BENTENGSUMBAR. COM - Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan, terorisme modern telah menjadi ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi perdamaian dan keamanan.
Dia menyampaikan hal itu dalam sebuah pertemuan Uni Afrika di ibukota Etiopia, Addis Ababa, Sabtu, 27 Januari 2018, seperti dilaporkan kantor berita TASS.
"Tidak ada yang membenarkan terorisme. Tidak ada pembenaran untuk menargetkan warga sipil secara membabi-buta, menghancurkan kehidupan dan menciptakan kepanikan demi kepentingannya sendiri," tegasnya.
"Kita tahu bahwa terorisme telah lama terjadi dalam berbagai bentuk. Namun, terorisme modern dilancarkan dalam skala yang sama sekali berbeda. Ini telah menjadi ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi perdamaian, keamanan dan pembangunan internasional," kata Guterres.
"Terorisme modern tidak hanya berbeda derajatnya, tapi juga berbeda sifatnya, tumbuh lebih kompleks, dan dengan modus operandi yang baru," tambahnya.
Sekjen PBB mengambil bagian pada sidang ke-30 Majelis Kepala Negara dan Pemerintahan Uni Afrika. Pertemuan ini berlangsung dari 22-29 Januari 2018 di Addis Ababa untuk mencari solusi konflik regional, termasuk di wilayah Sahel, Libya dan Sudan Selatan.
(Sumber: parstoday.com)
Dia menyampaikan hal itu dalam sebuah pertemuan Uni Afrika di ibukota Etiopia, Addis Ababa, Sabtu, 27 Januari 2018, seperti dilaporkan kantor berita TASS.
"Tidak ada yang membenarkan terorisme. Tidak ada pembenaran untuk menargetkan warga sipil secara membabi-buta, menghancurkan kehidupan dan menciptakan kepanikan demi kepentingannya sendiri," tegasnya.
"Kita tahu bahwa terorisme telah lama terjadi dalam berbagai bentuk. Namun, terorisme modern dilancarkan dalam skala yang sama sekali berbeda. Ini telah menjadi ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi perdamaian, keamanan dan pembangunan internasional," kata Guterres.
"Terorisme modern tidak hanya berbeda derajatnya, tapi juga berbeda sifatnya, tumbuh lebih kompleks, dan dengan modus operandi yang baru," tambahnya.
Sekjen PBB mengambil bagian pada sidang ke-30 Majelis Kepala Negara dan Pemerintahan Uni Afrika. Pertemuan ini berlangsung dari 22-29 Januari 2018 di Addis Ababa untuk mencari solusi konflik regional, termasuk di wilayah Sahel, Libya dan Sudan Selatan.
(Sumber: parstoday.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »