BENTENGSUMBAR. COM - Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, meminta para pelaku politik di Indonesia untuk tidak membawa isu bernuansa agama ke atas panggung tahun politik 2018 dan 2019.
"Kita harus lebih mengedepankan agama sesuai dengan fungsinya yang konstruktif. Agama itu membangun, agama itu memanusiakan manusia. Jangan menggunakan agama untuk hal-hal yang justru destruktif," kata Lukman usai memberi sambutan dalam Kongres Ulama Muda Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Januari 2018.
Menurutnya, kemajemukan masyarakat Indonesia khususnya dalam keberagaman agama, seharusnya berpegang teguh pada ajaran-ajaran yang positif.
"Kita tidak boleh terjebak hanya karena perbedaan yang sifatnya kulit atau yang sifatnya luar saja, kemudian malah saling menegasikan, saling merendahkan, bahkan saling meniadakan satu dengan yang lain, karena itu bukan esensi agama," tambah dia.
Tak hanya itu, mantan Wakil Ketua MPR itu mengungkapkan bahwa politik identitas yang menguat sejak 2017 perlu diperhatikan, terutama ketika rakyat memasuki masa Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.
Bahayanya, lanjut dia, politik identitas bisa disebarkan melalui para pemuka agama yang tidak netral.
"Justru di situlah dituntut kearifan kita. Setiap kita, khususnya para tokoh agama, dituntut kearifannya untuk menyampaikan pesan-pesan agama yang tidak menimbulkan perpecahan antar kita yang majemuk ini. Sekali lagi agama bukan untuk memecah belah kehidupan kita," tekan Lukman.
(Sumber: RMOL.CO)
"Kita harus lebih mengedepankan agama sesuai dengan fungsinya yang konstruktif. Agama itu membangun, agama itu memanusiakan manusia. Jangan menggunakan agama untuk hal-hal yang justru destruktif," kata Lukman usai memberi sambutan dalam Kongres Ulama Muda Muhammadiyah di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Selasa, 30 Januari 2018.
Menurutnya, kemajemukan masyarakat Indonesia khususnya dalam keberagaman agama, seharusnya berpegang teguh pada ajaran-ajaran yang positif.
"Kita tidak boleh terjebak hanya karena perbedaan yang sifatnya kulit atau yang sifatnya luar saja, kemudian malah saling menegasikan, saling merendahkan, bahkan saling meniadakan satu dengan yang lain, karena itu bukan esensi agama," tambah dia.
Tak hanya itu, mantan Wakil Ketua MPR itu mengungkapkan bahwa politik identitas yang menguat sejak 2017 perlu diperhatikan, terutama ketika rakyat memasuki masa Pilkada 2018 dan Pilpres 2019.
Bahayanya, lanjut dia, politik identitas bisa disebarkan melalui para pemuka agama yang tidak netral.
"Justru di situlah dituntut kearifan kita. Setiap kita, khususnya para tokoh agama, dituntut kearifannya untuk menyampaikan pesan-pesan agama yang tidak menimbulkan perpecahan antar kita yang majemuk ini. Sekali lagi agama bukan untuk memecah belah kehidupan kita," tekan Lukman.
(Sumber: RMOL.CO)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »