BentengSumbar.com --- Pertumbuhan kendaraan bermotor di Indonesia sangat tak seimbang dengan penyediaan jalan raya. Hal ini tentu berdampak makin krodit-nya situasi di jalanan. Kondisi ini juga terjadi di Sumatera Barat, terutama di kota Padang. Kota Padang kini terasa makin macet dan semberawut. 142,6 ribu unit kendaraan bermotor, 80 persen di antaranya sepeda motor bertambah tahun 2014. Pelanggaran terus terjadi, dan kecelakaan juga tak terelakan. Korban sudah berjatuhan.
Menyikapi persoalan ini, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas), Kepolisian Daerah (Polda) Provinsi Sumatera Barat melakukan optimalisasi manajenen keselamatan berlalu lintas. Salah satu program unggulannya adalah penggelaran kekuatan, yaitu menurunkan seluruh polisi lalu lintas (polantas) ke jalan. Dan hebatnya, Kombes Pol Eddy Djunaedi, SIK sebagai Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) juga turun langsung mengatur lalu lintas di jalan bersama anggotanya.
Sejak sebulan lalu, simpang-simpang jalan dan ruas-ruas tertentu di kota Padang diramaikan oleh polantas. Berbeda dengan sebelumnya, polantas yang berjaga terlihat ramah dan mengayomi. Tak ada lagi yang menghardik pengguna jalan. Tak terlihat lagi ada razia di tempat-tempat yang menjebak. Polantas terlihat telah menerapkan slogan S3 dalam tugasnya, yaitu senyum, sapa dan salam. Kondisi ini mulai membuat nyaman pengguna jalan di kota Padang.
“Ya… Kami turunkan semua petugas pada jam-jam sibuk, terutama pada pagi dan sore,” kata Kombes Pol Eddy Djunaedi, SIK, Dirlantas Polda Sumbar menjawab binews di ruang kerjanya, Kamis (1/10). “Kita ubah pendekatan dalam menyadarkan masyarakat pengguna jalan, yaitu kita ajak mereka mematuhi peraturan lalu lintas secara humanis,” tambahnya. “Sebagai pimpinan, saya tentu harus memberi contoh bagaimana jadi polantas yang baik dan benar itu,” tambahnya lagi.
Dikatakan Eddy Djunaedi, polantas diwajibkan menerapkan slogan S3 kepada pengguna jalan, yaitu senyum, sapa dan salam. “Bagi yang belum tertib kita ajak untuk tertib dengan ramah,” jelasnya. “Tali helm yang tidak terpasang, kita ingatkan dan kita pasangkan, sehingga mereka merasa dimanusiakan,” ujarnya mencontohkan. “Kita lebih mengedepankan preentif (pendidikan) dan prevenfit (pencegahan) ketimbang represif (penindakan),” tegasnya.
Putera Magetan, Jawa Timur yang didampingi Kepala Subditbingakum, AKBP Zulkifli Malaras ini menegaskan, salah satu tujuan penggelaran kekuatan ini adalah untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran (kamseltibcar) lalu lintas. “Dengan senyum mereka yang melanggar kita sapa dan kita salami untuk mengajaknya supaya tertib dalam berlalu lintas,” tegas alumni Akpol tahun 1993 itu. “Hasilnya lumayan bagus, kota Padang sudah mulai tertib,” tegasnya lagi.
Disamping itu, lelaki ramah nan low profile itu juga meningkatkan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus. “Kita ingin generasi muda kita taat aturan dalam berlalu lintas,” sebutnya. “Kalau mudanya sudah taat, tentu dewasanya nanti juga tetap taat,” tambahnya. “Ketika nanti sebagian besar pengguna jalan sudah tertib, baru yang nakalnya kita tindak,” tegasnya. “Ini semua bertujuan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas,” tegasnya lagi.
“Kota Padang kita jadikan pilot proyek optimalisasi manajemen keselamatan berlalu lintas, bekerja sama dengan Polresta Padang,” ujar Eddy Djunaidi. “Dan, polres/polresta lain akan menyusul segera,” tambahnya sembari menegaskan, program tersebut adalah terjemahan dari program Kapolda Sumbar, Brigjen Pol Drs Bambang Sri Hermanto, MH yang menginginkan terwujudnya polisi bersih (tanpa pungli), pengguna jalan yang tertib (taat aturan) dan polisi peduli sosial (suka menolong). “Untuk itu, polisi harus melayani dan mengayomi masyarakat,” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama, Kasubditbingakum, AKBP Zulkifli Malaras menjelaskan, angka laka lantas Sumbar tahun 2014 turun dibanding tahun 2013. Tahun 2013 terjadi 2.635 kasus dengan 611 orang meninggal, sementara tahun 2014 turun menjadi 2.336 kasus dengan 530 orang meninggal. “Pasca laka lantas, kita juga terus mempermudah proses klaim asuransi bagi korban dan ahli warisnya,” ujarnya. “Untuk itu, setiap laka lantas harus tercatat, supaya kita bisa mengeluarkan surat keterangan sebagai syarat pencairan klaim asuransi,” tegas Rang Dharmasraya yang hobi Bulutangkis itu.
Jasa Raharja Siap Mendukung
PT Jasa Raharja (Persero) sebagai perusahaan yang menangani asuransi kecelakaan lalu lintas siap mendukung program Ditlantas, Polda Sumbar. “Dalam hal pendidikan dan penyuluhan tertib berlalu lintas, kita juga punya program untuk itu,” sebut Doni Firmansyah, Humas PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumbar di kantornya, Kamis (1/10). “Kami sering kerja sama dengan polantas dalam memberikan penyuluhan tertib berlalu lintas, dan cara mengurus klaim asuransi kecelakaan lalu lintas,” tambahnya.
Ditegaskan Doni, pihaknya sangat care dengan ahli waris dan korban kecelakaan lalu lintas. “Makanya kita terus mempermudah pengurusan klaimnya,” tegasnya. “Begitu administrasinya lengkap, langsung kita bayarkan,” tegasnya lagi sembari mengatakan, salah satu syaratnya adalah surat keterangan polisi dan catatan medis dari dokter. “2014, kita bayar klaim Rp 25,6 miliar untuk 603 yang meninggal dan 1.317 luka berat serta pertanggungan lainnya, dan sampai September 2015 kita sudah bayarkan Rp20,1 miliar untuk 561 meninggal dan 1.096 luka berat,” jelasnya.
Dijelaskan Doni, klaim pertanggungan yang diterima ahli waris dan korban kecelakaan lalu lintas adalah, Rp 25 juta untuk yang meninggal dan biaya pengobatan maksimal Rp10 juta jika terjadi di darat, laut dan kereta api. “Kecelakaan pesawat (udara), yang meninggal dapat Rp50 juta dan biaya pengobatan maksimal Rp25 juta,” ujarnya. “Kita siap mendukung program Ditlantas, Polda Sumbar untuk mengoptimalkan manajemen keselanatan berlalu lintas,” ulangnya.
Seperti diketahui, konsep manajemen keselamatan berlalu lintas tersebut sejalan tujuan dari UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), yaitu Mewujudkan dan memlihara Kamseltibcarlantas, Meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas, Membangun budaya tertib berlalu lintas dan Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang LLAJ.
Amanat dari PBB di bidang Road Safety, salah satunya adalah dengan membangun RUNK (Rencana Umum Nasional Keselamatan) yang terdiri dari 5 Pilar, yaitu Management Road Safety ( Manajemen Keselamatan Berlalu lintas), Safer Road (Jalan yang berkeselamatan), Safer Vehicle (Kendaraan yang berkeselamatan), Safer People (Manusia yang berkeselamatan) dan Post Crash (Pasca Kecelakaan).
Program-program RUNK dijabarkan dalam Decade of Action (DoA) atau dekade aksi keselamatan dengan semangat "Saatnya Bertindak". Dekade Aksi Keselamatan merupakan upaya baik perorangan maupun institusi untuk menampilkan kinerja yang profesional, cerdas, bermoral dan moderen. Sejalan dengan amanat di atas, Korps Lalu Lintas Polri bertekad mengimplemntasikan Dekade Aksi Keselamatan dan mengimplementasikan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan motto "Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dan Budayakan sebagai Kebutuhan". (novermal)
Menyikapi persoalan ini, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas), Kepolisian Daerah (Polda) Provinsi Sumatera Barat melakukan optimalisasi manajenen keselamatan berlalu lintas. Salah satu program unggulannya adalah penggelaran kekuatan, yaitu menurunkan seluruh polisi lalu lintas (polantas) ke jalan. Dan hebatnya, Kombes Pol Eddy Djunaedi, SIK sebagai Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) juga turun langsung mengatur lalu lintas di jalan bersama anggotanya.
Sejak sebulan lalu, simpang-simpang jalan dan ruas-ruas tertentu di kota Padang diramaikan oleh polantas. Berbeda dengan sebelumnya, polantas yang berjaga terlihat ramah dan mengayomi. Tak ada lagi yang menghardik pengguna jalan. Tak terlihat lagi ada razia di tempat-tempat yang menjebak. Polantas terlihat telah menerapkan slogan S3 dalam tugasnya, yaitu senyum, sapa dan salam. Kondisi ini mulai membuat nyaman pengguna jalan di kota Padang.
“Ya… Kami turunkan semua petugas pada jam-jam sibuk, terutama pada pagi dan sore,” kata Kombes Pol Eddy Djunaedi, SIK, Dirlantas Polda Sumbar menjawab binews di ruang kerjanya, Kamis (1/10). “Kita ubah pendekatan dalam menyadarkan masyarakat pengguna jalan, yaitu kita ajak mereka mematuhi peraturan lalu lintas secara humanis,” tambahnya. “Sebagai pimpinan, saya tentu harus memberi contoh bagaimana jadi polantas yang baik dan benar itu,” tambahnya lagi.
Dikatakan Eddy Djunaedi, polantas diwajibkan menerapkan slogan S3 kepada pengguna jalan, yaitu senyum, sapa dan salam. “Bagi yang belum tertib kita ajak untuk tertib dengan ramah,” jelasnya. “Tali helm yang tidak terpasang, kita ingatkan dan kita pasangkan, sehingga mereka merasa dimanusiakan,” ujarnya mencontohkan. “Kita lebih mengedepankan preentif (pendidikan) dan prevenfit (pencegahan) ketimbang represif (penindakan),” tegasnya.
Putera Magetan, Jawa Timur yang didampingi Kepala Subditbingakum, AKBP Zulkifli Malaras ini menegaskan, salah satu tujuan penggelaran kekuatan ini adalah untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran (kamseltibcar) lalu lintas. “Dengan senyum mereka yang melanggar kita sapa dan kita salami untuk mengajaknya supaya tertib dalam berlalu lintas,” tegas alumni Akpol tahun 1993 itu. “Hasilnya lumayan bagus, kota Padang sudah mulai tertib,” tegasnya lagi.
Disamping itu, lelaki ramah nan low profile itu juga meningkatkan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan kampus-kampus. “Kita ingin generasi muda kita taat aturan dalam berlalu lintas,” sebutnya. “Kalau mudanya sudah taat, tentu dewasanya nanti juga tetap taat,” tambahnya. “Ketika nanti sebagian besar pengguna jalan sudah tertib, baru yang nakalnya kita tindak,” tegasnya. “Ini semua bertujuan untuk menekan angka kecelakaan lalu lintas,” tegasnya lagi.
“Kota Padang kita jadikan pilot proyek optimalisasi manajemen keselamatan berlalu lintas, bekerja sama dengan Polresta Padang,” ujar Eddy Djunaidi. “Dan, polres/polresta lain akan menyusul segera,” tambahnya sembari menegaskan, program tersebut adalah terjemahan dari program Kapolda Sumbar, Brigjen Pol Drs Bambang Sri Hermanto, MH yang menginginkan terwujudnya polisi bersih (tanpa pungli), pengguna jalan yang tertib (taat aturan) dan polisi peduli sosial (suka menolong). “Untuk itu, polisi harus melayani dan mengayomi masyarakat,” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama, Kasubditbingakum, AKBP Zulkifli Malaras menjelaskan, angka laka lantas Sumbar tahun 2014 turun dibanding tahun 2013. Tahun 2013 terjadi 2.635 kasus dengan 611 orang meninggal, sementara tahun 2014 turun menjadi 2.336 kasus dengan 530 orang meninggal. “Pasca laka lantas, kita juga terus mempermudah proses klaim asuransi bagi korban dan ahli warisnya,” ujarnya. “Untuk itu, setiap laka lantas harus tercatat, supaya kita bisa mengeluarkan surat keterangan sebagai syarat pencairan klaim asuransi,” tegas Rang Dharmasraya yang hobi Bulutangkis itu.
Jasa Raharja Siap Mendukung
PT Jasa Raharja (Persero) sebagai perusahaan yang menangani asuransi kecelakaan lalu lintas siap mendukung program Ditlantas, Polda Sumbar. “Dalam hal pendidikan dan penyuluhan tertib berlalu lintas, kita juga punya program untuk itu,” sebut Doni Firmansyah, Humas PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Sumbar di kantornya, Kamis (1/10). “Kami sering kerja sama dengan polantas dalam memberikan penyuluhan tertib berlalu lintas, dan cara mengurus klaim asuransi kecelakaan lalu lintas,” tambahnya.
Ditegaskan Doni, pihaknya sangat care dengan ahli waris dan korban kecelakaan lalu lintas. “Makanya kita terus mempermudah pengurusan klaimnya,” tegasnya. “Begitu administrasinya lengkap, langsung kita bayarkan,” tegasnya lagi sembari mengatakan, salah satu syaratnya adalah surat keterangan polisi dan catatan medis dari dokter. “2014, kita bayar klaim Rp 25,6 miliar untuk 603 yang meninggal dan 1.317 luka berat serta pertanggungan lainnya, dan sampai September 2015 kita sudah bayarkan Rp20,1 miliar untuk 561 meninggal dan 1.096 luka berat,” jelasnya.
Dijelaskan Doni, klaim pertanggungan yang diterima ahli waris dan korban kecelakaan lalu lintas adalah, Rp 25 juta untuk yang meninggal dan biaya pengobatan maksimal Rp10 juta jika terjadi di darat, laut dan kereta api. “Kecelakaan pesawat (udara), yang meninggal dapat Rp50 juta dan biaya pengobatan maksimal Rp25 juta,” ujarnya. “Kita siap mendukung program Ditlantas, Polda Sumbar untuk mengoptimalkan manajemen keselanatan berlalu lintas,” ulangnya.
Seperti diketahui, konsep manajemen keselamatan berlalu lintas tersebut sejalan tujuan dari UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), yaitu Mewujudkan dan memlihara Kamseltibcarlantas, Meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan lalu lintas, Membangun budaya tertib berlalu lintas dan Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang LLAJ.
Amanat dari PBB di bidang Road Safety, salah satunya adalah dengan membangun RUNK (Rencana Umum Nasional Keselamatan) yang terdiri dari 5 Pilar, yaitu Management Road Safety ( Manajemen Keselamatan Berlalu lintas), Safer Road (Jalan yang berkeselamatan), Safer Vehicle (Kendaraan yang berkeselamatan), Safer People (Manusia yang berkeselamatan) dan Post Crash (Pasca Kecelakaan).
Program-program RUNK dijabarkan dalam Decade of Action (DoA) atau dekade aksi keselamatan dengan semangat "Saatnya Bertindak". Dekade Aksi Keselamatan merupakan upaya baik perorangan maupun institusi untuk menampilkan kinerja yang profesional, cerdas, bermoral dan moderen. Sejalan dengan amanat di atas, Korps Lalu Lintas Polri bertekad mengimplemntasikan Dekade Aksi Keselamatan dan mengimplementasikan Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dengan motto "Jadilah Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dan Budayakan sebagai Kebutuhan". (novermal)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »