![]() |
FGD dan Seminar Kebijakan Agribisnis Nasional di Yogyakarta. |
BentengSumbar.com --- Deputi Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Pertanian berkerjasama dengan Universitas Gadjah Mada mengadakan Focus Group Discussion (FGD) dan Seminar Nasional Kebijakan Agribisnis Nasional (KAN) di Yogyakarta, pada Kamis (10/12). Pada kesempatan kali ini tema yang diusung adalah “Mewujudkan Keswadayaan Petani Melalui Penguatan Usaha dan Kelembagaan Agribisnis”.
Acara dibuka oleh Staf Ahli Bidang Pengembangan Daya Saing Nasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bambang Adi Winarso. Dalam sambutannya, Bambang menyampaikan bahwa kedaulatan pangan merupakan hal penting bagi sebuah negara. Sekalipun sudah ada Undang-Undang tentang Ketahanan Pangan tetapi realitasnya belum ditindaklanjuti menjadi fokus program kerja kabinet.
Meski demikian, menurutnya, pengembangan agribisnis harus terintegrasi dengan transformasi sistem ekonomi nasional. “Perbaikan tata niaga agribisnis juga perlu dilakukan, mulai dari sektor hulu ke hilir”, jelas Bambang. Tujuan pembenahan sistem yang ada diperlukan agar daya tawar petani menjadi baik. Hal ini karena cost production sektor pertanian di Indonesia terhitung tinggi di kawasan Asia. Maka dari itu perlu dilakukan efisiensi baik dalam hal lahan maupun penetapan bunga bank. “Intinya dari itu semua, saat ini perlu adanya perbaikan regulasi di bidang pertanian”, tambahnya.
Sambutan kemudian dilanjutkan oleh Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof.Dr.Suratman. Wakil Rektor UGM memaparkan bahwa Indonesia harus memiliki kebijakan yang kuat terhadap pengelolaan pangan untuk menciptakan sistem pangan nasional yang kuat. Banyak faktor, menurutnya, yang bisa menjadi faktor penentu kualitas produk pertanian. “Lahan, manusia, teknologi dan inovasi jika diolah dengan baik bisa menghasilkan produk yang unggul di bidang peranian”, ungkapnya.
Menurut Prof.Dr.Suratman, penguatan petani perlu dilakukan agar petani dengan lahan terbatas di tanah air masih bisa tetap Berjaya. Adapun penguatan petani bisa dilakukan penguatan inovasi di bidang agroproduksi, agroindustri, agrobisnis, agroteknologi dan agrowisata.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi FGD yang dibagi menjadi empat subgroup dengan tema bahasan yang berbeda. Tema-tema yang dibahas antara lain Kebijakan Pembangunan Pedesaan Berorientasi Kerakyatan, Penguatan Keswadayaan Kelembagaan Petani, Industrialisasi Pedesaan Berbasis Pertanian ,dan Permodalan Pedesaan dan Pasar. (rel)
Acara dibuka oleh Staf Ahli Bidang Pengembangan Daya Saing Nasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Bambang Adi Winarso. Dalam sambutannya, Bambang menyampaikan bahwa kedaulatan pangan merupakan hal penting bagi sebuah negara. Sekalipun sudah ada Undang-Undang tentang Ketahanan Pangan tetapi realitasnya belum ditindaklanjuti menjadi fokus program kerja kabinet.
Meski demikian, menurutnya, pengembangan agribisnis harus terintegrasi dengan transformasi sistem ekonomi nasional. “Perbaikan tata niaga agribisnis juga perlu dilakukan, mulai dari sektor hulu ke hilir”, jelas Bambang. Tujuan pembenahan sistem yang ada diperlukan agar daya tawar petani menjadi baik. Hal ini karena cost production sektor pertanian di Indonesia terhitung tinggi di kawasan Asia. Maka dari itu perlu dilakukan efisiensi baik dalam hal lahan maupun penetapan bunga bank. “Intinya dari itu semua, saat ini perlu adanya perbaikan regulasi di bidang pertanian”, tambahnya.
Sambutan kemudian dilanjutkan oleh Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof.Dr.Suratman. Wakil Rektor UGM memaparkan bahwa Indonesia harus memiliki kebijakan yang kuat terhadap pengelolaan pangan untuk menciptakan sistem pangan nasional yang kuat. Banyak faktor, menurutnya, yang bisa menjadi faktor penentu kualitas produk pertanian. “Lahan, manusia, teknologi dan inovasi jika diolah dengan baik bisa menghasilkan produk yang unggul di bidang peranian”, ungkapnya.
Menurut Prof.Dr.Suratman, penguatan petani perlu dilakukan agar petani dengan lahan terbatas di tanah air masih bisa tetap Berjaya. Adapun penguatan petani bisa dilakukan penguatan inovasi di bidang agroproduksi, agroindustri, agrobisnis, agroteknologi dan agrowisata.
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi FGD yang dibagi menjadi empat subgroup dengan tema bahasan yang berbeda. Tema-tema yang dibahas antara lain Kebijakan Pembangunan Pedesaan Berorientasi Kerakyatan, Penguatan Keswadayaan Kelembagaan Petani, Industrialisasi Pedesaan Berbasis Pertanian ,dan Permodalan Pedesaan dan Pasar. (rel)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »