Ratna Sarumpaet Sebut Pemerintahaan saat Ini seperti Rezim Machiavellian yang Tak Mengenal Moral dalam Politik

Ratna Sarumpaet Sebut Pemerintahaan saat Ini seperti Rezim Machiavellian yang Tak Mengenal Moral dalam Politik
BENTENGSUMBAR. COM - Pekerja seni sekaligus aktivis Ratna Sarumpaet mengatakan sistem pemerintahaan saat ini adalah rezim machiavellian. Hal itu disampaikan Ratna Sarumpaet melalui laman Twitternya @RatnaSpaet, Sabtu, 15 September 2018.

Dalam postinganmya, Ratna bahwa pemerintahan Indonesia saat ini sama seprti rezim Machiavellian. Ratna menjelaskan, rezim Machiavellian adalah sistem pemerintahan yang tidak mengenal moral dalam berpolitik. Ia juga menyebut bahwa rezim Machiavellian menghalalkan secara cara demi kekuasaan.

"Masih tidak percaya Rezim ini adlh rezim machiavellian? Rezim yg tidak mengenal moral dalam berpolitik. Rezim yang Menghalalkan segala cara demi kekuasaan. Masih tidak percaya? Masih lebih tergiur suap kotor tak perduli pada Saat yang sama anda telah ikut menjerumudkan bangsamu?" tulis @RatnaSpaet.




Mengenal Machiavellian

Dikutip dari laman Wikipedia, Machiavellian adalah paham filsafat tentang kepemerintahan yang dicetuskan oleh Niccolo Machiavelli di Eropa pada abad ke 16-17. Filsafat ini diambil dari buku yang berjudul The Prince ditulis oleh Niccolo Machiavelli sendiri.

Aliran Machiavellisme adalah paham yang menganggap bahwa segala sesuatu yang dilakukan demi pemerintahan dan negara adalah baik dan sah untuk dilakukan meskipun harus bergesekan dengan norma-norma kemanusian. Machiavellisme menjadi dasar sebuah sistem pemerintahan yang absolut dan otoriter.

Bakal Dikawal

Presidium Nasional Gerakan Selamatkan Indonesia (GSI) Ratna Sarumpaet akan menghadiri diskusi dan deklarasi GSI di Kota Batam, Kepulauan Riau, Minggu, 16 September 2018. Sejumlah ormas Islam siap mengawal aktivis kemanusiaan tersebut selama di Batam.

"Kami biasa mengawal tokoh nasional di Kota Batam," kata aktivis Aliansi Umat Islam Bersatu (AUIB) Kota Batam yang juga Ketua Bidang Jihad FPI Batam, Ali Akbar saat dihubungi, Sabtu, 15 September 2018.

Ali Akbar menjelaskan, FPI merupakan satu satu ormas Islam yang tergabung dalam AUIB. AUIB Kota Batam sendiri dipimpin oleh Ustad Erwin alias Abu Gaza. Abu Gaz merupakan perwakilan MUI Kota Batam di AUIB.

Sebelumnya dikabarkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan Organisasi Kepemudaan (OKP) di Batam menolak kehadiran Ratna Sarumpaet.

Ali Akbar mengatakan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan atau ditakutkan dengan rencana kedatangan Ratna Sarumpaet ke Batam.

"Kami hanya ingin diskusi dengan Kak Ratna, diskusi soal kebangsaan. Diskusinya juga tidak besar, hanya di rumah makan, selesai itu pulang. Jadi apa yang ditakutkan?," kata dia.

Bagi kelompok yang menolak, Ali Akbar mempersilakan agar ikut nimbrung alias gabung dalam diskusi yang digelar besok siang.

Dia menambahkan, rencana aksi penolakan atau bahkan penghadangan akan merugikan Kota Batam, dan juga merugikan bagi pelaku.

"Tidak perlu ada penghadangan, itu merugikan mereka dan Kota Batam kita. Aksi ini membuat publik tidak simpati," demikian Ali Akbar.

(Sumber: tribunnews.com/teropongsenayan.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »