BENTENGSUMBAR.COM - Presiden Indonesia Lawyers Club (ILC) Karni Ilyas bercerita kenangan lama ketika berkunjung ke Sumatera Barat bersama Presiden Megawati Soekarnoputri dan Dr. H. Muhammad Taufiq Kiemas Datuk Basa Batuah pada tahun 2004 pada tayangan ILC di TVOne dengan judul "Sumbar Belum Pancasilais?", Selasa, 8 September 2020.
Tayangan ILC di TVOne dengan judul "Sumbar Belum Pancasilais?" tersebut diangkat pasca pernyataan Puan Maharani soal Sumbar dan Pancasila ketika menyerahkan SK DPP PDIP ke bakal calon gubernur Mulyadi yang berpasangan dengan Ali Mukhni.
Dia mengawali cerita saat berbisik ke Taufik Kemas, suami Megawati Soekarnoputri, yang duduk berdekatan dengannya ketika dijamu Gubernur Sumbar Zainal Bakar.
"Ketika itu saya nyeletuk. Karena waktu itu dekat akan pemilu 2004, dan Bu Mega juga akan mencalonkan sebagai presiden, dan ketika itu adalah presiden. Saya nyeletuk ke Pak Taufik Kiemas, "Pak Taufik itu kan ibunya Minang, lah supaya orang Sumatera Barat dapat hatinya, Pak Taufik bagaimana kalau kita jadikan datuk," ungkap Karni Ilyas.
Ide Karni Ilyas tersebut langsung disambut almarhum Zainal Bakar selaku Gubernur Sumatera Barat. Zainal Bakar setuju dan Taufik Kiemas pun akhirnya menyetujui.
"Waktu itu kita tidak tahu di mana aslinya, Pak Taufik Kiemas kalau dia orang Minang, ibunya orang Minang, bapaknya orang Palembang. Terpaksa dibikin panitia, untuk melacak, di mana sebanarnya, aslinya kampung halaman Pak Taufik Kiemas. Dan akhirnya beberapa bulan kemudian, ditemukan di Batipuh Tanah Datar, Sumatera Barat. Dan diputuskan lah untuk mengangkat Pak Taufik Kiemas menjadi datuk," cerita Karni Ilyas.
Sebagai pertanggungjawaban, kata Karni Ilyas, dirinya diminta untuk membuat pidato adat untuk Taufik Kiemas yang sarat dengan petatah petitih. "Itu lidahnya Pak Taufik Kiemas yang tidak biasa berbahasa Minang, patah tujuh gara-gara mengucapkan pidato tersebut."
Jadi aslinya, tegas Karni Ilyas, atau minimal separoh dari darah Puan Maharani itu sebanarnya adalah Minang. Karni pun mengungkapkan kekecewaan keluarga Megawati soal perolehan kursi PDIP di Sumbar dari pemilu ke pemilu.
Tak hanya itu, Karni Ilyas juga mengungkap kalau dirinya tak hanya meminta Taufik Kemas untuk menjadi datuk. Tapi juga meminta Taufik Kiemas meninggalkan monumen untuk Sumatera Barat.
"Dan dia tanya, "Apa maunya?" Saya bilang daerah Riau itu sudah maju sekali. Padahal di zaman dahulu, Sumatera Barat yang maju. Sekarang Sumatera Barat jadi terbelakang. Lah, bagaimana kalau kita anggap Riau sebagai halaman depan, Sumatera Barat halaman belakang. Dan waktu itu, jalan Kelok 9 itu, harus naik rakit melewati sungai untuk sampai ke Padang," urai Karni Ilyas.
"Dan saya minta ke Pak Taufik Kiemas, supaya dibangun jalan, tidak lagi melingkar sembilan kali, tapi lurus ke Sumatera Barat. Dan malam itu juga diperintahkan Menteri PU Sunarno untuk merencanakannya. Dan sekarang jalan itu sudah dinikmati, baik oleh orang Riau maupun oleh orang Sumatera Barat," terang Karni Ilyas.
Karni Ilyas berharap dari diskusi malam tersebut akan melahirkan hikmah. "Tak kenal maka tak sayang. Mudah-mudahan dengan ini akan lebih akrab antara keluarga Bu Mega dengan Sumatera Barat, bukan justru lebih bermusuhan," harap Karni Ilyas.
(by)
Tayangan ILC di TVOne dengan judul "Sumbar Belum Pancasilais?" tersebut diangkat pasca pernyataan Puan Maharani soal Sumbar dan Pancasila ketika menyerahkan SK DPP PDIP ke bakal calon gubernur Mulyadi yang berpasangan dengan Ali Mukhni.
Dia mengawali cerita saat berbisik ke Taufik Kemas, suami Megawati Soekarnoputri, yang duduk berdekatan dengannya ketika dijamu Gubernur Sumbar Zainal Bakar.
"Ketika itu saya nyeletuk. Karena waktu itu dekat akan pemilu 2004, dan Bu Mega juga akan mencalonkan sebagai presiden, dan ketika itu adalah presiden. Saya nyeletuk ke Pak Taufik Kiemas, "Pak Taufik itu kan ibunya Minang, lah supaya orang Sumatera Barat dapat hatinya, Pak Taufik bagaimana kalau kita jadikan datuk," ungkap Karni Ilyas.
Ide Karni Ilyas tersebut langsung disambut almarhum Zainal Bakar selaku Gubernur Sumatera Barat. Zainal Bakar setuju dan Taufik Kiemas pun akhirnya menyetujui.
"Waktu itu kita tidak tahu di mana aslinya, Pak Taufik Kiemas kalau dia orang Minang, ibunya orang Minang, bapaknya orang Palembang. Terpaksa dibikin panitia, untuk melacak, di mana sebanarnya, aslinya kampung halaman Pak Taufik Kiemas. Dan akhirnya beberapa bulan kemudian, ditemukan di Batipuh Tanah Datar, Sumatera Barat. Dan diputuskan lah untuk mengangkat Pak Taufik Kiemas menjadi datuk," cerita Karni Ilyas.
Sebagai pertanggungjawaban, kata Karni Ilyas, dirinya diminta untuk membuat pidato adat untuk Taufik Kiemas yang sarat dengan petatah petitih. "Itu lidahnya Pak Taufik Kiemas yang tidak biasa berbahasa Minang, patah tujuh gara-gara mengucapkan pidato tersebut."
Jadi aslinya, tegas Karni Ilyas, atau minimal separoh dari darah Puan Maharani itu sebanarnya adalah Minang. Karni pun mengungkapkan kekecewaan keluarga Megawati soal perolehan kursi PDIP di Sumbar dari pemilu ke pemilu.
Tak hanya itu, Karni Ilyas juga mengungkap kalau dirinya tak hanya meminta Taufik Kemas untuk menjadi datuk. Tapi juga meminta Taufik Kiemas meninggalkan monumen untuk Sumatera Barat.
"Dan dia tanya, "Apa maunya?" Saya bilang daerah Riau itu sudah maju sekali. Padahal di zaman dahulu, Sumatera Barat yang maju. Sekarang Sumatera Barat jadi terbelakang. Lah, bagaimana kalau kita anggap Riau sebagai halaman depan, Sumatera Barat halaman belakang. Dan waktu itu, jalan Kelok 9 itu, harus naik rakit melewati sungai untuk sampai ke Padang," urai Karni Ilyas.
"Dan saya minta ke Pak Taufik Kiemas, supaya dibangun jalan, tidak lagi melingkar sembilan kali, tapi lurus ke Sumatera Barat. Dan malam itu juga diperintahkan Menteri PU Sunarno untuk merencanakannya. Dan sekarang jalan itu sudah dinikmati, baik oleh orang Riau maupun oleh orang Sumatera Barat," terang Karni Ilyas.
Karni Ilyas berharap dari diskusi malam tersebut akan melahirkan hikmah. "Tak kenal maka tak sayang. Mudah-mudahan dengan ini akan lebih akrab antara keluarga Bu Mega dengan Sumatera Barat, bukan justru lebih bermusuhan," harap Karni Ilyas.
(by)
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »