Pencari Tuhan

Ilustrasi 
Oleh: Denny Siregar   

SUHU tiba-tiba turun sampai minus 42 derajat celcius dan kecepatan angin berkisar 240km/jam di pegunungan Aconcagua, Argentina.

Badai salju yang tiba-tiba ini menyulitkan perjalanan Norman Edwin dan Didik Samsu, anggota Mapala UI yang berpengalaman mendaki 5 gunung tertinggi di dunia.

Didik mengalami kebutaan. Ia tidak mampu lagi melihat, sehingga ia harus menyerah dan tinggal di dalam tenda di ketinggian lebih dari 6000 meter. Tapi perjuangan untuk mencapai puncak harus diteruskan.

Norman Edwin mengangguk, tanda ia mengerti bahwa ia harus melanjutkan perjalanan sendirian. Sahabatnya bukan tipikal penyerah, tapi kondisinya tidak memungkinkan lagi untuk berjalan, bahkan akan memberatkan.

Dengan sisa tenaga yang ada Norman mendaki sendirian. Di setiap meter, satu persatu anggota badannya terlepas. Ia mengalami frostbite. jari-jari tangannya menjadi beku dan pecah seperti es.

Mereka berdua tidak pernah mencapai puncak. Didik Samsu ditemukan tim SAR meninggal beku di dalam tenda, dan Norman Edwin terperosok di dalam celah es. Jenazah mereka di-evakuasi beberapa minggu kemudian, di bulan Maret tahun 1992.

Pendakian gunung adalah representasi dari pendakian hidup. Bahwa puncak sebenarnya bukan tujuan, itu hanya sebagai tanda saja bahwa kita harus mulai mempersiapkan diri kembali untuk bergerak mencapai titik yang lebih tinggi dari yang telah diraih.

Di dalam pendakian, kita akan menemukan teman-teman seperjalanan yang mempunyai visi ketinggian yang sama. Nafas kita dan nafas mereka sama. Ruh kita dan ruh mereka terikat kuat untuk saling menolong, saling mengangkat dan saling memberi semangat untuk melanjutkan perjuangan. Inilah yang disebut sebagai persahabatan.

Semakin berat perjalanan, maka ikatan ketulusan menjadi semakin kuat. Karena pada ketinggian tertentu, suasana akan sangat hening.

Disinilah kita paham bahwa kesulitan akan mendatangkan sahabat sejati. Sahabat yang datang disaat hening jauh lebih sedikit dibandingkan teman-teman di kaki gunung yang riuh rendah.

Pada akhirnya, hidup juga yang akan mengalahkan kita karena hidup sebenarnya tidak mempunyai puncak. Kekayaan-nya berada dalam proses-prosesnya. Kebijaksanaannya datang melalui tekanan-tekanannya.

Norman Edwin dan Didik Samsu memahami bahwa puncak mereka sebenarnya kematian. Karena semakin tinggi akal kita mencari Tuhan, maka semakin dekat kita dengan kematian.

Hidup itu sebenarnya adalah perjalanan spiritual dan bukan material. (***)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »