Pesantren Rizieq Tolak Tes Covid-19, Yusuf Muhammad: Revolusi atau Polusi Akhlak?

Pesantren Rizieq Tolak Tes Covid-19, Yusuf Muhammad: Revolusi atau Polusi Akhlak?
BENTENGSUMBAR.COM - Yusuf Muhammad, pegiat media sosial mengomentari informasi bahwa Pondok Pesantren miik Riziea Shihab menolak untuk dites Covid-19 oleh Dinas Kesehatan Bogor.


Yusuf Muhammad menyinggung soal revolusi akhlak yang sempat digadang-gadangkan Rizieq sebagai Imam Besar Front Pembela Islam (Islam).


“Revolusi atau polusi akhlaq?” kata Yusuf Muhammad melalui akun Twitter-nya pada Senin, 26 April 2021.


Yusuf Muhammad membagikan cuitannya itu bersama sebuah artikel berjudul ‘Ponpes Milik Rizieq Shihab Menolak Dites Covid-19 oleh Dinkes Bogor.’


Adapun informasi soal penolakan pesantren Rizieq terhadap tes Covid-19 itu disampaikan oleh Dadang Sudiana, anggota Bhabinkamtibnas yang hadir dalam persidangan kasus kerumunan di Megamendung dengan terdakwa Rizieq Shihab, di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin, 26 April 2021.


Awalnya, Kepala Seksi Surveillance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Bogor, Adang Mulyana mengaku tidak bisa melakukan testing Covid-19 terhadap Pondok Pesantren Agrokultural Markaz Syariah, Megamendung, Bogor, Jawa Barat.


Sebagai catatan, kepentingan testing Covid-19 terhadap pihak pondok pesantren itu sehubungan dengan kerumunan jemaah pada tanggal 13 November 2020.


Adang sendiri mengaku tidak mendapat alasan jelas dari Bhabinkamtibnas terkait gagalnya Dinkes melakukan testing.


“Kami ikuti tim pengamanan saja, mereka bilang belum bisa masuk. Tidak tahu (alasannya),” kata Adang.


Dadang Sudiana sebagai anggota Bhabinkamtibnas pun mengatakan bahwa pihak pesantren sangat tertutup terhadap pihak luar.


Menurutnya, pihak Bhabinkamtibnas sudah berdialog dengan pihak pesantren agar bersedia melakukan tes Covid. Hanya saja, pihak pesantren tetap menolak tanpa alasan jelas.


“Kalau saya datang selalu ditolak,” kata Dadang.


“Apakah Anda mencoba berdialog langsung dengan pengurus?” tanya jaksa.


“Sudah, pihak yang melarang tidak memberikan alasan,” jawab Dadang.


Meski pihak pesantren enggan menerima testing dari Dinkes Pemkab Bogor, beberapa sampel tetap berhasil diambil dari warga yang menghadiri acara tersebut.


“Di sekitar pondok pesantren itu anda ambil tidak?” tanya jaksa.


“Betul, Pak. Setelah kegiatan tersebut kami ambil sampel diawali rapid antibodi dan antigen, 20 reaktif ant bodi kemudian 1 (pemeriksaan) PCR positif,” jelasnya.


Source: makassar.terkini.id

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »