BentengSumbar.com --- Hyogo Framework for Action merupakan kesepakatan internasional antara 168 negara, mencakup tiga tujuan strategis, lima prioritas aksi dan beberapa saran implementasi dan aksi tindak lanjut PRB. Ditandatangani 2005 dan akan berakhir tahun 2015.
Di Indonesia HFA atau Kerangka Aksi Hyogo merubah paradigma bencana dari respons ke pengurangan risiko, melahirkan UU PB, BNPB, BPBD, PRB dan berbagai kebijakan sensitif risiko. Demikian dijelaskan Dr. Raditya Jati, The National Agency for Disaster Management (BNPB) dalam Presented for IORA Meeting di Inna Muara Hotel Padang, Senin (22/12/2014).
Dalam makalahnya yang berjudul "Pre Meeting for IORA on DISASTER RISK REDUCTION After the 10 Years of Tsunami Indian Ocean", Ia menjelaskan tiga tujuan strategis tersebut adalah mengintegrasikan PRB ke dalam kebijakan, rencana dan program pembangunan dan pengurangan kemiskinan, menganggap PRB sebagai isu kemanusiaan sekaligus isu pembangunan – dalam konteks pembangunan berkelanjutan, dan Fokus pada implementasi di tingkat negara, dengan kerjasama bilateral, multilateral, regional dan internasional.
Sedangkan 5 prioritas Kerangka Aksi Hyogo adalah memastikan PRB menjadi prioritas nasional dan lokal yang didukung oleh kelembagaan yang kuat. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana dan penguatan sistem peringatan dini. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan edukasi untuk membudayakan keselamatan dan ketangguhan di segala tingkatan. Mengurangi faktor penyebab risiko yang mendasar. Menguatkan kesiapsiagaan untuk tanggap darurat yang efektif di setiap tingkatan. (by)
Di Indonesia HFA atau Kerangka Aksi Hyogo merubah paradigma bencana dari respons ke pengurangan risiko, melahirkan UU PB, BNPB, BPBD, PRB dan berbagai kebijakan sensitif risiko. Demikian dijelaskan Dr. Raditya Jati, The National Agency for Disaster Management (BNPB) dalam Presented for IORA Meeting di Inna Muara Hotel Padang, Senin (22/12/2014).
Dalam makalahnya yang berjudul "Pre Meeting for IORA on DISASTER RISK REDUCTION After the 10 Years of Tsunami Indian Ocean", Ia menjelaskan tiga tujuan strategis tersebut adalah mengintegrasikan PRB ke dalam kebijakan, rencana dan program pembangunan dan pengurangan kemiskinan, menganggap PRB sebagai isu kemanusiaan sekaligus isu pembangunan – dalam konteks pembangunan berkelanjutan, dan Fokus pada implementasi di tingkat negara, dengan kerjasama bilateral, multilateral, regional dan internasional.
Sedangkan 5 prioritas Kerangka Aksi Hyogo adalah memastikan PRB menjadi prioritas nasional dan lokal yang didukung oleh kelembagaan yang kuat. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana dan penguatan sistem peringatan dini. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan edukasi untuk membudayakan keselamatan dan ketangguhan di segala tingkatan. Mengurangi faktor penyebab risiko yang mendasar. Menguatkan kesiapsiagaan untuk tanggap darurat yang efektif di setiap tingkatan. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »