Mudik Itu Jangan Dilarang, Tapi Harus Diatur, Begini Kata Sengaja Budi Syukur

BENTENGSUMBAR.COM - Mudik saat lebaran sudah menjadi budaya bagi masyarakat di Nusantara. Sebab, pada saat mudik itu, warga saling bersilaturahmi dan melepas kerinduan karena sudah lama tidak bersua.

Termasuk di Sumatera Barat. Budaya mudik dikenal dengan istilah pulang kampung saat hari raya menjelang. Para perantau berbondong-bondong pulang ke kampung halaman mereka.

"Momen pulang kampung itu menjadi kesempatan bagi perantau untuk bersilaturahmi, duduk di lapau, dan tak jarang saling berbagi. Kesuksesan seseorang di rantau juga terlihat saat pulang kampung itu," ungkap Sengaja Budi Syukur, salah seorang pelaku usaha transportasi di Sumatera Barat kepada BentengSumbar.com, Selasa, 20 April 2021.

Dikatakan Budi Syukur, pada saat pulang kampung, perantau berperan membantu pembangunan di kampung halaman. Sektor ekonomi di kampung halaman juga bergerak dengan pulangnya perantau.

"Sulit melakukan pelarangan mudik itu. Masyarakat pasti akan mencari celah untuk berusaha pulang kampung. Istilahnya, mereka akan mancilok-cilok untuk bisa tiba di kampung halaman. Sebab, tidak mungkin perbatasan dijaga dengan ketat selama 24 jam," ungkap mantan Ketua Organda Sumbar ini.

Budi Syukur menekankan, daripada dilarang, seharusnya mudik itu diatur dan dijadikan momen untuk mentracking penyebaran virus corona.

"Mestinya jangan dilarang, tapi tapi diatur. Kalau diatur, maka penyebaran Covid-19 akan terdata, dan sektor ekonomi tidak dirugikan," ungkap Budi Syukur.

Budi Syukur mengatakan, saat ini Sumbar termasuk daerah dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat berbasis mikro.

"Momennya lebaran ini kita melakukan tracking melalui Rapid Antigen. Bagi pemudik, diwajibkan minimal Rapid Antigen, kalau tidak bisa PCR," tegasnya.

Meski demikian, Budi bersyukur, pembatasan yang dilakukan pemerintah hanya pada angkutan orang, bukan barang dan logistik.

"Yang dibatasi kan angkutan orang. Sedangkan angkutan barang, dan logistik tidak ada pembatasan," katanya.

Ketua Dewan Pertimbangan Pengusaha Angkutan Truk Indonesia (APRINDO) ini merasa lega karena saat ini tidak ada pembatasan angkutan barang dan logistik.

"Ini membuktikan pemerintah cukup peduli, sehingga tidak membatasi angkutan barang dan logistik, sehingga stock barang dan logistik di daerah ada," terangnya.

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »