JK: Kalau Radikal ya Radikal, Nggak Ada yang Ringan dan Berat

JK: Kalau Radikal ya Radikal, Nggak Ada yang Ringan dan Berat
BENTENGSUMBAR. COM -  Wakil Presiden Jusuf Kalla mempertanyakan metode studi tentang masjid dan radikalisme yang digunakan Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Nahdlatul Ulama. Temuan studi itu menyebut 41 masjid di lingkungan pemerintah terpapar radikalisme.

"Kaidah-kaidah studinya perlu dilihat kembali," kata JK melalui video conference di forum Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa malam, 27 November 2018.

JK yang juga ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) juga mempersoalkan kategorisasi radikalisme yang digunakan dalam studi. Temuan P3M menyebut 41 masjid radikal dimana tujuh diantaranya radikal rendah, 17 masjid radikal sedang, dan 17 masjid radikal tinggi.

"Radikalisme ringan, menengah, berat, pertama kali saya mendengar itu. Kalau radikal ya radikal, nggak ada yang ringan dan berat. Gitu kan?" ucap JK.

JK mengatakan kalau hasil studi itu dibaca secara sederhana sangat memprihatinkan. Menimbulkan pertanyaan lain masjid di lingkungan pemerintah saja radikal, apalagi masjid yang bukan di lingkungan pemerintah?

"Terpapar radikal itu apa? Ini masih diskusi lah. Terpapar bahasa yang pertama kali saya dengar. Mula-mula saya pikir terkapar," ucap JK.

JK mengkhawatirkan stempel radikal ditujukkan kepada para khatib yang menyampaikan kritik dalam rangka amar ma'ruf nahi munkar.

"Saya tidak membaca studinya. Saya baca dari kesimpulan BIN. Saya yakin di masjid di pemerintah tak ada selebaran-selebaran yang radikal itu," demikian kata JK.

(rmol)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »