Rela Tidur Berdingin-dingin di Trotoar Demi Recehan dari Pengendara, Begini Cerita Pengemis Sudirman

BENTENGSUMBAR.COM - Pemandangan unik saat ramadhan 1442 H di sepanjang jalan Sudirman Kota Padang. Jalan protokol tersebut, setelah azan Ashar di jubeli berbagai pengemis yang datang dari berbagai wilayah di Kota Padang. Mereka, tak ragu merebahkan badan di trotoar yang tepat berada di depan rumah bagonjong yang merupakan Kantor Gubernur Sumatera Barat.

Miris, disaat Gubernur Sumbar Mahyeldi selama ramadhan menyibukan diri dengan kegiatan safari ramadhan dengan menyempatkan diri sahur di rumah warga yang kurang mampu di berbagai daerah di Sumatera Barat.

Tetapi bak pepatah kuno, “Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut diseberang lautan terlihat,”. Pepatah itulah yang berlaku kepada Gubernur Sumbar. Gubernur seakan lupa ada orang-orang yang berada di trotoar kantornya mengulurkan tangan, memperdagangkan kemiskinan dari pengendara mobil dan motor yang berlalu lalang.

Lucunya, satpol PP yang biasanya ganas menertibkan para pengemis dan anak jalanan, tetapi tampak tenang bak singa kekenyangan di poskonya ketika melihat kumpulan orang yang menjajakan kemiskinan di depan kantor Gubernur Sumbar dan rumah dinas Gubernur Sumbar.

Sore itu, bak di pantai, Halimah (38) merebahkan badan di trotoar yang berada di samping rumah dinas Gubernur Sumbar. Ia seakan merelakan tubuhnya yang montok  tergolek di trotoar untuk dinikmati oleh pasangan mata pengendara kendaran yang lewat di Jalan Sudirman, Padang.

Matanya tak henti mengawasi kendaraan yang berlalu lalang, berharap ada kendaraan yang menepi dan memberikan sumbangan walaupun hanya recehan.

Halimah tidak sendiri, ia datang bersama keluarganya yang mengaku dari By Pass Katapiang, Padang. Dalam rombongan yang ikut mengemis tersebut, juga ada Yola pelajar kelas 4 SD swasta di Marapalam, Kota Padang.

Sepanjang Jalan Sudirman dari lampu merah Dinas Pendidikan Sumbar hingga trotoar Kantor BPBD Sumbar yang berada di sebelah Kantor Gubernur Sumbar, di jubeli oleh pengemis musiman yang datang dari berbagai sudut Kota Padang.

Halimah mengaku, pekerjaan utamanya adalah pengumpul barang bekas. “Jelang lebaran ini, penghasilan dari mengemis lebih besar dari mengumpulkan barang bekas,” ucapnya, Senin, 3 Mei 2021.

Untuk mengemis, Halimah mengaku meraup pendapatan sebesar tiga puluh ribu rupiah. Tentu pendapatan itu jika digabungkan dengan hasil mengemis dari seluruh keluarga terlibat dalam "gotong royong" sebagai pengemis tentu akan berlipat ganda.

“Pendapatan seharian mengemis sebesar tiga puluh ribu, sebentar lagi lebaran, berilah kita sedikit sumbangan,” ibanya.

Fenomena masyarakat yang menjual kemiskinan selama ramadhan seakan menjadi pemandangan yang sudah biasa dan terjadi di berbagai belahan dunia. Di kutip dari berbagai pihak,   pihak berwenang di negara Uni Emirat Arab mengambil sikap tegas untuk mengatasi pengemis yang menipu warga, terutama selama bulan suci Ramadhan. Mereka dijatuhi hukuman  penjara tiga bulan dan denda 5.000 dirham atau sekitar Rp 19,5 juta. Sementara, mereka yang menjalankan kelompok pengemis terorganisir akan didenda tidak kurang dari 100.000 dirham atau Rp 390 juta, dan ancaman hukuman 6 bulan penjara.

(Edg)

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »