![]() |
Dr Syahrizal Syarief |
BentengSumbar.com -- Wakil Sekretaris Jenderal NU Dr Syahrizal Syarief berharap pemerintah tidak berlebihan menanggapi munculnya kasus virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) di Arab Saudi, yang dikhawatirkan menular jamaah umrah asal Indonesia.
Penyakit ini, menurut Syahrial yang juga pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini, tidak mudah menular dari orang ke orang, kecuali mereka yang memiliki hubungan dekat, yaitu orang yang merawat seperti tenaga kesehatan atau orang yang memiliki hubungan dekat dengan orang yang sakit tersebut.
“Jadi, kalau ketemu di jalan, tidak gampang tertular,” jelasnya, di gedung PBNU, Kamis (8/5).
Ia menambahkan, World Health Organization (WHO) menetapkan tingkat kebahayaan penyakit ini pada level 2 atau tahap waspada. “Sejauh ini juga tidak ada travel warning dari negara lain,” tandasnya.
MERS, disebabkan oleh corona virus, yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), tetapi tidak menular seperti SARS yang gampang sekali menular kepada orang lain.
Upaya untuk mencegah penyakit, yang diperkirakan muncul dari onta yang sedang sakit ini, adalah dengan menjaga kebersihan diri, sering mencuci tangan atau menggunakan masker jika diperlukan. Virus ini, rentan di udara terbuka sehingga menjaga kebersihan diri dengan selalu mencuci tangan dengan sabun anti bakteri akan menghindari kemungkinan terserang penyakit ini.
Keadaan ini menurutnya, bisa menjadi pelajaran pengelola haji dan umroh agar memperhatikan kesehatan jamaah. Sementara itu, bagi pemerintah, seluruh jamaah haji dan umroh atau TKI asal Timur Tengah perlu diberikan kartu alert. Mereka yang selama 14 hari setelah kedatangan menderita demam, sesak napas atau batuk, perlu melapor.
Sebelumnya, Dirjen Haji Anggito Abimanyu menghimbau calon jamaah umroh yang berusia diatas 65 tahun atau ibu hamil menunda keberangkatannya ke Arab Saudi sedangkan Menag Suryadharma Ali membuka kemungkinan pelarangan lansia berangkat haji dan umroh jika penyebaran virus ini merebak. (Buya Malin)
Penyakit ini, menurut Syahrial yang juga pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini, tidak mudah menular dari orang ke orang, kecuali mereka yang memiliki hubungan dekat, yaitu orang yang merawat seperti tenaga kesehatan atau orang yang memiliki hubungan dekat dengan orang yang sakit tersebut.
“Jadi, kalau ketemu di jalan, tidak gampang tertular,” jelasnya, di gedung PBNU, Kamis (8/5).
Ia menambahkan, World Health Organization (WHO) menetapkan tingkat kebahayaan penyakit ini pada level 2 atau tahap waspada. “Sejauh ini juga tidak ada travel warning dari negara lain,” tandasnya.
MERS, disebabkan oleh corona virus, yang sama dengan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), tetapi tidak menular seperti SARS yang gampang sekali menular kepada orang lain.
Upaya untuk mencegah penyakit, yang diperkirakan muncul dari onta yang sedang sakit ini, adalah dengan menjaga kebersihan diri, sering mencuci tangan atau menggunakan masker jika diperlukan. Virus ini, rentan di udara terbuka sehingga menjaga kebersihan diri dengan selalu mencuci tangan dengan sabun anti bakteri akan menghindari kemungkinan terserang penyakit ini.
Keadaan ini menurutnya, bisa menjadi pelajaran pengelola haji dan umroh agar memperhatikan kesehatan jamaah. Sementara itu, bagi pemerintah, seluruh jamaah haji dan umroh atau TKI asal Timur Tengah perlu diberikan kartu alert. Mereka yang selama 14 hari setelah kedatangan menderita demam, sesak napas atau batuk, perlu melapor.
Sebelumnya, Dirjen Haji Anggito Abimanyu menghimbau calon jamaah umroh yang berusia diatas 65 tahun atau ibu hamil menunda keberangkatannya ke Arab Saudi sedangkan Menag Suryadharma Ali membuka kemungkinan pelarangan lansia berangkat haji dan umroh jika penyebaran virus ini merebak. (Buya Malin)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »