Tampar "Muka" Amien Rais, Ketum PAN Setuju Remake Film G30S/PKI

Tampar "Muka" Amien Rais, Ketum PAN Setuju Remake Film G30S/PKI
BENTENGSUMBAR.COM - Ide Presiden Joko Widodo agar film G30S/PKI diproduksi ulang terus dijadikan alat untuk mengecam pemerintah oleh sebagian pihak. Bahkan, ada tokoh nasional yang menuding pemerintahan Presiden Jokowi memberi angin segar atas kebangkitan PKI.  

Menko Polhukam Wiranto bahkan mengatakan, anjuran Presiden untuk mempelajari sejarah kebangsaan dengan menyesuaikan cara penyajian agar mudah dipahami oleh generasi Milenium merupakan kebijakan yang rasional.

Waketum Partai Hanura Nurdin Tampubolon memandang film G30S/PKI perlu diproduksi ulang. Film tersebut diproduksi ulang untuk memahamkan dan menyadarkan generasi muda akan sejarah kelam Indonesia terkait PKI.

Produksi ulang film G30S/PKI merupakan bagian dari warisan sejarah untuk generasi muda. Film PKI diproduksi bukan untuk menghilangkan atau mengubah fakta sejarah yang ada terkait PKI.

Wacana Presiden Joko Widodo membuat ulang film G30S/PKI agar disesuaikan dengan kaum milenial dikritik keras oleh politikus senior PAN Amien Rais.

Dilansir rmol.co, Amien menilai wacana yang dilontarkan Jokowi itu seperti memberikan angin segar bagi kebangkitan bagi Partai Komunis Indonesia (PKI). 

"Yang jelas sekarang ini, rezim Jokowi secara nggak disadari memberikan angin kebangkitan PKI, itu yang bahaya," ucap Amien saat menghadiri resepsi pernikahan putra Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ray Zulham, di Hotel Raffles, Setia Budi, Jakarta, Minggu, Ahad, 24 September 2017. 

Menurut Amien, Jokowi harus berhati-hati jika ingin memproduksi ulang film tersebut. Lantaran pemberontakan PKI merupakan peristiwa sejarah yang telah puluhan tahun berlalu. Pemerintah butuh riset panjang untuk memproduksi kembali film tersebut.

"Pak Jokowi harus hati-hati dalam mengusulkan film baru. Karena yang dibuat pada sekian tahun lalu itu adalah film berdasarkan riset yang panjang. Tidak ngawur," katanya.

Ia berharap, kemunculan film G30S/PKI versi baru nantinya tidak menjadi momentum untuk membenarkan PKI. 

"Kalau kemudian versi baru mau membenarkan PKI, saya kira siapa pun akan bangkit untuk mengingatkan itu. Pokoknya Jokowi hati-hati," pungkas mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu. 

Dilansir detik.com, Ketum PAN Zulkifli Hasan setuju dengan usulan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ingin membuat remake film G30S/PKI untuk generasi milenial. Zulkifli setuju karena menanggap film yang sudah ada sekarang durasinya terlalu panjang.

Zulkifli ingin bila nantinya rencana Jokowi tersebut benar-benar terlaksana, film baru tersebut dibuat lebih ringkas. Namun, dia juga mengingatkan agar substansi dari film tersebut tidak ada yang berubah.

"Setuju (remake film G30S/PKI). Agar ada versi yang ringkas. Tapi substansi tetap. Misal jenderal yang dibunuh. Kan nggak berubah, nggak bisa berubah. Itu kan fakta," kata Zulkifli usai menikahkan anaknya di Grand Ballroom Hotel Raffles, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu, Ahad, 24 September 2017.

Zulkifli sendiri tahu alasan Jokowi ingin membuat remake film G30S/PKI. Dia paham bila durasi film yang hampir 4 jam membuat film tersebut sulit untuk ditonton oleh anak-anak muda. Ketua MPR itu juga mengaku tidak kuat saat partainya mengadakan nobar film G30S/PKI beberapa waktu lalu.

"Tapi memang 4 jam itu lama sekali. Apa bisa anak muda generasi milenial nonton 4 jam. Saya kira kan tidak mudah itu. Kalau ada versi agak singkat, satu jam setengah. Saya kira itu sedang tuh. Kalau anak muda 4 jam punya waktu khusus sulit. Saya nonton 4 jam, dari jam 9 malam sampai jam 1 pagi, kita masuk angin kita," ucap Zulkifli.

Dia menyesalkan masih adanya orang-orang yang meributkan soal PKI hari ini. Menurutnya, PKI adalah sejarah kelam yang sudah selesai.

"Begini, kita jangan lagi berkelahi soal PKI. Itu kan sejarah kelam yang harus dijadikan pelajaran, yang harus diketahui semua orang untuk jadi pelajaran. Itu sudah selesai kan," tegasnya.

Karena itu, dia tidak mau lagi ada polemik soal nobar film G30S/PKI. Karena Zulkifli menilai semua dikembalikan lagi pada hak setiap orang apakah ingin menonton atau tidak.

"Nah artinya mari kita hentikan silang sengketa. Kalau yang mau tonton silahkan. Kalau tidak, nggak apa-apa. Nggak usah kalau mau tonton saja kita bertengkar. Kita ini yang harus kita tengkarkan bagaimana kita miliki daya saing, itu boleh. Masa soal nonton dipertengkarkan," pungkasnya. 

(by/rmol.co/detik.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »