Pers dan Politik

Pers dan Politik
Ditulis Oleh:
Tommy TRD
Pamong Muda Asal Sumatera Barat dan Pernah Berkarir di Pemko Padang.  
Di zaman keterbukaan dan transparansi saat ini, profesi wartawan atau juga disebut dengan pers menjadi sangat penting. Karena pers diharapkan mampu memberikan bantuan perjuangan kepada masyarakat di negeri ini. Secara konstitusi yang bertindak sebagai pembawa aspirasi masyarakat adalah lembaga legislatif, namun faktualnya saya rasa kita bisa sama-sama setuju bahwa kekinian, insan pers lebih memiliki peran dalam menyampaikan suara masyarakat.

Menyuarakan suara masyarakat luas hanya bisa dilakukan oleh insan pers yang memang memiliki idealisme dan pendirian dalam bertugas. Bukan insan-insan pers yang mohon maaf, bertindak layaknya tentara bayaran. Maju tak gentar membela yang bayar.

Selama 70 tahun lebih Indonesia merdeka, belum pernah rasanya pers memiliki peran yang sebesar seperti saat sekarang ini dalam kehidupan berbangsa. Namun seharusnya kondisi inilah yang seharusnya bisa dimanfaatkan oleh insan pers dalam peran sertanya membangun daerah, bangsa dan negara.

Insan pers dan profesi jurnalistik lainnya diharapkan mampu memberikan sebuah pendidikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, baik dalam aspek politik, pendidikan, ekonomi dan banyak aspek lainnya. Saya rasa kita sama-sama setuju bahwa dewasa ini “kemasan” adalah hal yang penting, dan kita di Indonesia adalah insan pers yang melaksanakan tugas dalam kemas-mengemas ini.

Saya pribadi berpandangan, bahwa dengan konstelasi politik yang begitu tinggi di Indonesia, baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah, insan pers kerap terjebak dalam kepentingan politik itu sendiri. Hal ini cukup disayangkan karena apa yang disajikan oleh pers akan dinikmati dan “dimakan” oleh masyarakat luas. Sehingga tidak jarang masyarakat menjadi miss orientasi dalam memahami fakta yang sebenarnya. Seperti bunga bangkai yang dibungkus dengan ratusan mawar.

Keterlibatan pers dalam politik adalah sebuah keniscayaan, dan memang seharusnya begitu. Namun keterlibatan pers dalam politik seharusnya memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, suatu peran yang belum mampu dijalankan dengan maksimal oleh partai politik manapun di Indonesia ini. Bukan lantas pers menjadi corong timses pasangan politik. Entahlah, saya hanya merasa hal itu kurang tepat. Karena bagi saya pribadi tugas insan pers jauh lebih mulia dibandingkan menjadi corong timses.

Mohon maaf saja, namun rasanya belum ada profesi lain yang bisa menyaingi insan pers dalam hal keterlibatan dalam suatu hal. Pers terlibat hampir di setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia saat ini, dan hal inilah yang dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk meraih kepentingannya. Pengalaman saya pribadi juga menemukan, bahwa tidak sedikit humas pemerintah yang sibuk menghubungi wartawan agar tidak memberitakan hal-hal yang kurang berkenan bagi atasannya, walaupun sebenarnya itu adalah fakta. Imbalannya sederhana saja, pariwara.

Walaupun sekarang bukanlah hari pers, tapi bagi saya yang penulis kecil-kecilan ini, begitu menghargai orang-orang yang bergerak di bidang jurnalistik ini, karena terkadang tulisan mereka lah yang mengantarkan bantuan sampai ke tangan yang membutuhkan. Oleh karena itu saya selalu menganggap profesi yang satu ini jauh lebih berharga dibandingkan satu atau dua halaman pariwara. Jika boleh saya meminjam kata-kata dari salah satu guru saya, Bapak Fachrul Rasyid, Wartawan adalah Wakil Rakyat Tanpa Dewan ! Wassalam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »