![]() |
Oleh: Denny Siregar. |
TOMMY Winata sepertinya tidak senang ketika Jokowi akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan Prroyek Jembatan Selat Sunda atau JSS. Proyek yang rencananya menghabiskan dana Rp255 T itu, seharusnya dibangun 2015. TW bahkan sudah menghabiskan Rp1,5 T untuk studi kelayakan.
Kenapa ? Menurut Jokowi selain balik modalnya lama, sekitar 30 tahun, proyek JSS itu juga akan bertentangan dengan visi dia mengembangkan dunia maritim, dimana Jokowi akan membangun pelabuhan-pelabuhan yang menghubungkan seluruh Indonesia.
Dengan terkoneksinya seluruh pelabuhan yang ada, maka ide tol laut bisa terealisasi. Sebagai catatan, yang dimaksud tol laut itu bukan jalan tol di atas laut, tetapi lalu lintas laut akan semakin ramai dengan tumbuhnya kapal barang dan penumpang.
Jokowi juga menolak pembangunan Rp255 triliun itu hanya untuk pengembangan wilayah barat. Dengan uang sebesar itu, maka seluruh area dair Sabang sampai Merauke akan terkoneksi dengan baik. Indonesia betul-betul akan menadi negara kepulauan dengan mengandalkan transportasi laut.
Tapi keliatannya TW senyum-senyum aja. Selain Rp1,5 T itu gada arti apa-apa buat dia, dia juga malah punya visi baru untuk mendominasi lalu lintas laut. Mungkin karena itulah pengusaha ini bertandang ke tempat Bu Susi.
Dengan tersebarnya uang pembangunan JSS ke seluruh wilayah, cashflow perusahaannya akan lebih terjaga daripada terpusat ke satu jembatan saja.
Anda lihat ?
Indonesia mulai bergerak menuju perubahan yang fantastis jika visi Jokowi ini terlaksana dengan baik. Konsentrasi pembangunan di daratan akan beralih. Lautan menjadi lalu lintas yang padat dan kegiatan ekonomi baru akan tumbuh tajam.
Kita tidak lagi mengandalkan sumber daya darat, karena sumber daya laut adalah potensi raksasa yang akan berkibar. Tenaga kerja akan banyak terserap kesana. Kita akan menjadi proyek percontohan bagi negara-negara di dunia, dimana laut adalah penopang daratan, bukan sebaliknya.
Ketika lalu lintas laut padat, akan ada pelabuhan tengah laut dimana disana ada Resto apung, RS di laut, sampai SPBU. Maka terbagilah kepadatan penduduk yang selama ini terkonsentrasi di Jawa. Mereka akan lebih banyak tinggal di tengah lautan yang sudah menjadi daratan untuk mereka. Indonesia benar-benar akan menjadi negara maritim, bukan hanya slogan saja.
Ah, mungkin Jokowi mendapat ide ini setelah nonton film Water World yang dibintangi Kevin Costner. Atau sesudah bertandang ke Venesia Italia, kota air. Tapi kalau melihat model ndesonya, konsepnya pasti mengadopsi lalu lintas dan perdagangan sungai di Banjarmasin.
Itulah Big Picture yang sangat brillian. Sebuah pemikiran yang out of the box. Jokowi melihat Indonesia dari sisi yang berbeda. Mental pengusahanya mampu melihat peluang disaat orang lain hanya sibuk berteriak masalah. Yang saya heran, ngapain sih Jokowi sibuk mikirin hal begituan ? Kan tinggal terima duit dari TW sekian ratus miliar supaya proyek JSS tetap jalan, sudah beres.
Seperti pejabat yang dulu-dulu itu tuh..
(Penulis adalah pengamat masalah sosial, budaya, agama, dan politik. Tinggal di Jakarta)
Kenapa ? Menurut Jokowi selain balik modalnya lama, sekitar 30 tahun, proyek JSS itu juga akan bertentangan dengan visi dia mengembangkan dunia maritim, dimana Jokowi akan membangun pelabuhan-pelabuhan yang menghubungkan seluruh Indonesia.
Dengan terkoneksinya seluruh pelabuhan yang ada, maka ide tol laut bisa terealisasi. Sebagai catatan, yang dimaksud tol laut itu bukan jalan tol di atas laut, tetapi lalu lintas laut akan semakin ramai dengan tumbuhnya kapal barang dan penumpang.
Jokowi juga menolak pembangunan Rp255 triliun itu hanya untuk pengembangan wilayah barat. Dengan uang sebesar itu, maka seluruh area dair Sabang sampai Merauke akan terkoneksi dengan baik. Indonesia betul-betul akan menadi negara kepulauan dengan mengandalkan transportasi laut.
Tapi keliatannya TW senyum-senyum aja. Selain Rp1,5 T itu gada arti apa-apa buat dia, dia juga malah punya visi baru untuk mendominasi lalu lintas laut. Mungkin karena itulah pengusaha ini bertandang ke tempat Bu Susi.
Dengan tersebarnya uang pembangunan JSS ke seluruh wilayah, cashflow perusahaannya akan lebih terjaga daripada terpusat ke satu jembatan saja.
Anda lihat ?
Indonesia mulai bergerak menuju perubahan yang fantastis jika visi Jokowi ini terlaksana dengan baik. Konsentrasi pembangunan di daratan akan beralih. Lautan menjadi lalu lintas yang padat dan kegiatan ekonomi baru akan tumbuh tajam.
Kita tidak lagi mengandalkan sumber daya darat, karena sumber daya laut adalah potensi raksasa yang akan berkibar. Tenaga kerja akan banyak terserap kesana. Kita akan menjadi proyek percontohan bagi negara-negara di dunia, dimana laut adalah penopang daratan, bukan sebaliknya.
Ketika lalu lintas laut padat, akan ada pelabuhan tengah laut dimana disana ada Resto apung, RS di laut, sampai SPBU. Maka terbagilah kepadatan penduduk yang selama ini terkonsentrasi di Jawa. Mereka akan lebih banyak tinggal di tengah lautan yang sudah menjadi daratan untuk mereka. Indonesia benar-benar akan menjadi negara maritim, bukan hanya slogan saja.
Ah, mungkin Jokowi mendapat ide ini setelah nonton film Water World yang dibintangi Kevin Costner. Atau sesudah bertandang ke Venesia Italia, kota air. Tapi kalau melihat model ndesonya, konsepnya pasti mengadopsi lalu lintas dan perdagangan sungai di Banjarmasin.
Itulah Big Picture yang sangat brillian. Sebuah pemikiran yang out of the box. Jokowi melihat Indonesia dari sisi yang berbeda. Mental pengusahanya mampu melihat peluang disaat orang lain hanya sibuk berteriak masalah. Yang saya heran, ngapain sih Jokowi sibuk mikirin hal begituan ? Kan tinggal terima duit dari TW sekian ratus miliar supaya proyek JSS tetap jalan, sudah beres.
Seperti pejabat yang dulu-dulu itu tuh..
(Penulis adalah pengamat masalah sosial, budaya, agama, dan politik. Tinggal di Jakarta)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »