Pemuda Itu Harus Kritis, Menjaga Kebersamaan, Pintar, Berbudaya dan Rajin Beribadah

Pemuda Itu Harus Kritis, Menjaga Kebersamaan, Pintar, Berbudaya dan Rajin Beribadah
Wawako Emzalmi Berdiskusi Dengan FWP DPRD Kota Padang. 
BENTENGSUMBAR.COM - Menurut Wakil Walikota Padang H Emzalmi Zaini, para pemuda di negeri ini harus mampu memelihara semangat kritisnya. Pasalnya, semangat kritis itu akan mampu mewujudkan cara berfikir yang positif.

"Namun semangat kritis yang saya maksud tadi terutama dalam membangun kebersamaan dan kritis dalam rangka menjaga kemaslahatan umat. Saya rasa itu adalah makna pertama Sumpah Pemuda itu," ujarnya dalam suatu wawancara menyambut Hari Sumpah Pemuda, Jumat, 28 Oktober 2016.

Ia mengatakan, Sumpah Pemuda lahir dari semangat kebersamaan yang dibangun oleh para pemuda dari latar yang beragam. Mereka berasal dari suku, agama, ras, dan bahasa yang berbeda yang kemudian menjalin kekompakan dan kebersamaan dengan tekad bertanah air satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia.

"Kita ingin, pemuda saat ini mewujudkan kebersamaan dan kekompakan itu, jangan berpecah belah. Kebersamaan dan kekompakan dalam membangun daerah, dan negeri ini," ungkapnya.

Hal ini, jelas Emzalmi, akan lebih bermakna kalau bisa diterapkan pada pelajar dan mahasiswa saat ini dalam menghiasi dirinya dengan semangat belajar. Dengan demikian, mereka bisa menjadi seorang pelajar yang berkualitas dan menjadikan semangat Sumpah Pemuda untuk menjadikan diri mereka sebagai pelajar yang berprestasi.

"Mereka, para mahasiswa dan pelajar harus bisa menghindarkan diri dari perbuatan yang mencerminkan perbuatan yang tidak baik, karena bisa merusak silaturahmi. Apatah lagi, juga dapat merusak prasarana dan fasilitas sekolah yang dibangun dengan uang rakyat yang tidak sedikit. Kalau itu rusak, maka hilanglah kebersamaan dalam makna Sumpah Pemuda itu," tuturnya.

Tak hanya itu, terang Emzalmi, Sumpah Pemuda itu juga bermakna bagaimana pemuda berperan dalam menjaga kultur budaya, sosial, agama yang beragam di Indonesia ini.

"Kalau kita di Minang, kan ada falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato, Adat Mamakai, maka itu harus dipahami betul, di tempat pendidikan kita masing-masing," tegas tokoh Pauh Basa Ampek Baleh ini.

Sebagai penerapan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato, Adat Mamakai tadi, pemuda harus menjaga semngat dalam beribadah. Sebab, siswa yang pintar itu akan lebih baik diberikan pembekalan agama yang lebih kuat didalam dirinya. Kalau ibadah mereka bagus, maka semua yang dikerjakan akan menjadi berkah. (by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »