negara yang maju dalam hal pelayanan kepada publik dan melahirkan birokrasi yang bersih, akuntabel dan transparan.

Kombinasi birokrat dengan wiraswasta sukses akan menghasilkan empat gaya kepemimpinan, yaitu: 1) Gaya memerintah: ciri yang dominan adalah mengatakan, menegaskan dan membentuk; 2) Gaya partisipatif: ciri yang dominan adalah membimbing, merundingkan dan bekerja sama; 3) Gaya katalisis: ciri yang dominan adalah memberi semangat, memudahkan dan berkonsultasi; 4) Gaya tidak memerintah: ciri yang dominan adalah mendelegasikan wewenang sehinga kepemimpinan di pemerintahan berjalan dengn filsafat Minang yang mengandung raso jo pareso mempercayai kemampuan bawahan untuk bekerja mandiri dan memiliki motivasi untuk melakukan tugas serta mempunyai kemampuan dalam pelayanan.

Ditulis Oleh:
Zulkifli Sikumbang 
Ketua Forum Kelompok Siaga Bencana (FKSB) Kota Padang

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »