Peserta Bimtek Jitu Pasna Kunjungi Lokasi Bencana di Situjuh Gadang dan Tungkar

Peserta Bimtek Jitu Pasna Kunjungi Lokasi Bencana di Situjuh Gadang dan Tungkar
BENTENGSUMBAR.COM - Hari ke-3 pelaksanaan Bimbingan Teknis Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Bimtek Jitu Pasna) bagi jurnalis media cetak, elektronik dan online, para peserta diajak mengunjungi lokasi bencana di Nagari Situjuh Gadang dan Nagari Tungkar Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Jumat, 1 November 2019.

Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui kondisi di lapangan pasca bencana alam longsor yang menimpa ke dua nagari tersebut pada 16 April 2019 lalu. 

Kedatangan rombongan di Nagari Situjuh Gadang disambut oleh Wali Nagari Syofiarledi dan perangkat nagari lainnya. Syofiarledi menceritakan, bencana longsor itu terjadi secara tiba-tiba sehari sebelum pelaksanaan pemilihan umum 17 April 2019, yaitu 16 April 2019 pukul 13.00 WIB.

Namun, bencana longsor tersebut tidak memakan korban jiwa. Tetapi kerugian ditaksir Rp2 miliar lebih. Pasalnya, 5 Ha sawah warga tertimbun longsor dan jalan dan jambatan di nagari itu mengalami kerusakan. 

"Sampai saat ini, 0,3 Ha dari sawah yang tertimbun longsor belum bisa ditanami, karena batu-batu besar menimbun lahan pertanian warga," ungkapnya. 

Di nagari yang terletak di lereng Gung Sago tersebut, ada tiga jorong yang terkena dampak longsor, yaitu Jorong Kociak, Padang Kuning dan Situjuh Gadang. Syofiarledi mengungkap, dana desa yang digunakan untuk penanganan bencana tersebut hanya dibolehkan Rp6 juta. 

"Hanya sebesar itu dana yang bisa kami cairkan untuk penanggulangan bencana tersebut," cakapnya. 

Ia mengatakan, setelah terjadi bencana tersebut, para pemuda di nagari membersihkan lokasi yang terkena longsor dengan cepat. 

"Para pemuda kita perintahkan untuk mengevakuasi korban bencana dan membersihkan lokasi longsor. Pasca bencana, mana yang bisa kita gorokan, ya kita gorokan untuk memulihkan situasi pasce bencana," terangnya. 

Selain itu, kata  Syofiarledi wakil bupati bersama pejabat lainnya juga langsung turun meninjau ke lapangan. Bantuan datang dari Dinas Sosial, BPBD, 3 rumah yang rusak sudah direhab Baznas, dan Dinas Perkebunan dan Kehutanan juga memberikan bantuan bibit mahoni.

Ironisnya, Syofiarledi mengaku, sampai saat ini belum mengetahui sumber bencana yang menyebabkan longsor tersebut. Ia membantah, penyebab longsor tersebut adalah aktivitas ilegal loging.

"Sejak tahun 1980, hutan-hutan tidak boleh dirambah. Bahkan warga juga dilarang membuang sampah," pungkasnya.

Usai mengunjungi Nagari Situjuh Gadang, peserta Bimtek Jitu Pasna mengunjungi Nagari Tungkar. Rombongan diterima oleh Wali Nagari Tungkar, Yusrizal Datuk Pado. 

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »