BENTENGSUMBAR.COM - Gerakan Pemuda Ansor atau GP Ansor siap dikirim ke Papua untuk melawan pihak yang berniat memecah NKRI.
Polemik yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, khususnya di Papua membuat GP Ansor menyatakan sikap tegas.
Pihaknya siap diterjunkan untuk melawan pihak yang berniat memecah belah bangsa sebagai bentuk jihad.
GP Ansor memberi tanggapan terkait gejolak yang terjadi di beberapa daerah, dan mengganggu keutuhan NKRI.
Hal tersebut membuat GP Ansor bersikap untuk membantu pemerintah dalam hal menjaga NKRI.
Seperti polemik di Papua yang tejadi beberapa waktu lalu. Hal itu membuat GP Ansor menyatakan sikapnya.
Di mana GP Ansor menyatakan siap dikirim ke Papua untuk menghadapi pihak yang mengganggu keutuhan NKRI.
Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua PP GP Ansor Koordinator, Wilayah Jateng-DIY, Mujiburrohman.
Ia menjelaskan jika pemerintah meminta GP Ansor berangkat ke Papua, GP Ansor siap menjalankan perintah.
"Jika pemerintah membutuhkan kami, kami siap, untuk NKRI kami siap," katanya saat menghadiri acara pembagian masker besama Aice dan GP Ansor di THR Kabupaten Batang, Kamis, 3 Desember 2020.
Dilanjutkannya amanah Pemuda Ansor ada dua, menjaga NKRI dan ahlussunnah wal jamaah.
"Perlu diketahui Pemuda Ansor sudah berjihat sejak era kemerdekaan, dan melawan penjajah selama 11 tahun," ujarnya.
Ia menjelaskan, kalau sekarang ada yang mengajak jihad, mau melawan siapa, karena Indonesia sudah damai.
"Perang itu melawan kebatilan dan musuh kemanusiaan yang wajib dibalas," paparnya.
Ia menambahkan, jihad yang dilakukan GP Ansor adalah jihad untuk membantu masyarakat.
"Terutama di tengah pandemi Covid-19, dengan berbagi masker dan saling meringankan beban. Namun kalau pemerintah membutuhkan kami dalam hal menjaga keutuhan NKRI, GP Ansor siap," tambahnya.
Papua Kondusif Jika Nama-nama Ini Dipegang
Situasi keamanan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, mulai berangsur kondusif.
Aktivitas masyarakat mulai berjalan.
Namun, Kapolri Jenderal Tito Karnavian berpandangan bahwa situasi keamanan belum benar-benar kondusif, selama tokoh-tokoh yang termasuk dalam kelompok pemicu kerusuhan belum ditangkap.
"Definisi amannya kalau tokoh-tokoh penggeraknya, baik dari ULMWP maupun KNPB ketangkap. Kita sudah tahu nama-namanya mereka," ujar Tito.
Dua kelompok yang disebut Tito adalah United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) dan Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Adapun, ULMWP atau Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat merupakan organisasi politik untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat.
Organisasi tersebut dipimpin oleh Benny Wenda.
Sementara, KNPB adalah organisasi politik rakyat dan sebuah kelompok masyarakat Papua yang berkampanye untuk kemerdekaan Papua Barat.
Tito yang sedang bersama Menko Polhukam Wiranto dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, memastikan aparat akan terus memburu nama-nama yang dimaksud.
Menurut Tito, selama para tokoh dari dua organisasi tersebut belum ditangkap, maka potensi gangguan keamanan akan terus ada.
"Kalau mereka sudah ketangkap, sudah aman," kata Tito.
Tito juga menegaskan bahwa pasukan yang kini ada di Papua, belum akan ditarik hingga batas waktu yang belum ditentukan.
"Kita akan tetap memberikan penguatan pasukan yang ada sampai dengan aman," kata dia.
Hingga kini, terkait kerusuhan di Wamena, polisi sudah menetapkan 13 tersangka.
Sepuluh tersangka kini sudah ditangkap dan tiga lainnya masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).
Sebelumnya, Tito juga menyebut bahwa dalang dari kerusuhan di Jayapura adalah ULMWP dan KNPB.
Dari ULMWP, polisi sudah menangkap Buchtar Tabuni yang menjabat sebagai Wakil Ketua II.
Sedangkan, dari KNPB, kini ketuanya Agus Kossay dan Steven Itlay selaku Ketua Wilayah Mimika sudah ditangkap.
Source: Tribunnews
« Prev Post
Next Post »