Webinar Hari Santri PCNU Padang Pariaman, Ini Pesan Penting Prof. H. Ganefri

BENTENGSUMBAR.COM - Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan pondok pesantren yang ada Sumatera Barat agak lambat dibanding daerah lain seperti di Jawa. Karena sejarahnya memang dulunya  di Sumatera Barat mengenal yang namanya pendidikan surau tempat para ulama menimba ilmu agama. Pondok pesantren adalah tempat dimana kita mencetak ulama-ulama. 

Demikian diungkapkan Ketua PWNU Provinsi Sumatera Barat Prof. H. Ganefri  pada  acara webinar zoom Dialog Online PCNU Padang Pariaman dengan Tema ‘Membangun Pesantren dan Peradaban dari Nagari, Kamis, 22 Oktober 2020 malam di Padang Pariaman. 

Tampil sebagai narasumber  Anggota DPR RI H. John Kenedy Azis, SH, MH, Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sumatera Barat Prof. H. Ganefri, Ph.D, Kabid PAPKIS Kanwil Kemenag Sumatera Barat Rinalfi, dan Ketua Baznas Kab. Padang Pariaman Dr. Rahmat Tuanku Sulaiman, MM.

Menurut Ganefri di era kemajuan teknologi sekarang perlu kita pikirkan bagaimana sinergitas antara pesantren dengan perguruan tinggi misalnya. 

Di Sumatera Barat banyak anak-anak yang di pesantren mereka terputus pendidikannya untuk melanjutkan ke perguruan tinggi karena tidak punya ijazah formal. 

“Kedepan ini yang harus kita pikirkan bagaimana santri-santri bisa mendapatkan ijazah formal baik itu ditingkat Ibtidaiyah, Tsnawiyah, maupun Aliyah agar mereka bisa melanjutkan ke perguruan tinggi,” tutur Ganefri yang juga Rektor UNP ini.

Ketua PCNU Kabupaten  Padang Pariaman Dr. Zainal Tuanku Mudo sebelumnya menyebutkan, PCNU Padang Pariaman yang baru saja menerima SK pada 16 Oktober yang lalu melakukan beberapa kegiatan yang bernuansa Ahlussunah wal jamaah.

Diantaranya melakukan ziarah ke makam para ulama, pendiri pondok pesantren, melakukan dialog dengan tokoh-tokoh Padang Pariaman dan yang terakhir webinar  puncak dari rangkaian kegiatan PCNU Padang Pariaman  memeriahkan Hari Santri Nasional tahun 2020.

John Kenedy Azis menyampaikan Santri Sehat Indonesia Kuat merupakan hashtag Hari Santri Nasional 2020 ini karena di tengah wabah covid-19 kita harus sehat. 

Di DPR pun ini menjadi diskusi hangat karena Pesantren merupakan boarding dimana tempat para santri masuk asrama. 

Maka perlu pertimbangan yang sangat matang ketika antara pemerintah dan DPR memutuskan belajar mengajar di Pesantren sehingga untuk mem-backup itu semua dengan mengeluarkan stimulus bagamaina supaya santri bisa belajar tapi disisi lain santri juga harus kita jaga kesehatan dan keamanannya agar tidak terpapar virus Covid-19.

“Kurang lebih sekitar dua minggu yang lalu, Saya dan rombongan Komisi VIII DPR RI mengunjungi sebuah Pesantren yang amat pesat perkembangannya dalam waktu 10 tahun dan telah memiliki asset sekitar Rp 2,2 T. Pondok Pesantren tersebut terletak di daerah Pandeglang Banten yang bernama Riyadusholihiin yang dipimpin oleh seorang anak muda. Ponpes ini luar biasa perkembangannya dalam jangka waktu 10 tahun sudah memiliki santri sebanyak 1.100 orang. Dalam kondisi pandemic sekarang dilakukan kebijakan tidak boleh dibesuk dan juga tidak boleh keluar untuk mencegah terpaparnya santri-santri dari virus covid-19”.

"Saya sebagai putra daerah juga sangat ingin berkembang Ponpes-ponpes yang ada di Sumbar. Sekarang perkembang Pesantren di Sumbar masih tertinggal dari daerah lain. Ini merupakan cambuk bagi kita semua bagaimana Ponpes-ponpes bisa berkembang dan lebih maju dimasa depan,”  harapannya.

Andil ulama, santri tidak bisa terlepas dari sejarah berdirinya Republik ini maka kehadiran santri adalah sebuah keniscayaan yang dibutuhkan oleh negara ini. Kepada santri kita berharap terus belajar dan belajar. 

Santri bukan saja menjadi ustad atau pakiah tapi santri harus bisa menjadi ahli ekonomi, ahli politik, dan lain sebagainya.

Sementara Kabid PAPKIS Kanwil Kemenag Sumatera Barat, Rinalfi menyampaikan apresiasi atas kegiatan yang dilakukan PCNU Padang Pariaman secara virtual. 

Lahirnya UU No. 18 tahun 2019 tentang Pondok Pesantren juga menunjukkan bahwa Ponpes setara dengan Lembaga Pendidikan lainnya. Ini sebuah pengakuan dari pemerintah bahwa ponpes tidak sebagai tempat Pendidikan tetapi juga pilar-pilar dakwah islam dan pemberdayaan umat.

Ketua BAZNAS Kab. Padang Pariaman Dr. Rahmat Tuanku Sulaiman mengatakan, santri atau Pakiah itu berasal dari Bahasa Arab yang artinya orang yang paham ilmu agama dan mengamalkan ilmu tersebut. 

Sekarang kita tidak perlu cemas karena santri merupakan magnet di masyarakat. 

Memang awalnya para orangtua menitipkan anaknya di pondok yang memiliki input rendah. 

Akan tetapi pada prosesnya setelah mondok santri tersebut memiliki output yang bisa bersaing. Kita melihat ada santri yang menjadi Presiden dan wakil Presiden. 

Artinya santri tersebut tidak paham ilmu agama tetapi memiliki kemampuan dalam berbagai bidang seperti ahli mesin, ahli ekonomi, ahli politik, tambah Ketua GP Ansor Sumbar ini.

Dialog Online ini dimoderatori  Ade Dasrial Tk. Sutan, S.Si, M.Ikom yang juga seorang pengajar di Ponpes Bustanul Yaqin dan sebagai pembawa acara Fauzan Ahmad Tuanku Malin Kayo Sinaro, S.Pd.I serta diikuti oleh warga nahdliyin yanga ada di Padang Pariaman dan Sumatera Barat.  

(adi/at)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »