Unjuk rasa tersebut telah berlangsung selama tujuh hari berturut-turut dan terjadi bentrokan antara warga Palestina dan aparat keamanan Zionis.
Seperti dilansir Alalam, Rabu, 13 Desember 2017, aparat keamanan rezim Zionis menyerbu kamp Shu'fat (Sha'fat) di timur laut al-Quds pendudukan dan desa Ein Qiniya di utara Ramallah, Tepi Barat dan bentrok dengan warga Palestina.
Di sisi lain, aparat keamanan Israel menyerang rumah Alaa Abriyosh di al-Khalil dan menangkapnya. Ia adalah seorang tanahan Palestina yang baru saja terbebas dari penjara rezim Zionis.
Pasukan keamanan rezim Zionis juga menyerbu rumah Alaa Saber dan Mohammed Maher di distrik Silwad di timur Ramallah dan menangkap dua pemuda Palestina tersebut.
Musa Hamed yang baru terbebas dari penjara rezim Zionis juga ditangkap kembali oleh aparat keamanan rezim penjajah al-Quds ini.
Pasukan keamanan Israel melakukan penangkapan luas terhadap para pemimpin Palestina di Tepi Barat. Mereka menyerbu desa al-Issawiya di al-Quds pendudukan dan menangkap lebih dari 10 warga Palestina.
Berdasarkan laporan Alalam, 32 warga Palestina di berbagai wilayah Tepi Barat juga ditangkap. Sementara menurut pusat tahanan Palestina, sejak hari Rabu, 6 Desember 2017 hingga sekarang, aparat keamanan Israel telah menangkap sekitar 200 warga Palestina.
Sementara menurut laporan Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina, bentrokan warga Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat dengan aparat keamanan rezim Zionis telah menyebabkan 1.795 warga Palestina terluka.
Donald Trump, Presiden AS pada 6 Desember 2017 mengambil langkah sepihak dan mengumumkan bahwa al-Quds adalah ibukota rezim Israel. Ia juga menginstruksikan pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke al-Quds.
(Sumber: parstoday.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »