Kemenko Maritim Ingin Hidupkan Lagi Plastik Berbayar

Kemenko Maritim Ingin Hidupkan Lagi Plastik Berbayar
BENTENGSUMBAR. COM - Deputi Kemenko Maritim, Safri Burhanuddin meminta masyarakat meminimalisir penggunaan plastik. Safri mengatakan pemerintah juga berencana akan menghidupkan kembali plastik berbayar untuk meminimalisir penggunaan plastik.

Hal ini dikatakannya saat menjadi pembicara di diskusi 'Plastik Laut: Hambatan dan Peluang' dengan Kedutaan Besar Australia di Kantorkuu Coworking Space, Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa, 27 November 2018.

"Plastik berbayar kita mau hidupkan lagi, tapi berbeda, misalkan banned palstik yang dilakukan beberapa kota, tapi yang kita siapkan kantong khusus tebal yang bisa dibeli tanpa dia buang, jadi bisa berkali-kali dia pakai," kata Safri.

Dia menyebut beberapa kota di Indonesia sudah menerapakan sistem banned plastik, salah satunya Banjarmasin dan Balikpapan. Bahkan Jawa Barat juga akan menerapkan sistem banned penggunaan plastik juga.

Jika berhasil dengan beberapa kota mem-banned penggunaan plastik, Safri mengatakan pemerintah akan memberikan apresiasi kepada masing-masing Kabupaten dan Kota. Apresiasi tersebut berupa uang intensif.

"Tahun 2019 kota yang berhasil kurangi sampah akan diberikan insentif dari Menteri Keuangan, akan kita standarisasi utama," jelasnya.

Selain itu, Safri juga mengatakan pemerintah saat ini berencana membuat kurikulum pendidikan kepada anak usia dini tentang pengelolaan sampah. Hal ini untuk mengubah mindset masyarkat sejak kecil.

"Kurikulum kita buat secara general tentang kebersihan laut, kalau laut kotor ikan kita akan terganggu, kira-kira gambaran seperti itu ke anak-anak, itu ajaran untuk anak TK, SD, SMP, jadi pembahasannya masih sederhana," jelasnya.

Terakhir, dia menyebut pemerintah tengah bekerja sama dengan Ocean Clean Up untuk mengangkut sampah di sungai dengan kapal pengangkut sampah.

"Tahun ini kita sampaikan kita ada kerja sama dengan Ocean Clean Up yaitu mempunyai kapal pengangkut sampah di muara sungai, itu kita lakukan untuk kurangi sampah kita ambil di muara sungai," ungkapnya.

Sementara itu, praktisi dari IPB Sinta Kaniawati menyebut saat ini Indonesia berada di posisi kedua penyumbang sampah terbanyak di dunia setelah China. Dia menyebut jika sampah yang berada di darat bisa diminimalisir, maka kemungkinan sampah di laut mudah teratasi.

"Pencemaran yang ada di laut darimana sih? Sebenarnya dari darat, kalau kita bisa pecahkan masalah di darat maka sebagian sampah di laut itu bisa dikendalikan, faktanya kalau kita melakukan cara hidup seperti saat ini, ini yang akan terjadi di tahun depan, lebih banyak plastik daripada ikan di laut, dan ini sangat mengerikan," pungkasnya.

(dtk)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »