BentengSumbar.com --- Sejarah tampaknya akan kembali terulang, saat SBY-JK maju pada Pilpres 2004. Saat itu, JK tidak didukung oleh Partai Golkar secara de jure. Namun secara de fakto, kader-kader partai berlambang pohon beringin ini menjatuhkan pilihannya kepada SBY-JK.
Agaknya, kali ini, kondisi ini juga dialami internal Partai Golkar. Secara de jure, partai yang dipimpin Aburizal Bakri ini menyerahkan dukungan tertulis kepada Prabowo-Hatta. Namun pergerakan kader menunjukan, mereka lebih enjoy mendukung Jokowi-JK (JJ).
Ketokohan JK masih sangat kuat. Meski sudah 72 tahun, JK berhasil membuktikan kemampuannya dengan menjadi cawapres pendamping Capres Jokowi. Melalui pertimbangan matang, Megawati Soekarno, Ketua Umum PDI Perjuangan, beserta mitra koalisinya Nasdem, PKB, dan Hanura, akhirnya memilih JK.
JK yang pernah menjadi Ketua Umum Golkar periode 2004-2009, dinilai Emrus Sihombing, peneliti politik Universitas Pelita Harapan (UPH), bisa kembali berkuasa di Golkar jika berhasil memenangkan Pilpres 2014.
"JK nggak mungkin jadi ketua umum karena AD/ART mereka (Golkar), nggak boleh dua kali jadi ketua umum. Jadi orangnya JK yang akan jadi ketua umum," jelas Emrus Sihombing, seperti diberitakan merdeka.com, pada Selasa (20/5).
Menurut Emrus, hal itu bisa saja terjadi mengingat Golkar memiliki kursi yang banyak di DPR berdasarkan hasil Pileg 2014. "Jadi kalau yang menang Prabowo, sosok ketua umum Golkar yang baru nanti dipastikan akan dari kubu Ical. Tapi kalau Jokowi-JK yang menang, maka akan menjadi menarik. Ketua umum Golkar bisa dari kubu JK," imbuhnya.
Saat ini, suara Partai Golkar tampak terbelah. Meski Ical memutuskan mendukung Prabowo-Hatta, para kader muda Golkar justru mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi-JK.
Bahkan, Luhut Panjaitan, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, juga menyatakan mendukung pasangan Jokowi-JK. Luhut menyebut, berdasarkan survei, sebanyak 42 persen kader Golkar mendukung Jokowi.
Menurutnya, sekitar dua pertiga dari seluruh kader Golkar akan memilih pasangan Jokowi-JK di Pilpres mendatang. "Ya kira-kira begitu lah. Tapi kalau saya lihat di hasil Pemilu terakhir, hampir 42 persen orang Golkar memilih Jokowi. Mungkin kalau JK masuk, nanti lebih besar ya," kata Luhut di Jakarta, pada Selasa (20/5).
JK sendiri mengaku bersedia menjadi cawapres bagi Jokowi demi bangsa. Dia masih ingin mengabdi pada bangsa dan negara. (Ibnu/nefosnews)
Agaknya, kali ini, kondisi ini juga dialami internal Partai Golkar. Secara de jure, partai yang dipimpin Aburizal Bakri ini menyerahkan dukungan tertulis kepada Prabowo-Hatta. Namun pergerakan kader menunjukan, mereka lebih enjoy mendukung Jokowi-JK (JJ).
Ketokohan JK masih sangat kuat. Meski sudah 72 tahun, JK berhasil membuktikan kemampuannya dengan menjadi cawapres pendamping Capres Jokowi. Melalui pertimbangan matang, Megawati Soekarno, Ketua Umum PDI Perjuangan, beserta mitra koalisinya Nasdem, PKB, dan Hanura, akhirnya memilih JK.
JK yang pernah menjadi Ketua Umum Golkar periode 2004-2009, dinilai Emrus Sihombing, peneliti politik Universitas Pelita Harapan (UPH), bisa kembali berkuasa di Golkar jika berhasil memenangkan Pilpres 2014.
"JK nggak mungkin jadi ketua umum karena AD/ART mereka (Golkar), nggak boleh dua kali jadi ketua umum. Jadi orangnya JK yang akan jadi ketua umum," jelas Emrus Sihombing, seperti diberitakan merdeka.com, pada Selasa (20/5).
Menurut Emrus, hal itu bisa saja terjadi mengingat Golkar memiliki kursi yang banyak di DPR berdasarkan hasil Pileg 2014. "Jadi kalau yang menang Prabowo, sosok ketua umum Golkar yang baru nanti dipastikan akan dari kubu Ical. Tapi kalau Jokowi-JK yang menang, maka akan menjadi menarik. Ketua umum Golkar bisa dari kubu JK," imbuhnya.
Saat ini, suara Partai Golkar tampak terbelah. Meski Ical memutuskan mendukung Prabowo-Hatta, para kader muda Golkar justru mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi-JK.
Bahkan, Luhut Panjaitan, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golkar, juga menyatakan mendukung pasangan Jokowi-JK. Luhut menyebut, berdasarkan survei, sebanyak 42 persen kader Golkar mendukung Jokowi.
Menurutnya, sekitar dua pertiga dari seluruh kader Golkar akan memilih pasangan Jokowi-JK di Pilpres mendatang. "Ya kira-kira begitu lah. Tapi kalau saya lihat di hasil Pemilu terakhir, hampir 42 persen orang Golkar memilih Jokowi. Mungkin kalau JK masuk, nanti lebih besar ya," kata Luhut di Jakarta, pada Selasa (20/5).
JK sendiri mengaku bersedia menjadi cawapres bagi Jokowi demi bangsa. Dia masih ingin mengabdi pada bangsa dan negara. (Ibnu/nefosnews)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »