![]() |
Seorang anak mengambil gambar Kelok 9, Kabupaten Limo Puluh Kota, Sumatera Barat. |
BentengSumbar.com --- Jembatan Kelok 9, Payakumbuh, Sumatera Barat, menjadi tempat wisata pemudik yang melintas dari Bukit Tinggi ke Pakanbaru atau sebaliknya. Selama lebaran, suasana di atas jembatan tertinggi di Sumbar tersebut terlihat ramai pemudik yang melepas penat sekaligus menikmati keindahan panorama setempat.
Puluhan kendaraan tampak parkir di pinggir jalan, sedangkan para pengendaranya antusias melihat ratusan mobil dan motor beriringan mendaki dari Jembatan Satu hingga Jembatan Enam. Kendaraan bernomor polisi B (Jakarta), BM (Riau), maupun daerah lain, tampak menepi setelah melalui enam jembatan dari arah Payakumbuh ke Kampar, Riau. Rasa ingin tahu dan ingin menikmati alur lampu kendaraan mendaki jembatan yang diresmikan SBY pada Oktiber 2013 itu agaknya mendorong pemudik untuk menepi.
Sementara di kedua sisi jalan, terlihat penjual jagung bakar, sate, bakso dan penganan lainnya. Menikmati iring-iringan kenderaan yang mendaki dari arah Kota Payakumbuh sambil makan jagung bakar dan kopi hitam agaknya memberi sensasi yang luar biasa.
Keberadaan jembatan itu membuat jarak tempuh Bukit Tinggi - Pekanbaru menjadi lebih lancar dan singkat, karena sebelumnya lalu-lintas terhambat oleh truk dan bus yang susah menanjak di lokasi tersebut.
Jembatan keempat ini memiliki daya tarik tersendiri karena menghubungkan dua tebing yang tinggi dan tampak cantik dari kejauhan karena lengkungannya seperti kubah. Jembatan dan panorama yang indah di sekitarnya telah menjadi obyek wisata tersendiri di Payakumbuh.
Jembatan Kelok 9 mulai dibangun pada 2003. Pembangunannya dilakukan dua tahap. Total panjang jembatan dan jalan 2.537 meter yang terdiri dari enam jembatan sepanjang 959 meter dan jalan penghubung sepanjang 1.537 meter.
Lebar keenam jembatan dan jalan 13,5 meter. Bentang jembatan terpendek 20 meter (Jembatan Satu) dan terpanjang 426 meter (Jembatan Empat). Jembatan Empat menggunakan konstruksi pelengkung beton dengan pondasi "bore pile" sedalam 20 meter untuk menahan berat jembatan dan guncangan horizontal jika terjadi gempa. (Des/Ant)
Puluhan kendaraan tampak parkir di pinggir jalan, sedangkan para pengendaranya antusias melihat ratusan mobil dan motor beriringan mendaki dari Jembatan Satu hingga Jembatan Enam. Kendaraan bernomor polisi B (Jakarta), BM (Riau), maupun daerah lain, tampak menepi setelah melalui enam jembatan dari arah Payakumbuh ke Kampar, Riau. Rasa ingin tahu dan ingin menikmati alur lampu kendaraan mendaki jembatan yang diresmikan SBY pada Oktiber 2013 itu agaknya mendorong pemudik untuk menepi.
Sementara di kedua sisi jalan, terlihat penjual jagung bakar, sate, bakso dan penganan lainnya. Menikmati iring-iringan kenderaan yang mendaki dari arah Kota Payakumbuh sambil makan jagung bakar dan kopi hitam agaknya memberi sensasi yang luar biasa.
Keberadaan jembatan itu membuat jarak tempuh Bukit Tinggi - Pekanbaru menjadi lebih lancar dan singkat, karena sebelumnya lalu-lintas terhambat oleh truk dan bus yang susah menanjak di lokasi tersebut.
Jembatan keempat ini memiliki daya tarik tersendiri karena menghubungkan dua tebing yang tinggi dan tampak cantik dari kejauhan karena lengkungannya seperti kubah. Jembatan dan panorama yang indah di sekitarnya telah menjadi obyek wisata tersendiri di Payakumbuh.
Jembatan Kelok 9 mulai dibangun pada 2003. Pembangunannya dilakukan dua tahap. Total panjang jembatan dan jalan 2.537 meter yang terdiri dari enam jembatan sepanjang 959 meter dan jalan penghubung sepanjang 1.537 meter.
Lebar keenam jembatan dan jalan 13,5 meter. Bentang jembatan terpendek 20 meter (Jembatan Satu) dan terpanjang 426 meter (Jembatan Empat). Jembatan Empat menggunakan konstruksi pelengkung beton dengan pondasi "bore pile" sedalam 20 meter untuk menahan berat jembatan dan guncangan horizontal jika terjadi gempa. (Des/Ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »