Catatan Reko Suroko: Berebut 'Tuah' Jokowi?

KANG Suro harus manggut-manggut sendiri , kadang juga tertawa. Ketika membaca berita di berbagai media online ataupun media ekstrem.

Mereka seolah -olah berlomba membangun narasi bahwa Jokowi memiliki 'tuah' dan 'tuah' itu diperebutkan oleh Prabowo dan Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024.

Kang Suro membaca di  berbagai tulisan itu bahwa Prabowo menjadi penerus Jokowi. Tak beda dengan Prabowo, Ganjar yang merupakan petugas partai juga menjelma menjadi pengganti Jokowi.

Di masa silam, saat jaman kerajaan penerus tahta memang dipersiapkan. Namun, di jaman now sudah tidak lazim penyiapan pengganti pimpinan.

Tanda tanya besar

Justru menjadi tanda tanya besar, mengapa Jokowi harus bersusah payah cawe-cawe menyiapkan pengganti. 

Jika menyiapkan pengganti mestinya hanya dari satu sisi, dalam hal ini PDIP, partai yang membesarkannya. 

Bukan Gerindra pula disiapkan, Prabowo, untuk didukung dalam Pilpres 2024 mendatang.

Kini, seolah-olah Prabowo dan Ganjar berebut 'tuah' Jokowi. Bisa -bisa yang direbut adalah tulang tanpa isi.

Dalam wikikamus bahwa 'tuah' itu memiliki arti kemasyhuran. Apakah saat ini Jokowi masih mashyur, artinya Jokowi masih ber-'tuah'.

'Tuah'Jokowi yang pernah disandangnya 2019 silam, saat sekarang mulai meluntur.

'Tuah ' Jokowi yang ada sekarang berupa jabatan presiden yang melekat pada diri Jokowi.

Bukan kemasyhuran yang dibangun dari kerja yang merakyat. 

Melainkan 'tuah' yang muncul dari narasi yang digarap oleh para pendengung. 

Lantaran jabatan

Kang Suro masih keheranan dengan cara seorang pemimpin yang berburu 'tuah'.

Dengan cara membangun pengaruh lewat berbagai narasi yang didengungkan 'pemuja'-nya.

Semasa hidupnya Kang Suro melewati delapan presiden, baru Jokowi yang 'memelira ' pengikut. 

Mengapa Jokowi berburu 'tuah' di akhir masa bhaktinya sebagai presiden?

Ini sangat berbeda saat Jokowi menjadi Walikota Solo, nyaris dua periode menjabat posisi itu dan ditinggalkannya.

Begitu pula saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, meski belum habis masa kerjanya, Jokowi juga meninggalkannya.

Namun, saat Jokowi hendak berakhir jabatannya sebagai presiden, dia seperti tidak ikhlas.

Awalnya ada narasi tiga periode , narasi ini kandas. Muncul penambahan masa jabatan tiga tahun, ini juga kandas.

Bagi Kang Suro itu bagian dari mempertahankan 'tuah' yang mulai meredup. 

Bahkan ikut cawe-cawe di dalam pengajuan capres dan cawapres, itu juga terus mengobarkan 'tuah' yang nyaris tamat.

Prabowo dan Ganjar

Kang Suro meyakini bahwa Prabowo mempunyai kalkulasi lain, soal berebut 'tuah'. Saat ini Prabowo digarap Jokowi, oke oke saja. 

Namun setelah semua atribut kemasyhuran Jokowi runtuh, maka akan ada cerita lain.

Namun beda dengan Ganjar, dia yang merupakan petugas partai, kebijakan besar ditangan Sang Ketua.

*Ditulis Oleh: Reko Suroko, Pemerhati social budaya dan politik, Tinggal di Solo, Pernah bekerja sebagai jurnalis 26 tahun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »