BENTENGSUMBAR.COM - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, dan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Djan Faridz menyambangi kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Jakarta Timur, Sabtu, 8 April 2017.
Setelah memuji-muji sikap netral NU dalam pilkada, Djarot menawarkan bantuan anggaran renovasi kantor PWNU Jakarta. Djarot mengaku telah berbicara dengan Sekretaris Daerah DKI Jakarta yang juga Ketua PWNU DKI Jakarta, Saefullah, agar tidak sungkan mengajak pemerintah DKI Jakarta untuk bekerja sama.
"Kantor ini mau dibangun jadi empat lantai,” kata Djarot dalam sambutannya di kantor PWNU, Jakarta Timur, Sabtu, 8 April 2017.
“Saya sudah sampaikan pada pengurus agar tidak segan meminta bantuan anggaran. Harus bisa dibedakan kapan beliau (Saefullah) sebagai Ketua PWNU dan kapan beliau sebagai Sekda," kata Djarot.
Menurut Djarot, pihaknya tentu akan mendukung renovasi gedung PWNU tersebut, karena anggaran yang dikeluarkan untuk kebaikan. "Kalau tujuannya baik dan jelas pasti kita dukung," ujarnya.
Djarot bahkan mengusulkan PWNU agar membangun minimarket NU. Alasannya, data menyebutkan ada 69 persen masyarakat NU di Jakarta.
"Jadi, kalau kita buat NU Mart, masa yang 69 persen itu tidak mau belanja. Kami punya toko lho," katanya.
Djarot memahami Nahdlatul Ulama merupakan organisasi keagamaan yang netral dan dilarang mendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam pemilihan kepala daerah 2017. Itu sebabnya, Djarot yakin NU mampu bersikap netral dalam pilkada DKI.
"Sebagai institusi NU tidak boleh dukung orang per orang dalam pilkada, tetapi warga nahdhliyinnya itu boleh, bebas," ujar Djarot di kantor PWNU DKI Jakarta, Sabtu, 8 April.
Djan Faridz mengatakan dia pernah menjadi pengurus di PWNU, sehingga ia paham larangan NU sebagai institusi jika berpolitik, bahkan sejak era Gus Dur.
"Gus Dur sudah menyatakan kepada warga nadhliyin bahwa NU tidak berpolitik lagi, tapi kita membebaskan warga NU untuk berpolitik sebagai pribadi, bukan sebagai organisasi," kata Djan. (ml/tempo)
Setelah memuji-muji sikap netral NU dalam pilkada, Djarot menawarkan bantuan anggaran renovasi kantor PWNU Jakarta. Djarot mengaku telah berbicara dengan Sekretaris Daerah DKI Jakarta yang juga Ketua PWNU DKI Jakarta, Saefullah, agar tidak sungkan mengajak pemerintah DKI Jakarta untuk bekerja sama.
"Kantor ini mau dibangun jadi empat lantai,” kata Djarot dalam sambutannya di kantor PWNU, Jakarta Timur, Sabtu, 8 April 2017.
“Saya sudah sampaikan pada pengurus agar tidak segan meminta bantuan anggaran. Harus bisa dibedakan kapan beliau (Saefullah) sebagai Ketua PWNU dan kapan beliau sebagai Sekda," kata Djarot.
Menurut Djarot, pihaknya tentu akan mendukung renovasi gedung PWNU tersebut, karena anggaran yang dikeluarkan untuk kebaikan. "Kalau tujuannya baik dan jelas pasti kita dukung," ujarnya.
Djarot bahkan mengusulkan PWNU agar membangun minimarket NU. Alasannya, data menyebutkan ada 69 persen masyarakat NU di Jakarta.
"Jadi, kalau kita buat NU Mart, masa yang 69 persen itu tidak mau belanja. Kami punya toko lho," katanya.
Djarot memahami Nahdlatul Ulama merupakan organisasi keagamaan yang netral dan dilarang mendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam pemilihan kepala daerah 2017. Itu sebabnya, Djarot yakin NU mampu bersikap netral dalam pilkada DKI.
"Sebagai institusi NU tidak boleh dukung orang per orang dalam pilkada, tetapi warga nahdhliyinnya itu boleh, bebas," ujar Djarot di kantor PWNU DKI Jakarta, Sabtu, 8 April.
Djan Faridz mengatakan dia pernah menjadi pengurus di PWNU, sehingga ia paham larangan NU sebagai institusi jika berpolitik, bahkan sejak era Gus Dur.
"Gus Dur sudah menyatakan kepada warga nadhliyin bahwa NU tidak berpolitik lagi, tapi kita membebaskan warga NU untuk berpolitik sebagai pribadi, bukan sebagai organisasi," kata Djan. (ml/tempo)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »