Wako Mahyeldi Berikan Tausiah di Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Wako Mahyeldi Berikan Tausiah di Universitas Muhammadiyah Bengkulu
BENTENGSUMBAR.COM - Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menyampaikan pesan-pesan dakwah di Kampus Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) diselah-selah kunjunganya ke Kota Bengkulu, Kamis, 7 November 2019. Usai shalat Zuhur Mahyeldi pun menyampaikan tausiahnya dihadapan mahasiswa, para civitas akadmika UMB. Teristimewa yang hadir ketika itu Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan dan Rektor UMB Sakroni.

Dalam tausiahnya, Wali Kota Mahyeldi merujuk pada Qs. Ibrahim 24 dan 25. Dalam Qs. Ibrahim ayat 24, “Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit”.

Dilanjutkan ayat 25berikutnya: “Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.”

Dari ayat diatas, permisalan yang disebutkan Allah salah satunya adalah kalimat "toyyibah" (kata-kata yang baik). seperti kalimat tauhid; “La ilaha illallah”.

Lebih lanjut Mahyeldi memaparkan, pohon yang kokoh mempunyai tiga ciri khas sebagaimana yang dikatakan Allah di dalam surat tadi. Ciri pertama: Ashluha Tsabitun (memiliki akar yang kuat). Dengan akar yang kuat pohon dapat berdiri kokoh, dengan akar yang kuat pohon akan dapat menghisap nutrisi untuk tumbuhan itu sendiri, dengan akar yang kuat, pohon itu tidak akan mudah untuk ditumbangakan.

"Dari penjelasan diatas, maka orang muslim itu harus memiliki pendirian kokoh, memiliki prinsip yang jelas. Tidak seperti batang kayu diatas bukit. Kemana angin bertiup maka kesana cendrungnya. Justru angin sendiri yang harus diarahkan batang kayu yang kuat itu," jelasnya.

Ciri kedua, kata Mahyeldi, Far’uha Fis-Sama’i (Cabang-cabang menjulang tinggi). Artinya, seorang mukmin harus memiliki kecerdasan yang luas, memiliki jarak pandang yang tidak terbatas dan seorang muslim harus memiliki sikap yang flexsibel dalam menyikapi situasi dan kondisi.

"Dengan ilmu yang tinggi seorang muslim tentunya memiliki sikap kedewewasaan dalam menyikapi berbagai permaslahan yang ada sehingga ketika memiliki permasalahan dapat disikapi dengan dewasa yang nantinya timbul sikap toleransi,” ulasnya.

Terkahir Mahyeldi membahas ciri ketiga, yaitu thu’ti ukulaha kulla kullu hiinim (Pohon itu menghasilan buah pada setiap waktu). “Artinya, Seorang mukmin harus bisa memberikan manfaat yang baik kepada orang lain dengan memberikan prioritas pada kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi orang banyak,” tutup Mahyeldi mengakhiri. 

(Muliadi)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »