Perang Palestina-Israel, Kelompok Radikal Hanya Menjual Label Agama untuk Merauk Keuntungan Politik dan Uang

Perang Palestina-Israel, Kelompok Radikal Hanya Menjual Label Agama untuk Merauk Keuntungan Politik dan Uang
BENTENGSUMBAR.COM - Eks Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi mendapat tuduhan bahwa dirinya membenci Islam lantaran pernyataannya di media sosial dinilai tak mendukung Palestina, yang sampai saat ini selalu mendapat serangan dari Israel.


Teddy Gusnaidi mengatakan, banyak yang menuduhnya membenci Islam karena menghubungkan perang Israel dan Palestina dengan agama.


"Ada yang menuding gue benci sama Islam terkait Palestina. Mereka hubungkan perang Palestina-Israel dengan agama," kata Teddy Gusnaidi melalui cuitan Twitter @TeddyGusnaidi, Ahad, 23 Mei 2021.


Teddy Gusnaidi lantas menjawab bahwa orang yang membenci Israel juga sama saja dengan orang membenci Islam, karena agama nomer dua terbesar di Israel adalah Islam.


"Gue jawab ya, karena Anda benci Israel, artinya Anda juga benci Islam. Kalau ditanya kok bisa? Ya bisa, karena agama nomer dua terbesar di Israel adalah Islam," kata Teddy Gusnaidi.


Teddy Gusnaidi lantas menuturkan bahwa selama ini kelompok radikal telah mem-framing seolah-olah perang Israel dan Palestina adalah perang agama.


Padahal menurutnya, kelompok radikal hanya menjual label agama untuk mendapatkan keuntungan politik dan uang.


"Ya karena framing kelompok radikal seolah-olah perang Palestina-Israel perang agama, sehingga dengan menjual label agama mereka bisa merauk keuntungan politik, membuat kekacauan dan uang," kata Teddy Gusnaidi.


Teddy Gusnaidi lantas mengingatkan masyarakat Indonesia agar lebih cerdas dan jangan sampai terjerumus permainan kelompok radikal.


"Kita harus cerdas sebagai rakyat Indonesia, jangan mudah terjerumus permainan mereka," ujar Teddy Gusnaidi.


Sebelumnya, Teddy Gusnadi juga mengkritik pihak-pihak yang membela Palestina dengan alasan amanat pembukaan UUD 1945.


Padahal menurutnya, pembukaan UUD 1945 yang diambil sepotong-potong sebagai pembenaran untuk membela Palestina bisa sangat berbahaya, karena bisa menjadi bumerang bagi Indonesia.


"Pembukaan UUD 1945 diambil sepotong-potong untuk meloloskan tujuan negatif mereka, yang akhirnya diikuti oleh orang-orang bodoh untuk ikut merecoki internal negara lain dan menjadi hakim untuk memvonis negara lain salah. Hal ini bisa menjadi bumerang bagi negara kita. Sangat berbahaya," tutur Teddy Gusnaidi.


Teddy Gusnaidi juga menegaskan bahwa menggunakan pembukaan UUD 1945 sebagai alat untuk memvonis negara lain adalah salah.


"Saya pikir cukup jelas, bahwa menggunakan alasan UUD 1945 untuk memvonis negara lain salah, adalah sebuah kesalahan besar yang bisa digunakan untuk mengobok-obok NKRI. Dan memang itu tujuan mereka ketika gunakan pembukaan UUD 1945 agar bisa merusak Indonesia. Waspada," tutur Teddy Gusnaidi.


(*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »