![]() |
Prabowo Subinato dan Joko Widodo, dua calon pemimpin bangsa |
BOSAN dengan black campaign, menarik melihat adu strategi dari kedua belah pihak, terutama dari sisi media campaign-nya. Mereka punya target market sendiri-sendiri.
Prabowo digambarkan sebagai seorang yang jantan, tegas dan berwibawa.. Jargonnya adalah macan asia. Maka dikeluarkanlah foto-foto lamanya yang masih muda dengan baret merah. Banyak wanita yg kepincut dengan foto-foto lama ini, dan memang dia ganteng dan gagah.
"Kejantanan" Prabowo diperkuat dengan hadirnya ia di GBK dengan menunggang kuda. Kemampuannya menundukkan rival politik yang akhirnya malah menjadi mitra koalisi, menambah nilai poin. Ahmad Dhani pun euphoria dengan memberikan pernyataan, "Kalau tidak memilih Prabowo berarti diragukan kejantanannya.."
Jokowi digambarkan sebagai orang ndeso, baik dari logat medhoknya, blusukannya, caranya menyalami orang tua dengan membungkuk adalah ciri khas wajah ndeso. Tetapi ndeso-nya Jokowi bukan ndeso yang mudah dikibuli. Ndeso hanya wajahnya, tapi gerakannya, kata-katanya, perbuatannnya digambarkan sebagai orang ndeso yang layak memimpin. Toh, hampir semua pemimpin di Indonesia berasal dari desa.
Wajah Jokowi adalah wajah orang kebanyakan, karena itu jargonnya "Jokowi adalah kita", menggambarkan ia adalah cermin diri kita, harapan kita, pembela kita. Kita ini maksudnya adalah masyarakat menengah - menengah bawah atau kebanyakan.
Kalau Prabowo digambarkan sebagai si kaya, Jokowi si miskin. Kalau Prabowo digambarkan militer, Jokowi adalah rakyat. Kalau Prabowo digambarkan tegas dan keras, Jokowi banyak tawa dan friendly.
Prabowo dan Jokowi adalah lawan kata. Ini yang membuat pertarungan menjadi menarik.
Ada orang-orang yang masih nostalgia dengan zamannya pak Harto yang militeristik, merindukan ketegasan (kekejaman bila perlu), wibawa dan itu hanya bisa dibangun melalui konsep militer (baret merah).
Tapi ada juga orang-orang yang merindukan kesederhanaan, ketulusan hati, kerakyatan dan itu hanya bisa dibangun melalui diri kita (cermin)
Prrabowo adalah pasukan langit (Garuda) dan Jokowi adalah pembela bumi (Banteng).
High profile vs low profile.
Menarikkan? Anda pilih kopi yang mana? Pake krim atau hitam kental? Pahit atau manis? Pake gelas atau cangkir?
Pemilu kali ini saya sendiri memberikan angka tinggi untuk timses Jokowi.
Kenapa? Karena Jokowi adalah isu baru yang dibangun dengan konsep berlawanan dari pendahulunya (SBY), sedangkan Prabowo tergambar menjadi seorang SBY.
Merubah mainstream dan mindset adalah keberanian yang tinggi dan cerdas karena memahami bahwa masyarakat sudah sangat bosan dengan suasana langit.
Rakyat di bumi, selama 10 tahun, hanya mampu menatap langit dimana para dewa biru dan dewa koalisi tertawa-tertawa dengan perut gendut dan wajah lebar, mengejek rakyat yang mudah ditunggangi untuk kepentingan mereka.
Makanya ketika para dewa pada berjatuhan dari langit, rakyat langsung teriak kesenangan, "Sukurinnnn... Biar mampus... Kapok mu kapan... " Dan segudang guyonan sebagai bahan tertawa sambil memegang perutnya yang kelaparan.
Karena itulah, mereka berharap pada "pendekar bumi" utk membantu mengatasi rasa lapar mereka dan mengangkat kebanggaan mereka sebagai manusia.
Eh ada lagi dewa yang jatuh warna hijau karena kekenyangan... Sukurinnnn.....
By: Denny Siregar
By: Denny Siregar
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »