JK: Kita Saling Menghormati, Tidak Pernah Menyebut Kaum Lain Kafir

JK: Kita Saling Menghormati, Tidak Pernah Menyebut Kaum Lain Kafir
BENTENGSUMBAR. COM - Hasil sidang Komisi Bahtsul Masail Maudluiyyah, Munas Alim Ulama dan Konferensi Besar, Nahdlatul Ulama ( NU) belum lama ini menyarankan, agar Warga Negara Indonesia (WNI) non-Muslim tidak lagi disebut sebagai kafir. Menurut para ulama kata kafir dianggap mengandung unsur kekerasan teologis.

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengapresiasi pernyataan tersebut. Kendati demikian ia percaya jika selama ini masyarakat Indonesia bisa saling menghormati. Sehingga kata 'kafir' jarang diucapkan terhadap orang lain. JK juga mengakui bahwa kata 'kafir' memang ada di dalam Alquran.

"Saya kira jarang orang berbicara kafir. Bahwa itu ada di Alquran, Iya pasti. Tapi kita juga saling menghormati satu sama lain. Sehingga tidak pernah menyebut kau kafir, kan tidak," ujar JK di Balai Kota Solo.

Pimpinan Sidang Komisi Bahtsul Masail Maudluiyyah, Abdul Moqsith Ghazali, di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Banjar, Jawa Barat, Kamis, 28 Februari 2019 menyampaikan, saran melarang menyebut warga negara non-Muslim sebagai kafir tersebut bukan untuk menghapus istilah kafir dalam Alquran maupun Hadits.

"Ini hanya untuk mengimbau masyarakat yang seringkali menyematkan label diskriminatif pada sebagian kelompok warga yang beragama Islam namun berbeda pendapat maupun non-Muslim," jelasnya. 

(Source: merdeka.com)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »