![]() |
Paduka Dantin Seri Puan Gadih Puti Reno Hajjah Rosma Mansor. |
BANYAK pihak yang bertanya, apa untungnya memberikan gelar sangsako adat kepada orang di luar Minangkabau. Namun mereka lupa, bahwa pemberian gelar itu pun tak ada ruginya.
Padahal, memberikan gelar sangsako adat kepada orang dari luar Minangkabau memiliki nilai strategis sendiri. Gelar yang diberikan tanda penghormatan atas khidmat yang dilakukan oleh penerima gelar kepada suatu komunitas kebudayaan tertentu. Tentunya pemberian gelar dan penghormatan terhadap orang tersebut memiliki dampak positif kepada kemunitas kebudayaan dan adat tersebut.
Dalam sebuah kata bijak, Imam Ali Kwh, menantu Rasulullah SAW pernah mengatakan, "Dengan berbuat baik, hati akan tertaklukan. Lakukan kebaikan kepada siapa saja, niscaya engkau akan menjadi tuannya." Dalam kesempatan lain Imam Ali Kwh mengatakan, "Sesungguhnya hati memiliki keinginan, kepedulian dan keengganan. Maka datangilah ia dari arah kesenangan dan kepeduliannya. Sebab, jika hati itu dipaksakan, ia akan buta."
Pemberian gelar sangsako adat tentu memiliki makna sebagaimana digambarkan Imam Ali Kwh tersebut, yaitu berbuat baik dan menundukan hati seseorang. Betapa bahagianya hati seseorang, terkadang mereka haru, diberikan penghormatan yang begitu tinggi, dengan 'derjah' yang disandangkan kepadanya. Jika hatinya sudah tertundukan, maka dia tentu akan memberikan penghargaan dan penilaian yang bagus pula. Apatah lagi itu diberikan kepada seorang pembesar negeri.
"Pergaulilah manusia dengan pergaulan yang apabila kamu meninggal dunia mereka menangisimu dan jika kamu hidup mereka menyayangimu. Sesungguhnya Allah tidak menyuruhmu melakukan sesuatu kecuali yang baik dan membawa kebaikan, dan tidak melarangmu kecuali dari yang buruk dan menimbulkan keburukan," demikian nasehat Imam Ali Kwh kepada kaum beriman.
Memberikan penghormatan kepada tamu, dan memberikan penghargaan kepada orang yang dianggap telah banyak berbuat kebaikan merupakan suatu hal yang disuruhkan dalam Agam kita. Agama dan adat kita mengajarkan cara-cara menghormati tamu dan menggembirakan hati mereka selama bertamu di rumah kita, sehingga mereka merasa betah, bahkan punya keinginan untuk kembali bertamu.
Mungkin itulah etika yang ingin dilihatkan oleh kaum suku Chaniago Sumagek Rumah Gadang Atok Ijuak Alang Laweh. Mereka ingin memberikan penghormatan kepada Paduka Dantin Seri Hajjah Rosma Mansor dengan menjadikannya sebagai kerabat dan memberikan derjah sebagai Puti. Beliau pantas dihormati, bukan karena istrinya Datuk Tan Sri Najib Razak, Perdana Menteri Malaysia saja, namun karena beliau merupakan keturunan Minangkabau asal Sari Lamak Kabupaten 50 Kota.
Pemberian gelar sangsako adat dari karib kerabat kaum Suku Chaniago Sumagek Alang Laweh merupakan penghormatan kepada tamu, dimana Paduka Dantin Seri Hajjah Rosma Mansor berkenan hadir pada acara Islamic Fahsionshow Festival yang digagas oleh Datuk Reza Raja Syah dari Malaysia dan Dekranasda Provinsi Sumatera Barat.
Lantas apa dampaknya bagi Sumatera Barat? Tentu memiliki dampak yang berarti. Disamping menjalin persaudaraan bangsa serumpun, apatah lagi Negeri Sembilan dan Malaysia memiliki historis yang kuat dengan Minangkabau, juga berdampak pada dunia pariwisata dan usaha di Minangkabau. Karena kedatangan Paduka Dantin Seri Hajjah Rosma Mansor juga membawa serta pengusaha dari Malaysia. Wallahu'alambishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Humas Forum Komunikasi Anak Nagari Pauh IX, Kecamatan Kuranji
Padahal, memberikan gelar sangsako adat kepada orang dari luar Minangkabau memiliki nilai strategis sendiri. Gelar yang diberikan tanda penghormatan atas khidmat yang dilakukan oleh penerima gelar kepada suatu komunitas kebudayaan tertentu. Tentunya pemberian gelar dan penghormatan terhadap orang tersebut memiliki dampak positif kepada kemunitas kebudayaan dan adat tersebut.
Dalam sebuah kata bijak, Imam Ali Kwh, menantu Rasulullah SAW pernah mengatakan, "Dengan berbuat baik, hati akan tertaklukan. Lakukan kebaikan kepada siapa saja, niscaya engkau akan menjadi tuannya." Dalam kesempatan lain Imam Ali Kwh mengatakan, "Sesungguhnya hati memiliki keinginan, kepedulian dan keengganan. Maka datangilah ia dari arah kesenangan dan kepeduliannya. Sebab, jika hati itu dipaksakan, ia akan buta."
Pemberian gelar sangsako adat tentu memiliki makna sebagaimana digambarkan Imam Ali Kwh tersebut, yaitu berbuat baik dan menundukan hati seseorang. Betapa bahagianya hati seseorang, terkadang mereka haru, diberikan penghormatan yang begitu tinggi, dengan 'derjah' yang disandangkan kepadanya. Jika hatinya sudah tertundukan, maka dia tentu akan memberikan penghargaan dan penilaian yang bagus pula. Apatah lagi itu diberikan kepada seorang pembesar negeri.
"Pergaulilah manusia dengan pergaulan yang apabila kamu meninggal dunia mereka menangisimu dan jika kamu hidup mereka menyayangimu. Sesungguhnya Allah tidak menyuruhmu melakukan sesuatu kecuali yang baik dan membawa kebaikan, dan tidak melarangmu kecuali dari yang buruk dan menimbulkan keburukan," demikian nasehat Imam Ali Kwh kepada kaum beriman.
Memberikan penghormatan kepada tamu, dan memberikan penghargaan kepada orang yang dianggap telah banyak berbuat kebaikan merupakan suatu hal yang disuruhkan dalam Agam kita. Agama dan adat kita mengajarkan cara-cara menghormati tamu dan menggembirakan hati mereka selama bertamu di rumah kita, sehingga mereka merasa betah, bahkan punya keinginan untuk kembali bertamu.
Mungkin itulah etika yang ingin dilihatkan oleh kaum suku Chaniago Sumagek Rumah Gadang Atok Ijuak Alang Laweh. Mereka ingin memberikan penghormatan kepada Paduka Dantin Seri Hajjah Rosma Mansor dengan menjadikannya sebagai kerabat dan memberikan derjah sebagai Puti. Beliau pantas dihormati, bukan karena istrinya Datuk Tan Sri Najib Razak, Perdana Menteri Malaysia saja, namun karena beliau merupakan keturunan Minangkabau asal Sari Lamak Kabupaten 50 Kota.
Pemberian gelar sangsako adat dari karib kerabat kaum Suku Chaniago Sumagek Alang Laweh merupakan penghormatan kepada tamu, dimana Paduka Dantin Seri Hajjah Rosma Mansor berkenan hadir pada acara Islamic Fahsionshow Festival yang digagas oleh Datuk Reza Raja Syah dari Malaysia dan Dekranasda Provinsi Sumatera Barat.
Lantas apa dampaknya bagi Sumatera Barat? Tentu memiliki dampak yang berarti. Disamping menjalin persaudaraan bangsa serumpun, apatah lagi Negeri Sembilan dan Malaysia memiliki historis yang kuat dengan Minangkabau, juga berdampak pada dunia pariwisata dan usaha di Minangkabau. Karena kedatangan Paduka Dantin Seri Hajjah Rosma Mansor juga membawa serta pengusaha dari Malaysia. Wallahu'alambishawab.
Ditulis Oleh :
Zamri Yahya, SHI
Humas Forum Komunikasi Anak Nagari Pauh IX, Kecamatan Kuranji
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »