Opini
PARLEMEN
Sports
Tengku Zulkarnain Serukan Boikot Produk Prancis, Denny Siregar Malah Bicara Soal Saling Menghormati
BentengSumbar.com On Kamis, Oktober 29, 2020
Gubernur Sumbar Letakan Batu Pertama Tempat Parkir Masjid Subulussalam
BentengSumbar.com On Kamis, Oktober 29, 2020
Sumpah Pemuda ke-92, Irwan Prayitno: Mari Kita Bersatu dan Bangkit Mewujudkan Masyarakat Sumbar yang Unggul
BentengSumbar.com On Kamis, Oktober 29, 2020
Lagi, 260 Warga Sumbar Positif Covid-19, Meninggal 7 Orang
BentengSumbar.com On Rabu, Oktober 28, 2020
Soal Rencana Kepulangan, Kapitra Ampera: Kadang Pendukung HRS Lebay
BentengSumbar.com On Rabu, Oktober 28, 2020
BENTENGSUMBAR.COM - Politisi PDI Perjuangan Kapitra Ampera menyayangkan sikap para pendukung Habib Rizieq yang cebderung lebay menyikapi rencana kepulangannya dari Saudi Arabia ke Indonesia.
Menurut Kapitra, apa yang dikatakan dan digaungkan oleh para pendukungnya bahkan sama sekali tidak dilakukan oleh Habib Rizieq Shihab (HRS).
Seperti misalnya pernyataan Rizieq akan kembali untuk memimpin revolusi.
"Para pendukungnya ini terlalu mengeluarkan steatmen-steatment yang menimbulkan tafsiran dan stimulisasi dan rangsangan-rangsangan orang berpikir hal-hal yang sebenarnya tidak dilakukan oleh Habib Rizieq, itu aja yang saya sayangkan," kata Kapitra kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu, 28 Oktober 2020.
"Pendukung-pendukungunya tidak usalah bilang revolusi, ngga ada yang seperti itu," tandas Kapitra menambahkan.
Kapitra bingung, narasi yang digembar-gemborkan bakal melakukan revolusioleh pendukung HRS.
Apakah ingin berperang melawan negara?
"Sepanjang Republik ini pembertontak menang melawan negara, karena negara punya mesin perang. Sebetulnya, Habib Rizieq hanya ingin kembali ke Indonesia, itu saja," demikian Kapitra
Sumber: RMOL
Megawati soal Halte TransJ Dibakar: Enak Aja, Emangnya Duit Lo?
BentengSumbar.com On Rabu, Oktober 28, 2020
BENTENGSUMBAR.COM - Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri meluapkan kekesalannya karena sejumlah halte TransJakarta dirusak bahkan dibakar saat demo beberapa waktu lalu. Megawati menyarankan lebih baik menyampaikan aspirasi lewat DPR.
"Saya bilang ngapain sih kamu demo-demo. Kalau enggak cocok ,pergi ke DPR. Di sana ada RDP itu terbuka bagi aspirasi. Kalian ini orang politik atau bukan.... Sekarang kamu bayangkan keluargamu, anak-anakmu dibuat seperti itu. Kalau enggak ada rasa sakit hati, bohong! Manusia sama aja, dibuat Allah SWT itu sama. kita yang membuatnya berbeda. Camkan lho," kata Megawati dalam sambutannya di acara peresmian Kantor PDIP secara virtual, Rabu, 28 Oktober 2020.
Megawati mengaku sudah tidak tahan dengan tindakan anarkis yang terjadi saat demonstrasi. Dia menyayangkan halte yang dibuat dengan anggaran besar dirusak begitu saja dengan para pendemo.
"Ini ketua umum kan jarang ngomong. Tapi sekali saya ngomong saya enggak tahan. Masyaallah, susah-susah bikin halte, enak aja dibakar-bakar, emangnya duit lo? Ditangkap enggak mau. Ini gimana ya. Aku sih pikir lucu banget Indonesia sekarang," ujarnya.
Dia lalu menanyakan anggaran membuat satu halte kepada Djarot Syaiful Hidayat. Dalam acara itu, Djarot sedang berada di samping Megawati.
"Nah, ini ada Pak Djarot, satu halte dibangun berapa biayanya?" tanya Megawati.
"Bisa sampe Rp 3 miliar, Bu," jawab Djarot.
"Tuh, 3 miliar, mungkin sekarang dengan kenaikan inflasi. Kalau ibu-ibu patokannya harga emas gitu. Mana mungkin lagi mau dibenerin itu 3 miliar cukup. Coba bayangkan. Itu rakyat siapa ya. Itu yang namanya anak-anak muda? Saya ngomong gini itu dalam Sumpah Pemuda lho," sambung Megawati.
Megawati kemudian membandingkan dengan pemuda zaman dahulu, yang berani bikin sumpah untuk bersatu memperjuangkan negara. Dia menilai keadaannya berbeda dengan saat ini.
"Ya bayangin zaman dulu kok bisa ya pemuda, karena tertekan, karena belum merdeka dia sampai berani bikin sumpah. Ayo kalau kalian hari ini bisa nggak bikin sumpah kayak gitu. Waduh pikirannya zaman dulu lho sampai bersatu bikin sumpah, eh zaman penjajahan ditangkap lah. Ini udah merdeka, dirusak sendiri," tuturnya.
Sumber: detikcom
Survei: Susi Pudjiastuti dan Rizal Ramli Dipercaya Publik Gantikan Menteri Yang Kena Reshuffle
BentengSumbar.com On Rabu, Oktober 28, 2020
BENTENGSUMBAR.COM - Ada beberapa nama yang dinilai publik layak duduk di kursi kementerian pada Kabinet Indonesia Maju pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin.
Dalam survei yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO) terkait tokoh yang diharapkan menjadi menteri saat terjadi reshuffle, muncul beberapa nama familiar.
Sebut saja mantan Menteri KKP, Susi Pudjiastuti yang mendapatkan suara 40,1 persen, kemudian Arief Yahya sebanyak 35,7 persen, Dahlan Iskan 32,3 persen. Selain itu, Ignatius Jonan sebanyak 26,6 persen, Sandiaga Salahuddin Uno 23,9 persen, dan Rizal Ramli 20,2 persen.
“Ada Bu Susi Pudjiastuti tokoh yang diharapkan untuk kembali masuk, lanjut, Pak Arif Yahya, Rizal Ramli. Termasuk juga Haidar Nasir,” kata Direktur Eksekutif IPO, Dedi Kurnia Syah saat memaparkan survei Kinerja Kementerian/Lembaga, Peluang Reshuffle Kabinet dan Potensi Capres 2024 yang disampaikan secara virtual, Rabu, 28 Oktober 2020.
Selain nama di atas, ada juga Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo yang dipilih responden 18,5 persen, Said Aqil Siradj sebanyak 17,6 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 16,1 persen, Nasaruddin Umar 14,7 persen, Ahmad Heryawan 14,3 persen, Muhammad Zainul Majdi 9,0 persen.
Selanjutnya, Archandra Tahar 7,3 persen, Gatot Nurmantyo 5,1 persen, terakhir Hanif Dhakiri 1,9 persen.
“Ada nama yang jarang sekali di-mention untuk isu-isu reshuffle yang memperoleh respon di bawah 1%, di antaranya Muhaimin Iskandar, Zulkifli Hasan, Muhammad Hanafi Rais, juga masuk kemudian Yenny Wahid, dan Fahri Hamzah,” katanya.
“Ini pertama kalinya Fahri Hamzah di-mention untuk menggantikan menteri. Mungkin karena beliau sudah tidak lagi di DPR dan ada Grace Natalie di bawah,” tandasnya.
Survei dilakukan menggunakan metode purposive sampling terhadap 170 orang pemuka pendapat yang berasal dari peneliti universitas, lembaga penelitian mandiri, dan asosiasi ilmuwan sosial/perguruan tinggi.
Sementara survei terhadap massa pemilih nasional dilakukan dengan metode multistage random sampling terhadap 1.200 responden di seluruh wilayah proporsional Indonesia dengan margin of error 2,9 % dan tingkat kepercayaan 95 %. Periode survei 12-23 Oktober 2020.
Sumber: RMOL