![]() |
Aksi Mahasiswa tolak pencabutan subsidi BBM. |
BentengSumbar.com --- Puluhan mahasiswa tergabung di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) menggelar aksi demo mengecam kelangkaan bahan bakar minyak (BBM). Menurut mereka, kelangkaan itu disebabkan gagalnya pemerintah menerapkan kebijakan penghematan BBM nasional dan lambatnya distribusi.
Aksi demo yang dilakukan BEM Unand ini digelar di perempatan Presiden di Jl. Katib Sulaiman , Kamis (28/8). Selain berorasi, beberapa orang anggota BEM membagi-bagikan selebaran kepada semua pemakai jalan yang melintas di tempat itu. Selain membawa bendera merah Putih dan bendara para mahasiswa juga membawa bendera bertuliskan BEM.
Selain itu para mahasiswa yang demo juga membawa sejumlah poster bertuliskan 'kebijakan penghematan BBM bukan solusi" "Negara bertanggung jawab atas kelangkaan BBM, Tolak pencabutan subsidi BBM.
Koordinator lapangan (korlip) Redo Deskumar dalam orasinya mengatakan, kelangkaan BBM yang melanda di berbagai daerah di Indonesia saat ini adalah sebuah ironi. Indonesia yang terkenal sebagai negara kaya sumberdaya alam seperti minyak itu, ternyata justru mengalami kelangkaan BBM.
Akibat kelangkaan BBM bersubsidi masyarakat dibuat tercekik dengan kuota BBM yang tersedia di daerah. Aparahnya lagi saat ininterjadi ketidak seimbagangan antara permintaan dengan penawaran mengakibatkan antrian kendaraan berjejer di sepanjang jalan. Sehingga terjadi melambungnya harga BBM mencapai Rp15.000 per liter.
"Kita menilai Negara tidak mampu menjamin tersedianya BBM murah bagi rakyat tidak yang kurang mampu. Sebaliknya harga BBM semakin mahal dan BBM jadi langka sehingga menimbulkan kepanikan masyarakat. Dikatakannya lagi di saat bersaman pada Kamis ini 65 orang Anggota DPRD Prov Sumbar telah dilantik dan diambil sumpahnya sebagi wakil rakyat akan semakin besar tanggungjawabnya terhadap kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Melihat fenomena kelangkaan BBM bersubsidi disertai dengan pelantikan anggota DPRD Prov Sumbar untuk masa bakti 2014-2019, kami dari BEM KM Unand, BEM se- Unand mendesak pemerintah dan DPRD terpilih untuk, menormalisasi distribusi BMM disertai disemua daerah dengan segera dan disertai pemangkasan BBMbersubsidi.
Memperketat sistem tata niaga sehingga tidak terjadi penimbunan BBM atau penjualan BBM bersubsidi kepihak yang seharusnya tidak mendapatkan subsidi. Lalu mengelola dan mengutamakan kepentingan BBM dan energi yang pro rakyat.
"Kita meminta DPRD harus berkerja secara profesioanl dan independen serta mementingkan kepentingan rakyat.Selain itu kita juga meminta DPRD segera menyelesaikan permasalahan atau tungakan tugas yang diterlantarkan oleh anggota DPRD priode sebelumnya," cakapnya.
Dalam aksi demo menentang kelangkaan BBM tersebut aksi mahasiswa Unand dikawal oleh puluhan personel Polda Sumbar dan sempat terjadi aksi dorong- mendorong antara pendemo dengan polisi, dikarenakan mahasiswa ingin nyungsep ke DPRD. (Ys)
Aksi demo yang dilakukan BEM Unand ini digelar di perempatan Presiden di Jl. Katib Sulaiman , Kamis (28/8). Selain berorasi, beberapa orang anggota BEM membagi-bagikan selebaran kepada semua pemakai jalan yang melintas di tempat itu. Selain membawa bendera merah Putih dan bendara para mahasiswa juga membawa bendera bertuliskan BEM.
Selain itu para mahasiswa yang demo juga membawa sejumlah poster bertuliskan 'kebijakan penghematan BBM bukan solusi" "Negara bertanggung jawab atas kelangkaan BBM, Tolak pencabutan subsidi BBM.
Koordinator lapangan (korlip) Redo Deskumar dalam orasinya mengatakan, kelangkaan BBM yang melanda di berbagai daerah di Indonesia saat ini adalah sebuah ironi. Indonesia yang terkenal sebagai negara kaya sumberdaya alam seperti minyak itu, ternyata justru mengalami kelangkaan BBM.
Akibat kelangkaan BBM bersubsidi masyarakat dibuat tercekik dengan kuota BBM yang tersedia di daerah. Aparahnya lagi saat ininterjadi ketidak seimbagangan antara permintaan dengan penawaran mengakibatkan antrian kendaraan berjejer di sepanjang jalan. Sehingga terjadi melambungnya harga BBM mencapai Rp15.000 per liter.
"Kita menilai Negara tidak mampu menjamin tersedianya BBM murah bagi rakyat tidak yang kurang mampu. Sebaliknya harga BBM semakin mahal dan BBM jadi langka sehingga menimbulkan kepanikan masyarakat. Dikatakannya lagi di saat bersaman pada Kamis ini 65 orang Anggota DPRD Prov Sumbar telah dilantik dan diambil sumpahnya sebagi wakil rakyat akan semakin besar tanggungjawabnya terhadap kebutuhan masyarakat," ujarnya.
Melihat fenomena kelangkaan BBM bersubsidi disertai dengan pelantikan anggota DPRD Prov Sumbar untuk masa bakti 2014-2019, kami dari BEM KM Unand, BEM se- Unand mendesak pemerintah dan DPRD terpilih untuk, menormalisasi distribusi BMM disertai disemua daerah dengan segera dan disertai pemangkasan BBMbersubsidi.
Memperketat sistem tata niaga sehingga tidak terjadi penimbunan BBM atau penjualan BBM bersubsidi kepihak yang seharusnya tidak mendapatkan subsidi. Lalu mengelola dan mengutamakan kepentingan BBM dan energi yang pro rakyat.
"Kita meminta DPRD harus berkerja secara profesioanl dan independen serta mementingkan kepentingan rakyat.Selain itu kita juga meminta DPRD segera menyelesaikan permasalahan atau tungakan tugas yang diterlantarkan oleh anggota DPRD priode sebelumnya," cakapnya.
Dalam aksi demo menentang kelangkaan BBM tersebut aksi mahasiswa Unand dikawal oleh puluhan personel Polda Sumbar dan sempat terjadi aksi dorong- mendorong antara pendemo dengan polisi, dikarenakan mahasiswa ingin nyungsep ke DPRD. (Ys)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »