Catatan H Ali Akbar: Hidup Sejahtera dengan Bertani

Hidup Sejahtera dengan Bertani
MASIH ingat lagu Koes Plus begini, “Tongkat kayu dan batu jadi tanaman..”


Lagu ini mengingatkan kembali kepada kita betapa tanah dan alam negeri tercinta ini membawa keberkahan bagi masyarakatnya. Hal ini pula yang membuat para penjajah datang ke Indonesia, mengeruk hasil bumi dan alamnya. 


Namun, dengan adanya perubahan zaman, nilai dan harga hasil bumi serta alam negeri ini membuat masyarakatnya termarjinalkan dan miskin, sehingga muncullah ungkapan, “Nak, kelak kamu besar nanti jangan bertani seperti bapak, ya? Kamu pergi merantau dan bekerja di perkantoran.”  Maka para pemuda enggan bertani karena dianggap tidak bisa merubah nasib alias miskin.


Nah, melihat situasi dan keadaan akhir-akhir ini, apalagi sejak adanya pandemi COVID-19 pada tahun 2020 yang lalu, secara perlahan namun pasti muncullah paradigma baru, dimana kaum millenial (kelahiran tahun 1990-an) mulai melirik desa dengan pekerjaan bertani. Ada yang menjadi jutawan bahkan milyuner dengan hidup bertani.


Berikut ini tips dan trik cara bertani untuk mencapai hidup sejahtera:


1. Tingkatkan produktifitas pertanian dengan teknologi ramah lingkungan dan Food Safety.


Mengolah tanah agar tetap subur dengan menggunakan teknologi pupuk mikroba atau konsep agro-forestry.


Teknologi pupuk mikroba ini merupakan salah satu solusi atas masalah menurunnya kualitas lahan akibat penggunaan pupuk sintetis secara berlebihan. Pemanfaatan mikroba, yang merupakan salah satu kekayaan hayati, menjadi alternatif yang terus dikembangkan menjadi suatu produk untuk meningkatkan produktivitas pertanian dengan mengurangi pemakaian pupuk buatan.


Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menciptakan teknologi Beyonic yang berbasis mikroba untuk pembuatan pupuk organik. Peluncuran teknologi tersebut dilakukan Menteri Riset dan Teknologi, Suharna Surapranata di Cibinong Science Center, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (30/1/2010).


Konsep Agro-forestry atau Wanatani adalah suatu bentuk pengelolaan sumber daya yang memadukan kegiatan pengelolaan hutan atau pohon kayu-kayuan dengan penanaman komoditas atau tanaman jangka pendek, seperti tanaman pertanian. Model-model wanatani bervariasi mulai dari wanatani sederhana berupa kombinasi penanaman sejenis pohon dengan satu-dua jenis komoditas pertanian, hingga ke wanatani kompleks yang memadukan pengelolaan banyak spesies pohon dengan aneka jenis tanaman pertanian, dan bahkan juga dengan ternak atau perikanan.


Food safety atau keamanan pangan merupakan suatu ilmu yang membahas tentang persiapan, penanganan serta persiapan makanan atau minuman agar tidak terkontaminasi oleh bahan kimia, fisik maupun biologis. Artinya bahan makanan atau minuman yang kita makan itu sehat.


2. Peningkatan nilai tambah & divesifikasi produk.


Produk pertanian diolah sedemikian rupa dengan menambahkan unsur teknologi terapan atau Teknologi Tepat Guna agar menambah hasil jual dari produk pertanian tersebut.


Misal: (a). Singkong diolah menjadi tepung terigu, gorengan, tepung mocaf (modified cassava flavour, dimana teksturnya lebih kasar dari tepung terigu), bio-ethanol dlsb. (b). Padi yang bisa diolah berupa sekam, bekatul dan jeraminya menjadi makanan, pupuk organik, dlsb.


 3. Menaikkan awareness dengan branding.


Membuat branding atau merek terhadap hasil olahan produk pertanian, sehingga bisa dikenal dan dapat meningkatkan nilai jual.


 4. Memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan penjualan menggunakan digital marketing. 


Ditulis Oleh:  H. Ali Akbar, Tinggal di Pariaman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »