![]() |
Edi Hasymi menerima kaos bertuiliskan 60+ dari Anda Hayani Yosef. |
BentengSumbar.com --- Kualitas air sungai di Kota Padang tidak lagi aman dikonsumsi. Pasalnya, pencemaran air sungai semakin menjadi-jadi. Hal ini telah terpantau sejak dua tahun belakangan ini.
“Hasil pantauan dua tahun belakangan ini tingkat pencemaran air sungai menurun. Artinya sungai tidak tambah bersih, akan tetapi tambah keruh, terkontaminasi dan tidak sehat,” ujar Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Kota Padang, Edi Hasymi di sela-sela peringatan “Earth Hour 2015” di Taman Melati Padang, Sabtu (28/3).
Dikatakan Edi Hasymi, cukup banyak penyumbang tercemarnya air sungai. Penyumbang itu diantaranya sampah domestik atau biasa disebut sampah rumahtangga.
“Dari hasil penelitian kita, yang paling tinggi menyumbang rata-rata dari sampah domestik atau sampah rumah tangga seperti bekas popok bayi, bekas sayur dan lainnya,” terang Edi.
Edi sangat menyayangkan sikap masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungan. Sampah tidak langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan.
“Masyarakat cenderung tidak membuang sampah ke tempatnya. Di buang ke got atau bandar, sehingga bila terjadi hujan, sampah akan terbawa ke sungai dan mencemari,” kata Edi.
Hal ini juga diakui Koordinator Komunitas Earth Hour Kota Padang, Anda Hayani Yosef. Menurutnya, pada World Water Day yang dilakukan 22 Maret lalu, sampah di sungai Kota Padang didominasi dari sampah rumah tangga.
“Kesadaran dari level grass road atau rumahtangga masih kurang. Ini menjadi critical poin bagi kami dalam menjalankan aksi-aksi peduli bumi di Kota Padang,” katanya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang ini mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai dan lingkungan dengan baik.
“Hasil pantauan dua tahun belakangan ini tingkat pencemaran air sungai menurun. Artinya sungai tidak tambah bersih, akan tetapi tambah keruh, terkontaminasi dan tidak sehat,” ujar Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedalda) Kota Padang, Edi Hasymi di sela-sela peringatan “Earth Hour 2015” di Taman Melati Padang, Sabtu (28/3).
Dikatakan Edi Hasymi, cukup banyak penyumbang tercemarnya air sungai. Penyumbang itu diantaranya sampah domestik atau biasa disebut sampah rumahtangga.
“Dari hasil penelitian kita, yang paling tinggi menyumbang rata-rata dari sampah domestik atau sampah rumah tangga seperti bekas popok bayi, bekas sayur dan lainnya,” terang Edi.
Edi sangat menyayangkan sikap masyarakat yang masih kurang peduli terhadap lingkungan. Sampah tidak langsung dibuang ke tempat yang telah disediakan.
“Masyarakat cenderung tidak membuang sampah ke tempatnya. Di buang ke got atau bandar, sehingga bila terjadi hujan, sampah akan terbawa ke sungai dan mencemari,” kata Edi.
Hal ini juga diakui Koordinator Komunitas Earth Hour Kota Padang, Anda Hayani Yosef. Menurutnya, pada World Water Day yang dilakukan 22 Maret lalu, sampah di sungai Kota Padang didominasi dari sampah rumah tangga.
“Kesadaran dari level grass road atau rumahtangga masih kurang. Ini menjadi critical poin bagi kami dalam menjalankan aksi-aksi peduli bumi di Kota Padang,” katanya.
Mantan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang ini mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai dan lingkungan dengan baik.
“Kesadaran menjaga kebersihan dimulai dari dalam diri untuk kemudian diaplikasikan di lingkungan tempat tinggal,” ujarnya. (Charlie)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »