Evi Yandri : Kepemimpinan Irwan Prayitno Harus Dilanjutkan

Evi Yandri : Kepemimpinan Irwan Prayitno Harus Dilanjutkan
BANYAK alasan bagi sebagian besar orang mengatakan, "Kepemimpinan Irwan Prayitno Harus Dilanjutkan." Betapa tidak, selama memimpin Sumatera Barat, Prof DR H Irwan Prayitno, Psi, MSc., Datuk Rajo Bandaro Basa dianggap telah berhasil membawa daerah ini dari keterpurukan akibat gempa bumi dasyat 30 September 2009 ke arah yang lebih baik menuju Sumbar Bangkit. Keberhasilan tersebut bukan sekedar isapan jempol, walau disana sini masih saja ada upaya orang melakukan fitnah karena didorong faktor sakit hati dan faktor politis lainnya. Salah satu fitnah tersebut adalah Irwan Prayitno selama menjabat Gubernur Sumatera Barat dituding tidak pernah menggelontorkan proyek pembangunan ke kampung halamannya, Kuranji Kota Padang.

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu." (QS. Al Hujurat ayat 6). "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Hujurat ayat 12).

Evi Yandri Rajo Budiman, Ketua Forum Komunikasi Anak Nagari (FKAN) Pauh IX Kota Padang, membantah fitnah tersebut. Kepada penulis, Sabtu (21/11/2015), ia menegaskan, kepemimpinan Irwan Prayitno layak untuk dilanjutkan kembali. Menurutnya, selama lima tahun memimpin Sumatera Barat, Irwan Prayitno dianggap berhasil membawa Sumatera Barat bangkit dari keterpurukan pasca gempa 30 September 2009. Di Kuranji sendiri, beberapa kegiatan pembangunan tercatat telah dilaksanakan Irwan Prayitno.

Evi Yandri Rajo Budiman mengenang kembali memori lamanya, seminggu setelah Irwan Prayitno dilantik sebagai Gubernur Sumatera Barat pada tahun 2010, masyarakat Kuranji mengundang Irwan Prayitno untuk menghadiri kegiatan tersebut. Pada kesempatan tersebut, masyarakat meminta Irwan Prayitno membangun jembatan penghubung antara Simpang Kuranji dan Simpang Koto Tingga. Irwan Prayitno pun menyanggupi permohonan masyarakat dengan catatan pembebasan tanah merupakan tanggungjawab masyarakat dan Pemerintah Kota Padang.

Dalam hitungan hari, tim survai dari Dinas Prasjaltarkim Sumbar turun ke lapangan untuk memetakan lokasi pembangunan jembatan Simpang Kuranji dan Simpang Koto Tingga. Tim survai didampingi oleh beberapa orang tokoh masyarakat, salah satunya Ketua Badan Musyawarah Pembangunan Nagari (BMPN) Pauh IX Kota Padang, DR Damri, M. Pd. Keinginan masyarakat Kuranji dipenuhi Irwan Prayitno, tetapi sayang, pembebasan lahan tidak berhasil dilakukan Pemko Padang waktu itu. Namun, proses pembangunan jembatan tetap dilanjutkan, sembari proses pembebasan lahan terus diusahakan tim Pemko Padang bekerjasama dengan tokoh masyarakat, termasuk FKAN Pauh IX sendiri. 

Tak hanya itu, jelas Evi Yandri Rajo Budiman, pelebaran jalan Alai-Bypass yang pelaksanaannya terkendala selama tujuh tahun sebelum kepemimpinan Irwan Prayitno, setelah ia resmi menjabat Gubernur Sumatera Barat, pelebaran jalan Alai-Bypass tersebut bisa dilaksanakan. Pelaksanaan pembebasannya pun tetap juga terkendala oleh proses pembebasan lahan, karena pemko Padang waktu itu dinilai kurang serius melakukan pembebasan lahan. Irwan Prayitno pun mengambil kebijakan, lahan yang belum bisa dibebaskan ditinggalkan saja, dan pengerjaan dilakukan pada lahan yang sudah dibebaskan.

Dan saat ini, masyarakat sudah dapat menikmati hasil pembangunan pelebaran Alai-Bypass tersebut. Jalan yang dulu sempit, kini sudah lebar. Perekonomian masyarakat di sekitar jalan tersebut sudah menggeliat. Bahkan, kawasan Alai-Bypass sudah berkembang menjadi pusat ekonomi dan perdagangan. Banyak orang yang berinvestasi di daerah tersebut dengan membangun ruko, SPBU, dan bentuk usaha lainnya.

Demikian juga pembangunan jalur dua Bypass, terang Evi Yandri Rajo Budiman lagi, setelah sempat terhenti selama 20 tahun, pada akhir masa jabatan Irwan Prayitno sebagai Gubernur Sumatera Barat, pengerjaannya mulai dilaksanakan. Proses pembebasan lahan konsolidasi yang dikuasai masyarakat telah tuntas dilaksanakan, dan pengerjaannya pun sudah pula dilakukan. Untuk diketahui, proses pembebasan lahan konsolidasi tersebut dapat dituntaskan pada masa jabatan Walikota Mahyeldi dan Wakil Walikota Emzalmi yang memiliki komitmen kuat untuk pembangunan Kota Padang.

Dikatakan Evi Yandri, diakhir masa jabatan Irwan Prayitno sebagai Gubernur Sumatera Barat, dianggarkan dana sebesar Rp240 miliar untuk chekdam Batang Kuranji dan saat ini dalam tahap pengerjaan. Semua kegiatan pembangunan tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi, baik yang dianggarkan dalam APBD Provinsi Sumatera Barat maupun pada APBN, sebab gubernur merupakan perpanjangan tangan pusat di daerah.

Berkaitan dengan jalan lingkungan, irigasi, dan drainase, Evi Yandri Rajo Budiman menegaskan, kewenangannya berada di Pemerintah Kota Padang. Dan sebagaimana diketahui, sebelum kepemimpinan Mahyeldi-Emzalmi di Kota Padang, hubungan Pemko Padang dan Pemprov Sumbar memang terbilang kurang harmonis. Namun, setelah kepemimpinan Mahyeldi-Emzalmi, hubungan tersebut sudah dapat diperbaiki. Kedepan, agar hubungan yang harmonis tersebut dapat terus dipelihara, maka tidak ada pilihan lain, kepemimpinan Irwan Prayitno harus dilanjutkan. Tujuannya, agar sinergisitas antara Pemko dan Pemprov terus terwujud, sehingga pembangunan di Kota Padang dapat terlaksana dengan baik dan selalu disuport oleh Pemprov Sumbar.

Selama empat tahun masa jabatan Irwan Prayitno selaku Gubernur Sumatera Barat, terang Evi Yandri lagi, gebrakannya dibidang pembangunan fisik memang tidak terlihat nyata. Hal itu disebabkan Irwan Prayitno fokus membenahi Sumatera Barat pasca gempa. 200 ribu rumah masyarakat yang terkena gempa berhasil direhabilitasi, demikian juga pasar-pasar, rumah sakit, dan gedung perkantoran. Tetapi perlu juga dicatat, di bawah kepemimpinan Irwan Prayitno, Sumatera Barat berhasil melalui masa-masa sulit tersebut. Bahkan, Pemprov Sumbar berhasil meraih 204 penghargaan dimasa kepemimpinannya.

Baru, setahun menjelang berakhir masa jabatannya selaku gubernur, pembangunan fisik mulai digalakan di segala bidang. Misalnya, pembangunan Asrama Haji, pembangunan Stadion Utama di Sakabu Padangpariaman, pembangunan Taman Budaya, retrofit atau penguatan kembali struktur bangunan Kantor Gubernur Sumbar, pembangunan rumah dinas gubernur dan lain sebagainya.

Dikatakan Evi Yandri, Irwan Prayitno merupakan aset Nagari Pauh IX yang dipersembahkan untuk kemajuan Sumatera Barat. Sebagai bentuk dukungan dari Anak Nagari Pauh IX Basa Si Ampek Baleh, Evi Yandri bersama Anak Nagari lainnya pasang badan, berperan aktif menggalakan dukungan kepada pasangan calon gubernur nomor urut 2 tersebut. Bentuk dukungan tidak hanya diatas kertas, tetapi juga terlibat aktif dalam berbagai kesempatanan dengan pembiayaan sendiri dari dirinya bersama Anak Nagari lainnya.

Tentu Evi Yandri tak sembarangan memberikan dukungan. Sebelum memberikan dukungan penuh, dirinya telah melakukan komunikasi dengan Irwan Prayitno dan menyampaikan keluh kesah Anak Nagari selama ini kepadanya. Dan Irwan Prayitno pun sudah memahami persoalan tersebut dengan baik, sehingga kedepannya diharapkan Irwan Prayitno dapat memenuhi harapan besar Anak Nagari Pauh IX dan Kota Padang kepadanya.

Apatah lagi, pasangan Irwan Prayitno adalah Nasrul Abit yang dikenal sebagai bupati yang telah berhasil membawa Kabupaten Pesisir Selatan keluar dari ketertinggalan. Nasrul Abit dianggap berhasil membangun dunia pariwisata Pesisir Selatan dengan ikonnya objek Wisata Mandeh. Keyakinan Evi Yandri akan Sumbar Sejahtera yang dicita-citakan tersebut semakin mantap.

Evi Yandri berharap, jika pasangan ini terpilih nantinya, semua pembangunan yang terbengkalai dapat dituntaskan, seperti pembangunan jembatan Simpang Kuranji-Simpang Koto Tingga, dan yang lainnya. Selain itu, Evi Yandri mengharapkan, nantinya IP-NA merealisasikan pembangunan jembatan Gunung Nago, membantu Kota Padang mewujudkan pembangunan jalan lingkar timur, melestarikan tradisi yang ada di Kota Padang, seperti Silek Pauh, Saluang Pauh, dan lainnya.

Evi Yandri juga berharap, nantinya IP-NA juga mendokumentasikan nilai-nilai sejarah yang ada di Kuranji-Pauh dan Kota Padang pada umumnya. Misalnya, mengabadikan nama penjuang asal Kuranji-Pauh dalam bentuk nama jalan, seperti Si Patai, Abdullah Anjang, Ahmad Hosen dan mengusahakan mereka mendapat gelar pahlawan perintis kemerdekaan dan pahlawan nasional.

"Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim lagi amat bodoh." (QS. Al-Ahzab ayat 72). "Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil." (QS. An-Nisa ayat 58).

Ditulis Oleh:
Zamri Yahya
Wakil Ketua FKAN Pauh IX/Wakil Ketua PK KNPI Kuranji

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »