![]() |
Medi Iswandi Bersama Menteri Pariwisata Arief Yahya. |
BENTENGSUMBAR.COM - Kemajuan zaman dan era globalisasi semakin mengikir nilai-nilai luhur seni dan budaya tradisional yang dimiliki oleh suatu daerah. Kota Padang yang didiami oleh mayoritas etnis Minangkabau juga mengalami hal tersebut. Untuk itu, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang bekerjasama dengan generasi muda Kecamatan Lubuk Begalung menggelar kegiatan alek Anak Nagari Padang.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi, kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan kesenian Anak Nagari. Pasalnya, saat ini, orang Minangkabau dengan falsafah hidupnya "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" (ABS-SBK) juga sudah semakin meninggalkan ajaran tersebut.
"Kita harus akui, saat ini, keluhuran nilat adat dan budaya serta ajaran Minangkabau sudah mulai terpinggirkan oleh kemajuan teknologi dan bidaya modern, terutama di kalangan pelajar dan generasi muda Kota Padang. Secara masif, telah terjadi melemahnya pemahaman Anak Nagari dan kemenakan sebagai generasi muda dalam kehidupan beradat dan berbudaya di kota ini. Baik dalam hal mengenali seni dan budaya sendiri maupun mengamalkan ajaran adat dal kehidupan sehari-hari," ungkapnya, Rabu, 18 Mei 2016.
Ia mengatakan, Seni dan budaya serta adat Minangkabau sudah ditinggalkan, sehingga ada beberapa dari tingkah laku seseorang yang mengaku beradat, tetapi dalam kehidupan sehari-hari jauh dari ajaran adat dan bidaya itu sendiri. Berangkat dari permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan kegiatan yang dikemas dalam bentuk festival dengan tema "Festival Seni dan Budaya Anak Nagari Minangkabau 2016."
"Hal ini dilaksanakan untuk mencoba mengingatkan kita semua untuk lebih mengenal seni dan budaya kita, termasuk ajaran adatnya. Sasaran dari kegiatan ini adalah generasi muda yang masih dalam pendidikan di sekolah. Sebab, harapan besar kita tertumpang kepada mereka ini, karena pada merekalah diwariskan suatu sejarah masa lampau dan mereka jugalah pelaku untuk masa yang akan datang," pungkasnya.
Tujuan kegiatan ini, tegas Medi Iswandi lagi, tentu saja mengenalkan berbagai ragam seni dan budaya tradisional Minangkabau kepada masyarakat, terutama kepada generasi muda. Melestarikan bentuk dan karya serta nilai-nilai seni dan budaya Minangkabau yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Merangsang dan mendorong serta memotivasi generasi muda untuk kembali mengenal seni dan budaya Minangkabau untuk dipakaikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Melalui kegiatan ini, kita juga mengajak generasi muda untuk menjaga kelestarian seni dan budaya serta ajaran adat tetap terjaga sebagai kerifan budaya lokal. Kita mengharapkan, kehidupan generasi muda kita menjadi lebih beradat dan berbudaya sesuai ajaran ABS-SBK dan bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari," urainya.
Secara khsusus, terang Medi Iswandi, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan bentuk dan karya seni budaya, baik secara kualitas maupun kuantitas, terutama oleh generasi muda. Kemampuan untuk mengemas serta menyajikan seni budaya lokal, baik sebagai permainan Anak Nagari maupun untuk menarik pengunjung. Meningkatnya partisipasi aktif generasi muda dalam upaya pelestarian seni budaya lokal dan mewariskan untuk masa yang akan datang.
"Festival Seni dan Budaya Anak Nagari Minangkabau 2016 ini kita laksanakan selama tiga hari, dari tanggal 19-21 Mei 2016, bertempat di Lapangan Sepak Bola Cengkeh Lubuk Begalung dan dibuka oleh Walikota Padang H Mahyeldi Ansharullah. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah Seminar Adat, Festival Tari Pasambahan, Lomba Pidato Adat, Lomba Randai Kontemporer, dan Lomba Nyanyi Pop Minang. Pesertanya adalah siswa SMP, MTsN, SMA dan MAN se Kota Padang," ujarnya. (by)
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi Iswandi, kegiatan ini merupakan bentuk pembinaan kesenian Anak Nagari. Pasalnya, saat ini, orang Minangkabau dengan falsafah hidupnya "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" (ABS-SBK) juga sudah semakin meninggalkan ajaran tersebut.
"Kita harus akui, saat ini, keluhuran nilat adat dan budaya serta ajaran Minangkabau sudah mulai terpinggirkan oleh kemajuan teknologi dan bidaya modern, terutama di kalangan pelajar dan generasi muda Kota Padang. Secara masif, telah terjadi melemahnya pemahaman Anak Nagari dan kemenakan sebagai generasi muda dalam kehidupan beradat dan berbudaya di kota ini. Baik dalam hal mengenali seni dan budaya sendiri maupun mengamalkan ajaran adat dal kehidupan sehari-hari," ungkapnya, Rabu, 18 Mei 2016.
Ia mengatakan, Seni dan budaya serta adat Minangkabau sudah ditinggalkan, sehingga ada beberapa dari tingkah laku seseorang yang mengaku beradat, tetapi dalam kehidupan sehari-hari jauh dari ajaran adat dan bidaya itu sendiri. Berangkat dari permasalahan tersebut, Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata melaksanakan kegiatan yang dikemas dalam bentuk festival dengan tema "Festival Seni dan Budaya Anak Nagari Minangkabau 2016."
"Hal ini dilaksanakan untuk mencoba mengingatkan kita semua untuk lebih mengenal seni dan budaya kita, termasuk ajaran adatnya. Sasaran dari kegiatan ini adalah generasi muda yang masih dalam pendidikan di sekolah. Sebab, harapan besar kita tertumpang kepada mereka ini, karena pada merekalah diwariskan suatu sejarah masa lampau dan mereka jugalah pelaku untuk masa yang akan datang," pungkasnya.
Tujuan kegiatan ini, tegas Medi Iswandi lagi, tentu saja mengenalkan berbagai ragam seni dan budaya tradisional Minangkabau kepada masyarakat, terutama kepada generasi muda. Melestarikan bentuk dan karya serta nilai-nilai seni dan budaya Minangkabau yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Merangsang dan mendorong serta memotivasi generasi muda untuk kembali mengenal seni dan budaya Minangkabau untuk dipakaikan dalam kehidupan sehari-hari.
"Melalui kegiatan ini, kita juga mengajak generasi muda untuk menjaga kelestarian seni dan budaya serta ajaran adat tetap terjaga sebagai kerifan budaya lokal. Kita mengharapkan, kehidupan generasi muda kita menjadi lebih beradat dan berbudaya sesuai ajaran ABS-SBK dan bisa mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari," urainya.
Secara khsusus, terang Medi Iswandi, kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan bentuk dan karya seni budaya, baik secara kualitas maupun kuantitas, terutama oleh generasi muda. Kemampuan untuk mengemas serta menyajikan seni budaya lokal, baik sebagai permainan Anak Nagari maupun untuk menarik pengunjung. Meningkatnya partisipasi aktif generasi muda dalam upaya pelestarian seni budaya lokal dan mewariskan untuk masa yang akan datang.
"Festival Seni dan Budaya Anak Nagari Minangkabau 2016 ini kita laksanakan selama tiga hari, dari tanggal 19-21 Mei 2016, bertempat di Lapangan Sepak Bola Cengkeh Lubuk Begalung dan dibuka oleh Walikota Padang H Mahyeldi Ansharullah. Bentuk kegiatan yang dilaksanakan adalah Seminar Adat, Festival Tari Pasambahan, Lomba Pidato Adat, Lomba Randai Kontemporer, dan Lomba Nyanyi Pop Minang. Pesertanya adalah siswa SMP, MTsN, SMA dan MAN se Kota Padang," ujarnya. (by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »