![]() |
Jonru Ginting. Sumber Foto: garudacitizen.com. |
BENTENGSUMBAR.COM --- Tak hanya ISIS yang dikirimi surat cinta oleh Denny Siregar, kritikus dan pengamat di media sosial. Kali ini, Jonru juga dapat kiriman surat dari Denny Siregar dengan judul: Surat Warna Ungu Untuk Jonru.
Sebelumnya, pada fanpage miliknya tertanggal 15 Januari 2016, pukul 9.41 WIB, Jonru menulis banyak keanehan yang dia lihat pada bom Sarinah. Dia pun mengeluarkan analisa terkait aksi teror di jalan raya, di ruangan sangat terbuka. Apatah lagi, menurutnya, pelaku teror terekam oleh banyak kamera dan vidio yang tersebar ke mana-mana.
Berikut analisa Jonru tersebut, sebagaimana ia tulis di fanpage Jonru:
Jonru pun melanjutkan kritiknya terkait Bom Sarinah. Kali ini ia menyentil Densus 88. Berikut sentilan Jonru untuk Densus 88 sebagaimana tertulis di fanpage miliknya tertanggal 15 Januari 2016, pukul 13.06 WIB:
Jonru pun tak lupa menyebarkan analisa seorang netter bernama Denny Ajd di fanpage miliknya untuk menguatkan pendapatnya tersebut:
Dalam "Surat Warna Ungu Untuk Jonru", Denny Siregar seperti biasanya dengan bahasa yang kocak, menyayangkan sikap Jonru yang seakan-akan diduga menuduh BOM Sarinah direkayasa. Denny Siregar menuding Jonru telah merendahkan kerja Polri yang berhasil menggagalkan "konser" teroris di Jakarta, dengan teori-teori dan tuduhan-tuduhan seakan itu semua adalah konspirasi, pengalihan issu.
Ia pun mempertanyakan rasa nasionalisme Jonru. Kenapa tidak ada sedikitpun rasa bangga Jonru kepada negara Indonesia ini, kepada kinerja aparat-aparat? Menurut kritikus media sosial ini, Jonru tidak suka pada Jokowi, itu adalah hak Jonru. Tapi tidak punya sedikitpun rasa "kebanggaan" pada bangsa ini merupakan pertanda penyakit hati.
Inilah selengkapnya surat warna ungu untuk Jonru dari Denny Siregar tersebut, sebagaimana dia tulis di situs pribadinya, dennysiregar.com:
(by)
Sebelumnya, pada fanpage miliknya tertanggal 15 Januari 2016, pukul 9.41 WIB, Jonru menulis banyak keanehan yang dia lihat pada bom Sarinah. Dia pun mengeluarkan analisa terkait aksi teror di jalan raya, di ruangan sangat terbuka. Apatah lagi, menurutnya, pelaku teror terekam oleh banyak kamera dan vidio yang tersebar ke mana-mana.
Berikut analisa Jonru tersebut, sebagaimana ia tulis di fanpage Jonru:
BOM SARINAH di satu sisi tentu membuat kita semua sedih, prihatin dan mengutuk pelaku terorisme, siapapun mereka dan dari golongan manapun mereka berasal.
Namun di sisi lain, saya melihat banyak sekali HAL ANEH pada bom Sarinah tersebut:
1. Selama ini, aksi pengeboman di Indonesia (khususnya Jakarta) menjadikan gedung tertentu sebagai target operasinya. Baru kali ini ada aksi terorisme yang terjadi di jalan raya, di ruangan yang sangat terbuka.
2. Foto pelaku teror terekam oleh banyak kamera dan video, tersebar ke mana-mana.
3. Lihatlah gambar yang saya lampirkan ini. Lihat bagaimana si teroris beraksi di tempat terbuka, dilihat oleh semua orang. Masyarakat menonton dan berkerumun di sekitarnya, seolah-olah sedang ada syuting sinetron di situ.
4. Di Kaskus terdapat sebuah thread yang membahas keanehan-keanehan tersebut. Bisa dibaca di sini >> http://www.kaskus.co.id/thread/569765a914088dc3328b456a
Ada apa di balik semua keanehan ini?
Kita semua berduka, mengutuk pelaku terorisme. Namun kita juga sebaiknya tetap berpikir secara kritis, agar dapat memahami sebuah peristiwa teror secara lebih mendalam.
Jonru pun melanjutkan kritiknya terkait Bom Sarinah. Kali ini ia menyentil Densus 88. Berikut sentilan Jonru untuk Densus 88 sebagaimana tertulis di fanpage miliknya tertanggal 15 Januari 2016, pukul 13.06 WIB:
IRONI DENSUS 88:
Jika Muslim:
Walau baru terduga, belum terbukti bahwa itu teroris, namun Densus 88 sudah bisa langsung menyergap bahkan menembaknya secara cepat dan tangkas. Bahkan SALAH TANGKAP pun sering terjadi.
Untuk Bom Sarinah:
Terorisnya sudah terbukti, aksinya terekam oleh berbagai macam gambar dan video, beredar di mana-mana, wajahnya bisa dengan mudah dikenali. Tapi eh tapi... di mana Densus 88 berada?
Apakah karena pelakunya tidak berjenggot, tidak pakai baju koko dan celananya tidak cingkrang, maka si pelaku tidak memenuhi syarat sebagai teroris???
Jonru pun tak lupa menyebarkan analisa seorang netter bernama Denny Ajd di fanpage miliknya untuk menguatkan pendapatnya tersebut:
Pelaku Bom Sarinah Cuma Amatiran?
Berikut analisis yang ditulis oleh seorang netter bernama Denny Ajd. Dan terlepas dari analisis beliau, saya juga berpendapat bahwa aksi teroris kemarin itu memang sangat amatiran.
Memang kita sangat prihatin atas musibah tersebut. Kita ikut berduka-cita untuk para korban yang tewas maupun cedera. Namun melihat ledakan bomnya yang sangat kecil (bahkan mobil di dekatnya pun hanya ringsek sedikit, ledakan di pos polisi pun hanya merusak bangunan, tidak sampai ambruk atau hancur), pelaku yang narsis seperti bintang sinetron, dan sebagainya, jelas sekali terlihat bahwa itu memang amatiran.
Itu hanya teror kecil, tapi gaungnya skala internasional. Mungkin gaungnya itulah yang menjadi tujuan si teroris.
Dan karena amatiran, rasanya TIDAK MUNGKIN aksi teror seperti itu dilakukan oleh ISIS yang katanya ditakuti oleh Amerika.
Berikut analisis Denny Ajd yang saya copas dari statusnya:
=====
Gak usah spekulasi bawah pelaku teror adalah pro atau punya latar belakang militer.
Mereka cuma amatiran.
Ini analisa saya sbg 'tukang nembak'
A. Kokang senjata (tarik slide) pake tangan kanan? Kenapa? Keras ya slidenya?
(Pro kalau nembak pake tangan kanan, kokang pake kiri)
B. Jari kok masuk trigger guard? Clumsy sekali?
(Pro jarinya lurus, posisi aman jauh dari picu)
Dan cuma amatiran yg kokang2 senjata ketika mau beraksi. Pro itu udah kokang dari awal.
Kenapa amatir gak kokang dari awal? Karena amatir takut dengan senjata yang posisi peluru sudah di kamar tembak (chamber) karena dia pikir bisa meleduk di celana.
C. Kok posisi jempol kiri menutupi jempol kanan? Gak bisa nahan recoil klo gini.
(Pro, jempol kiri berada dibawah jempol kanan dan sejajar. Kedua jempol mengarah sejajar dengan laras)
D. Kok sikutnya bengkok? Recoilnya (hentakan) gak terkontrol donk.
(Pro, tangan lurus. Recoil terkontrol, hasil bidik lebih akurat, fisir senjata tidak buram)
Kesimpulan:
Mereka MILITAN. Dilatih oleh militan pula, BUKAN standart militer.
Gak perlu ambil pusing...
Dalam "Surat Warna Ungu Untuk Jonru", Denny Siregar seperti biasanya dengan bahasa yang kocak, menyayangkan sikap Jonru yang seakan-akan diduga menuduh BOM Sarinah direkayasa. Denny Siregar menuding Jonru telah merendahkan kerja Polri yang berhasil menggagalkan "konser" teroris di Jakarta, dengan teori-teori dan tuduhan-tuduhan seakan itu semua adalah konspirasi, pengalihan issu.
Ia pun mempertanyakan rasa nasionalisme Jonru. Kenapa tidak ada sedikitpun rasa bangga Jonru kepada negara Indonesia ini, kepada kinerja aparat-aparat? Menurut kritikus media sosial ini, Jonru tidak suka pada Jokowi, itu adalah hak Jonru. Tapi tidak punya sedikitpun rasa "kebanggaan" pada bangsa ini merupakan pertanda penyakit hati.
Inilah selengkapnya surat warna ungu untuk Jonru dari Denny Siregar tersebut, sebagaimana dia tulis di situs pribadinya, dennysiregar.com:
Surat Warna Ungu Untuk Jonru
Dear, Jonru
Sebenarnya saya agak malu2 anjing nulis surat ini, karena siapa sih akyu dibanding kamyu yang wajahnya tersohor dari sampang sampai maumere.
Tapi orang2 banyak bilang kalau kita itu kembar identik. Saya agak protes karena saya gak suka dibilang kembaran ma sepatu bot. Tapi apa lacur, mereka terus mengatakan itu dan membanding2kan kita berdua. Yah, apa daya kaki gak sampai, gak bisa split jadinya..
Tapi terserah merekalah, ya say.. EGP, Emang Gatel Pentunge, bahasa gaulnya. Mereka mau bicara apa ajah, kita mah woles.
Saya kadang suka baca tulisanmu yang di share teman2 fb. Bagus tulisanmu. Ide2nya liar. Kritikanmu buat Jokowi tajam dan mengena. Saya sampai kagum sampe gak bisa pup 3 hari. Sungguh. Mungkin saya kurang serat.
Kalau saya agak berbeda pandangan. But its oke, saya sangat menghargai pandangan orang lain meski dia berbeda dengan saya. Buat saya, Your view adalah pandanganmu dan My view adalah pandanganku.
Cuma ada satu yang saya bingung, terutama ketika pandanganmu merendahkan kerja polisi kita yang berhasil menggagalkan teroris. Kamu malah bicara dengan teori2 dan tuduhan2 seakan itu semua adalah konspirasi, pengalihan issu.
Saya jadi bertanya2 dalam hatiku yang romantis ini, dimana sih sebenarnya rasa nasionalisme-mu ? Apakah kamu tidak bersyukur bahwa korban tewas sangat sedikit dibandingkan aksi teror di negara2 lain seperti Perancis misalnya yang tewas 100 orang lebih ?
Apa kamu tidak bersyukur bahwa yang tewas bukan anakmu, istrimu, ibumu ataupun keluargamu yang lain, yang mungkin saja sedang berada di mall Sarinah ketika teroris2 itu berhasil mem-bom di dalam mall ? Kalau sudah begitu, bisakah kamu bilang itu sekedar "pengalihan issu" ? Bisakah, Kaka ? Bisakah ?? Tampar aku, kaka.. Tamparrr....
Kenapa tidak ada sedikitpun rasa banggamu kepada negara Indonesia ini, kepada kinerja aparat2 kita ? Kamu tidak suka pada Jokowi, itu adalah hakmu. Tapi tidak punya sedikitpun rasa "kebanggaan" pada bangsa ini, bukankah itu penyakit hati ?
Apa kamu tahu, Jonse.. Sehabis mem-bom, teroris biasanya menyebarkan berita yang memperuncing keadaan, untuk memperlemah pandangan terhadap pemerintah, dan akhirnya memperbesar perbedaan ? Itu skenario mereka, dan mereka akan kirim ke orang2 seperti kamyu, say... ( Ah, maaf kalo kamu jengah ku panggil say, maksudku bukan sayank tapi sayur...).
Kenapa mereka mengirim berita ke orang2 seperti kamu ? Karena mereka tahu bahwa pengikutmu banyak dan mereka mendengarkan kamu. Dan ketika kamu berkata A, mereka akan menambahkan dengan A plus, A kuadrat dan terus berkembang. Sehingga suburlah rasa benci mereka kepada pemerintah ini.
Apakah benar itu hanya "kritikan", Jonru ? Benarkah seperti katamu itu hanya sekedar kritikan kepada pemerintah ? Oh, Come on jujurlah sedikit pada dirimu sendiri bahwa kamu punya andil besar untuk memecah-belah bangsa ini dengan membantu teroris menanamkan kebencian di dada mereka.
Kamu mungkin tidak sadar, karena buat kamu mereka hanya market untuk jualan sprei kan ? Tanpa mereka kamu gak bisa jajan, kan ? Ah, halal sekali caramu memberi makan keluargamu..
Mungkin kamu anggap nasihat saya ini hate speech, tapi biarlah. Saya mah gitu orangnyah, kalau naek metik seinnya ke kiri beloknya ke kanan.
Asu dahlah.. Saya berdoa semoga kamu selalu dalam lindungan-Nya dan dibukakan hatimu supaya lebih terang. Saya sebenarnya sayang kamu, sepatu botku..
Kapan2 kita minum secangkir kopi vietnam tanpa sianida. Biar kuceritakan indahnya Indonesia sekarang ini, begitu juga dulu situasi Suriah dan kita sama2 tidak mau negara damai ini seperti itu, kan Jon ? Saya yakin, kamu juga tidak mau.
Sekian surat dari saya yang manis - kata emak - ini. Semoga kamu mengerti isi hatiku.
With love,hug and my raised middle finger.
Nb : Saya dengar kamu bisa ngetik sambil split, Jon ? Bokongmu gak suwek ?
(by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »