Tito Tidak Kasih Ampun ke Teroris

Tito Tidak Kasih Ampun ke Teroris
BENTENGSUMBAR.COM - Jenderal Tito Karnavian nggak mau main-main amankan mudik Lebaran tahun ini. Pengamanan dilakukan super ketat, termasuk bagi anak buahnya yang bertugas. Setiap personel akan dilengkapi dengan senjata api. Bagi teroris yang mau macam-macam, Tito tidak akan kasih ampun.

Selain senjata api, orang nomor 1 di kepolisian Indonesia ini juga terapkan buddy system. Maksudnya, setiap petugas polisi pengamanan mudik ditemani sesama anggota Polri atau TNI bersenjata lengkap.

Kebijakan ini diterapkan Tito bukan tanpa alasan. Pada mudik tahun lalu, Tito menyebut ada sejumlah personel di Cirebon ditembak orang tak dikenal saat melakukan patroli.

“Jadi ada petugas didampingi petugas bersenjata baik dari Polri atau TNI. Tahun lalu juga begitu ada kan ada serangan di tol ke arah Cirebon ada petugas yang ditembak," ujar Tito saat pantau arus mudik di rest area Tol Ngawi, kemarin.

Tito mengakui, hingga saat ini ia belum menerima adanya ancaman aksi terror. Namun ia tetap memerintahkan jajarannya agar tetap waspada. Menurutnya, bagi kelompok teroris, aksi teror yang dilaksanakan pada bulan Ramdan pahalanya bertambah. “Bagi mereka melakukan di bulan Ramadhan justru katanya pahalanya berlipat ganda,” ujar Tito.

Baru-baru ini saja, Polri telah menangkap sejumlah tersangka teroris di beberapa daerah. Sejumlah bom juga diamankan dari mereka dalam operasi penangkapan tersebut. "Masih ada anggota-anggota mereka yang mungkin direkrut baru. Maka, kami tidak mau mengambil risiko saat pengamanan mudik,” kata eks Kepala BNPT ini.

Kapolri juga memberikan gambaran terhadap 15 tersangka teroris yang sudah di tangkap. Semuanya berasal dari jaringan kelompok teroris di Jawa Barat yang saat ini masih terus dikembangkan.

"Penangkapan terakhir yaitu pengembangan dari kasus kelompok di Bekasi. Kelompok ini berafiliasi dengan kelompok di Jawa Barat di Sukabumi,” ucap Tito.

Kelompok teroris yang saat ini telah diamankan menurut Tito memiliki koneksi dengan kelompok teroris di daerah lain di seluruh Indonesia. Kelompok teroris di Lampung terkoneksi dengan kelompok di Sibolga dan Pangkalan Balai.

Sementara, kelompok teroris di Tanjung Balan, Sumatra Utara, terkoneksi dengan kelompok yang ada di Jakarta serta kelompok di Jawa barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

"Ini semua saling terkait dalam satu jaringan yang sama yang disebut jaringan Jamaah Ansyarut Daulah JAD. Masih ada anggota anggota mereka yang mungkin direkrut baru,” ujar dia.

Di tempat yang sama, Hadi Tjahjanto menegaskan agar personil yang bertugas di lapangan dapat saling bersinergi. Ini penting untuk menjaga kelancaran arus mudik lebaran. Dalam Operasi Ketupat 2019, Hadi menyebut, 162 ribu personel dilibatkan.

Personel itu berasal dari Polri, TNI, Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan di daerah, Satuan Polisi Pamong Praja, Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan di daerah, anggota Pramuka,serta organisasi masyarakat dan kepemudaan. Mereka bertugas selama 13 hari terhitung sejak 29 Mei 2019 hingga 10 Juni 2019.

"Saya perintahkan kepada prajurit TNI yang bertugas di lapangan agar dapat berkoordinasi dengan baik bersama instansi lainnya dalam mendukung kelancaran arus mudik lebaran,” ujarnya.

(Source: rmco.id)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »