Sebut Profesi Jurnalis Seperti Kotoran, Tahukah Kapolres Waykanan Bahwa Ayah Kapolri Wartawan Senior di Palembang?

Sebut Profesi Jurnalis Seperti Kotoran, Tahukah Kapolres Waykanan Bahwa Ayah Kapolri Wartawan Senior di Palembang?
BENTENGSUMBAR.COM - Kapolres Waykanan AKBP Budi Asrul Kurniawan beraksi kelewat batas terhadap wartawan. Ketika jurnalis hendak mengabadikan sebuah cekcok yang nyaris berujung chaos, dia malah melarang sang pewarta untuk mengabadikan peristiwa tersebut.

Perwira menengah itu malah menghina profesi wartawan dan mendiskreditkan media cetak di Lampung. Di hadapan dua wartawan, Budi menyamakan profesi jurnalis dengan kotoran hewan.

Bukan itu saja, dia juga menyatakan koran di Lampung tidak ada yang membaca. Penghinaan tersebut dia lontarkan saat penertiban massa pro dan kontra batu bara yang hampir terlibat chaos di Kampung Negeribaru, Blambanganumpu, Waykanan, sekitar pukul 02.30 WIB kemarin, 27 Agustus 2017.

Berdasar informasi yang dihimpun, hampir terjadi chaos antara massa yang pro dan kontra angkutan batu bara di Kampung Negeribaru. Saat itulah Kapolres Waykanan dan anggotanya datang untuk menenangkan situasi. Pada saat bersamaan, dua wartawan elektronik bermaksud mengabadikan peristiwa tersebut dengan kamera dan perekam mereka.

Melihat hal itu, Budi langsung melarang awak media melaksanakan tugasnya meliput peristiwa tersebut. Dia beralasan trauma dengan kejadian di Tulungbuyut, Gununglabuhan. Sebab, rekamannya yang berbicara di depan khalayak kala itu diunggah ke media sosial sehingga mendapatkan beragam tanggapan dari netizen.

Di media sosial yang beredar AKBP Budi Asrul Kurniawan berkata saat ini orang lebih suka menonton televisi. "Sekarang orang nonton HBO, bokep. Ngapain nonton berita," ujar Budi. Bahkan menantang wartawan lainnya untuk menantangnya. Dia siap diserang.

Ayah Tito Karnavian Wartawan Senior di Palembang

Dikutip dari tempo.co, ternyata ayah Kapolri Komisaris Jenderal Tito Karnavian, Achmad Saleh, adalah seorang wartawan senior di Palembang, Sumatera Selatan. Profesi di bidang jurnalistik menjadi salah satu sumber penghasilannya untuk membiayai sekolah Tito hingga meraih jabatan tertinggi di kepolisian.

Achmad menuturkan, ia menggeluti dunia kewartawanan sejak awal 1960-an di RRI. Selanjutnya, ia membidani pendirian koran Ekonomi Pembangunan, Pelita, dan koran Angkatan Bersenjata edisi Sriwijaya.

Sang bunda, Kordiah Achmad, merupakan pensiunan bidan. Kordiah mengatakan, sebelum pindah rumah mengikuti ayahnya ke Jalan Sambu, Tito kecil sempat tinggal di Jalan Pangeran Sidoing Kenayan atau kawasan Tangga Buntung.

Di rumah di Jalan Pangeran Sidoing Kenayan itu tempat Tito dilahirkan. Di daerah itu, Tito sekolah hingga kelas III sekolah dasar. Ia kemudian menamatkan sekolah dasar di SD Xaverius IV. Tito adalah alumnus SMP Xaverius II dan SMA Negeri II Palembang.

Meskipun sering berpisah tempat tinggal, Kordiah mengatakan tetap memantau perkembangan Tito, kakak dan adiknya.

IWO Lapor ke Prompam Polda Lampung

Lantaran menghina profesi wartawan dan masyarakat Lampung, Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Wartawan Online (IWO) Provinsi Lampung Wawan Sumarwan melaporkan Kapolres Waykanan, AKBP Budi Asrul Kurniawan ke Propam Polda Lampung yang terletak di Jalan WR Supratman.

Wawan Sumarwan didampingi Ketua umum IWO Jodhi Yudono, Sekretaris Jenderal (Sekjend) IWO Witanto dan puluhan pengurus IWO provinsi Lampung mendatangi Polda Lampung sekitar pukul 13:15 Wib.

Wawan yang baru saja dilantik menjadi Ketua IWO Provinsi Lampung menunjukan bukti laporan nomor STPL/B-41/VIII/2017/Yanduan, kepada puluhan wartawan yang menunggu di Mapolda Lampung.

"Hari ini kita resmi melaporkan Kapolres Waykanan AKBP Budi Asrul," kata Wawan di Polda Lampung Senin, 28 Agustus 2017.

Dirinya menambahkan, sebagai tidak hanya sebagai wartawan, sebagai warga Lampung juga tersingguung dengan ucapan Kapolres itu.

"Tidak pantas seorang Kapolres bicara seperti itu. Ada rekaman dia ngomong apa. Tidak pantas saya ulang karena menyakitkan hati dan menyinggung SARA," ujar Wawan.

Dia berharap, masalah ini menjadi pembelajaran bagi semuanya agar jangan sembarangan mengeluarkan kata-kata. Apalagi sebagai pejabat publik

(by/jawapos/tempo)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »