BENTENGSUMBAR. COM - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung soal mahar politik di balik pemilihan bakal calon wakil presiden di Pilpres 2019. Dia menilai mahar politik lebih parah ketimbang dinamika politik di balik kegagalan Mahfud MD sebagai bakal cawapres pendamping Joko Widodo.
"Buat kita yang lebih parah kan terkait dengan adanya mahar dalam wakil presiden," ujar Hasto di Kantor DPP NasDem, Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018.
Hasto tidak menyinggung siapa pihak yang dia maksud menggunakan mahar agar jadi cawapres. Namun Wasekjen Demokrat Andi Arief sebelumnya diketahui menyebut Sandiaga Uno memberi mahar kepada PKS dan PAN agar dapat menjadi cawapres bagi Prabowo. Kedua partai itu disebut menerima Rp500 miliar.
Sandiaga hingga PKS dan PAN membantah tudingan Andi. Bahkan, Andi dilaporkan ke Kepolisian atas ucapannya tersebut.
Hasto mengatakan mahar sebesar Rp1 triliun dalam proses pemilihan sebagai bakal cawapres adalah bentuk kemunduran demokrasi. Bahkan ia menyebut hal tersebut membuat demokrasi menjadi cacat.
Hasto menganggap mahar dalam politik telah mengkerdilkan rakyat di dalam proses demokrasi. Ia menyebut suara rakyat telah digadaikan lewat mahar hanya untuk sebuah posisi strategis.
"Ketika untuk menjadi wapres harus keluarkan dana Rp1 triliun itu merupakan kemunduran demokrasi. Bahkan saya bilang itu cacatnya demokrasi kita," ujarnya.
Ia mengingatkan semua pihak tidak menjual suara rakyat demi mendapat jabatan strategis.
"Jangan jual suara rakyat hanya untuk menjadi sebuah posisi strategis, posisi presiden, wapres menteri, Kapolri, Panglima TNI, semua harus bebas politik uang," ujar Hasto.
(Sumber: cnnindonesia.com)
"Buat kita yang lebih parah kan terkait dengan adanya mahar dalam wakil presiden," ujar Hasto di Kantor DPP NasDem, Jakarta, Rabu, 15 Agustus 2018.
Hasto tidak menyinggung siapa pihak yang dia maksud menggunakan mahar agar jadi cawapres. Namun Wasekjen Demokrat Andi Arief sebelumnya diketahui menyebut Sandiaga Uno memberi mahar kepada PKS dan PAN agar dapat menjadi cawapres bagi Prabowo. Kedua partai itu disebut menerima Rp500 miliar.
Sandiaga hingga PKS dan PAN membantah tudingan Andi. Bahkan, Andi dilaporkan ke Kepolisian atas ucapannya tersebut.
Hasto mengatakan mahar sebesar Rp1 triliun dalam proses pemilihan sebagai bakal cawapres adalah bentuk kemunduran demokrasi. Bahkan ia menyebut hal tersebut membuat demokrasi menjadi cacat.
Hasto menganggap mahar dalam politik telah mengkerdilkan rakyat di dalam proses demokrasi. Ia menyebut suara rakyat telah digadaikan lewat mahar hanya untuk sebuah posisi strategis.
"Ketika untuk menjadi wapres harus keluarkan dana Rp1 triliun itu merupakan kemunduran demokrasi. Bahkan saya bilang itu cacatnya demokrasi kita," ujarnya.
Ia mengingatkan semua pihak tidak menjual suara rakyat demi mendapat jabatan strategis.
"Jangan jual suara rakyat hanya untuk menjadi sebuah posisi strategis, posisi presiden, wapres menteri, Kapolri, Panglima TNI, semua harus bebas politik uang," ujar Hasto.
(Sumber: cnnindonesia.com)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »