Polisi: Demonstran Rusak Properti dan Langgar Aturan

Polisi: Demonstran Rusak Properti dan Langgar Aturan
BENTENGSUMBAR. COM - Aksi unjuk rasa mahasiswa dan elemen buruh mengkritisi tiga tahun kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, berlangsung hingga hampir tengah malam, di depan Istana Merdeka, Gambir, Jakarta Pusat.

Beredar kabar di media sosial, kalau polisi melakukan kekerasan berupa pemukulan dan penjambakan kepada para pendemo pada saat pembubaran aksi unjuk rasa. Namun, hal itu dibantah Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raden Prabowo Argo Yuwono.

"Jadi disebutkan di sana, ada beberapa medsos beredar, pihak kepolisian menjambak dan memukul, itu tidak benar," ujar Argo, seperti dilansir dari BeritaSatu.com, Sabtu, 21 Oktober 2017.

Dikatakannya, awalnya elemen buruh dan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat, Jumat, 20 Oktober 2017 siang.

"Kegiatan itu dimulai dengan Salat Jumat dulu, kemudian setelah salat baru kegiatan orasi-orasi unjuk rasa tepatnya ada di depan kantor Kementerian PMK. Jadi tuntutan dari pada unjuk rasa mengkritisi tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan JK. Semua kegiatan kita amankan dengan beberapa personel kepolisian dibantu dengan TNI. Kita juga menurunkan Polwan berhijab," ungkapnya.

Ia menyampaikan, massa terus melakukan aksi unjuk rasa hingga melewati batas waktu yang diatur undang-undang, yakni pukul 18.00 WIB. Kapolres Metro Jakarta Pusat Komisaris Besar Polisi Suyudi, beberapa kali menyampaikan bahwa waktu unjuk rasa sudah berakhir, dan mengimbau kepada massa untuk membubarkan diri.

"Jadi kita menyampaikan imbauan-imbauan untuk menaati undang-undang yang sudah dibuat. Siapa lagi kalau bukan kita sendiri yang menaati. Kemudian juga, sebelum itu ada beberapa kejadian seperti barier kepolisian yang dibentangkan rusak, dirusak pengunjuk rasa di situ. Sehingga diimbau kembali kepada masyarakat yang melakukan unjuk rasa untuk tertib," katanya.

Menurutnya, hingga lewat pukul 18.00 WIB, polisi tetap melakukan upaya persuasif kepada pengunjuk rasa. Polisi juga memutar rekaman lantunan pembacaan ayat suci Al-Quran untuk meneduhkan suasana.

"Kita juga komunikasi dengan Setneg, supaya bisa perwakilan untuk diterima oleh Setneg, tapi pihak pengunjuk rasa tidak mau untuk difasilitasi itu," katanya.

Menurutnya, pengunjukrasa yang sebagian besar dilakukan mahasiswa tetap bertahan. Sementara, polisi terus melakukan negosisasi dengan cara persuasif.

"Hanya sudah sampai sekitar pukul 22.00, masyarakat mempertanyakan kenapa sampai malam-malam? Itu menganggu. Sopir taksi dan lainnya, masyarakat banyak komplain kepada pihak kepolisian," jelasnya.

Ia melanjutkan, polisi memberi batas waktu kepada pengunjukrasa hingga pukul 23.00 WIB. Kemudian, jalan yang ditutup dari jam 11.00 siang dibuka.

"Akhirnya masyarakat setelah dibuka jalan, menggunakan jalan itu. Tapi beberapa pengunjuk rasa masih ada di situ. Masyarakat yang berbaur banyak. Semua kepolisian yang menggunakan pakaian dinas sudah kita tarik ke Monas. Massa pengunjuk rasa kemudian bubar," tandasnya.

Diketahui, sempat terjadi kericuhan kecil ketika polisi meminta massa pengunjukrasa bubar. Pasca-aksi unjuk rasa itu, polisi mengamankan 14 orang.

Berikut nama 14 mahasiswa yang diamankan polisi:

1. Taufiq
2. Wafiq
3. Yogi
4. Ardi
5. Aditya
6. Gustriyana
7. Handriyan Prawitra
8. Susilo
9. M Yahya Sifahudin
10. Rifki Abdul Jabar
11. Ramdani
12. M.Golbi Darwis
13. Fauzan Arindra
14. Insan Munawar

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »