Sejarah Panjang Emzalmi, Sempat Jadi Rebutan, Kemudian Pergulatan Tekad dan Dorongan Masyarakat

Sejarah Panjang Emzalmi, Sempat Jadi Rebutan, Kemudian Pergulatan Tekad dan Dorongan Masyarakat
BENTENGSUMBAR. COM - 15 Mei 2017 atau berselang dua hari pasca tiga tahun kepemimpinan mendampingi Mahyeldi Ansharullah, Emzalmi mengambil langkah politik yang tidak biasa dengan mendaftarkan diri ke salah satu partai, menyatakan diri maju dalam Pilkada Kota Padang 2018.

Pasca Idul Fitri, mantan Sekretaris Daerah Kota Padang ini juga mendaftarkan diri ke tiga partai lainnya. Mantan Kepala Dinas Tata Kota dan Kepala Bappeda Kota Padang ini merasa bisa berbuat lebih baik lagi untuk memajukan kampung halamannya.

Pastinya terjadi pergulatan luar biasa dalam diri mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bukittinggi ini. Karena dunia politik berbeda dengan dunia birokrasi yang ditempuhnya sejak diangkat sebagai pegawai negeri sipil pada pertengahan tahun tujuh puluhan.

Emzalmi menyadari sebagai orang yang bukan berasal dari partai politik, tentunya harus berusaha meyakinkan partai politik kalau ingin maju dalam Pilkada Kota Padang. Berbeda dengan Mahyeldi Ansharullah yang memang politisi dari Partai Keadilan Sejahtera, sehingga tidak perlu bersusah payah karena semuanya telah diurus oleh Partai Keadilan Sejahtera, termasuk mencarikan pendampingnya nanti dalam Pilkada Kota Padang pada tahun 2018..

Sejak pertengahan Mei hingga pekan pertama Agustus, Emzalmi telah mendaftarkan diri di empat partai dan saat ini menunggu proses selanjutnya dari tahapan internal masing masing partai tersebut. Dirinya menyadari karena bukan berasal dari anggota partai politik, kesempatan tentunya tidak sebesar anggota partai politik.

Namun karena setelah melihat hasil dari survey pada Desember 2016 dan April 2017 dan terutama sekali dorongan tokoh masyarakat dari nagari-nagari di Kota Padang, mulai dari nagari Koto Tangah, Nanggalo, Pauh Sambilan, Pauh Limo, Limau Manis, Lubuak Kilangan, Nagari Nan Duo Puluah, Nagari Bungus, Nagari Taluak Kabuang dan Nagari Nan Salapan Suku, menguatkan hati Emzalmi untuk maju dalam Pilkada Kota Padang 2018.

Emzalmi melangkah dengan percaya diri berusaha meyakinkan masyarakat bahwa dirinya adalah jawaban dari masyarakat selama ini, untuk menjawab ketertinggalan Kota Padang dari kota-kota besar lainnya di Pulau Sumatera.

Emzalmi memiliki modal besar untuk itu. Di usia 28 tahun Emzalmi telah dipercaya sebagai salah satu Kepala Satuan Kerja Kampung Improvement Project 1980 -1985. 

Di usia 33 tahun, Emzalmi diminta oleh Walikota Solok pada tahun 1985 untuk menjadi Kepala Dinas Tata Kota Solok. Walikota Solok saat itu meminta langsung kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Barat saat itu, Sabri Zakaria agar mau mengkaryakan Emzalmi sebagai Kepala Dinas Tata Kota Solok. 

Enam tahun mengabdi di Kota Solok, Walikota Bukittinggi meminta kepada Sabri Zakaria agar Emzalmi dapat menjadi Kepala Dinas Kota Bukittinggi. Emzalmi pun diangkat menjadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum di Kota Bukittinggi pada 1991-1994.

Zuiyen Rais yang memasuki tahun kedua sebagai Walikota Padang pada 1994, meminta langsung kepada Sabri Zakaria agar bisa menjadikan Emzalmi sebagai Kepala Dinas Tata Kota Padang. Pengalaman Emzalmi menata Kota Solok jadi alasannya.

Sabri Zakaria pun meminta langsung kepada Walikota Bukittinggi pada masa itu untuk melepas Emzalmi pindah ke Kota Padang dengan alasan Kota Padang adalah Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat, tentu membutuhkan seorang perencana penataan kota yang mumpuni.

WaliKota Bukittinggi awalnya menolak, namun karena berbagai macam pertimbangan akhirnya bersedia melepas Emzalmi kembali ke kampung halamannya di Kota Padang sebagai Kepala Dinas Tata Kota Padang pada 1994-1998.

WaliKota Bukittinggi pada masa itu berpesan sebelum Emzalmi pindah, Emzalmi harus dapat mencarikan pengganti dirinya sendiri yang memiliki kemampuan di bidang pekerjaan umum yang setara dengan dirinya atau minimal mendekati dirinya.

Emzalmi menyanggupinya dan menyodorkan nama rekannya semasa masih bertugas di Lubuak Sikaping Pasaman. Di Kabupaten Pasaman ini, Emzalmi bertugas selama kurang lebih enam tahun.

(***)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »