Teror Gereja dan Mabes Polri, Pengamat: Polisi Tidak Boleh Kendor!

BENTENGSUMBAR.COM - Aksi bom bunuh diri dan terorisme yang akhir-akhir ini terjadi di Indonesia, ditanggapi oleh pengamat politik Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (LAKSAMANA), Samuel F. Silaen.

"Sesungguhnya musuh negara itu tak lain adalah kemiskinan, ketidak-adilan sosial, apa selamanya demikian? tapi kenapa ada kelompok atau pihak- pihak yang serang gereja, apa tempat ibadah umat kristiani itu bersalah?," ungkap Silaen melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi BentengSumbar.com, Sabtu, 3 April 2021.

Ditegaskannya, teror adalah perilaku pelanggaran hak asasi manusia. "Herannya lagi, sang peneror menjadikan institusi kepolisian sebagai target yang harus diserang, apa no kira-kira kesalahan penegak hukum jadi sasaran penyerangannya. Itulah yang perlu dikaji dan didalami agar bisa menemukan akar permalasahan yang sebenarnya," ujar 

"Sesungguhnya apa yang ingin diraih (target) kelompok peneror itu dinegeri ini? Apa hanya ingin menakut-nakuti institusi penegak hukum? kelompok atau pihak-pihak itu mencoba menyerang kewibawaan pemerintah atau bagaimana? Soalnya menjadi miris ketika yang diserang itu polisi yang notabene pelindung, pengayom dan pelayan rakyat!, Atau pihak kepolisian dianggap sebagai musuh penghadang/ penghambat misi mereka? Dan masih banyak lagi sederet pertanyaan publik," ungkap Silaen. 

Menurutnya, aksi penembakan (30/3) yang terjadi di Mabes Polri itu bagian dari teror kepada polri yang sedang gencar- gencarnya memburu dan menangkap para pelaku atau kelompok tertentu dan otak yang berada di belakang terjadinya teror dibeberapa daerah termasuk yang baru saja terjadi bom bunuh diri di Makassar.

"Kejadian teror yang sedang marak terjadi ini, adalah pertanda yang perlu didalami (dikaji) dan urai secara bener- bener!" katanya.

Menurutnya, teror harus disikapi dan diurai benar- benar secara mendalam agar tidak salah menyimpulkan dari sebuah 'fenomena'. "Apa yang harus dibenahi dan dikoreksi, dari mana dimulai, siapa yang harus bertanggung- jawab?," tanya Silaen.

Dikatakannya, soal adanya sebab- akibat dari sebuah atau banyak kontraksi yang terjadi ditengah kelompok atau pihak-pihak yang berbeda haluan dengan ketegasan pemerintah dalam melakukan penegakan hukum, dengan memandang adanya gerakan yang akan menciptakan/ menimbulkan kerusuhan dan kerawanan sosial harus diusut tuntas, agar tidak menjadi laten.

Alumni Lemhanas Pemuda ini mengatakan, hadirnya kepolisian republik Indonesia dalam menjalankan tupoksinya yakni melakukan penertiban terhadap adanya potensi ancaman dan kerusuhan di tengah masyarakat ataupun bahaya ancaman akibat dari akibat pemahaman yang keliru dibeberapa kelompok yang menganut paham radikalisme, harus dilakukan sedini mungkin agar tidak semakin meluas.

"Polisi tidak boleh kendor apalagi sampai anggap 'enteng' akibat adanya pressure and terrorism yang mencoba menekan psikologis aparat penegak hukum yakni kepolisian republik Indonesia. Jangan sampai disepelekan," tegasnya.

Menurutnya, kalau polisi dan TNI kompak maka aksi teror dan rekrutmen yang dilakukan pihak-pihak atau kelompok tertentu yang berada dibalik aksi teror dapat dibasmi sampai ke akar- akarnya.

Dikatakannya, polisi dan TNI sebagai aparat penegak hukum harus solid tanpa pamrih. Jangan sampai ada teori konspirasi seperti issue yang berkembang ditengah masyarakat diera kebebasan berpendapat ini.

"Kepolisian republik Indonesia bersama-sama dengan lembaga lintas keagamaan berbenah diri untuk menjaga nama baiknya. Sebab baik buruknya wajah masyarakat tak terlepas dari peran aktif kedua institusi/ lembaga ini. Masing-masing punya tupoksi yang sangat sentral memberikan pendidikan dan kesadaran hukum ditengah masyarakat," tutur Silaen.

Dikatakannya, pemahaman keagamaan yang keliru tentang berkeyakinan yang selama ini terjadi, perlu ditangani serius oleh lembaga keagamaan dengan baik dan benar, sebab tantangan yang semakin berat dan kompleks dalam memberikan pengajaran dan penyadaran masyarakat agar tidak sampai terekrut oleh kelompok tertentu yang beraliran radikalisme.

(by)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »