Catatan Reko Suroko: Vaksin Sinovac Akan Dikemanakan?

VAKSIN  Sinovac Akan Dikemanakan? Ya, vaksin buatan negeri tirai bambu ini, akan dikemanakan. Apakah akan tetap disematkan ke tubuh manusia Indonesia? Atau bagaimana? Baiklah kita tinggalkan dulu pertanyaan yang menggelisahkan ini. Menggelisahkan  bagi anak negeri yang peduli nasib bangsanya.

Ketika rakyat Indonesia dimobilisasi untuk disematkan vaksin sinovac di lengannya. Di sisi lain, China melirik vaksin Pfizer dan Moderna. Anehnya, vaksin tersebut akan didistribusikannya di dalam negeri China.

Belum lama ini, Senin (19/7), Reuter mengabarkan China membuat kaget dunia, China hendak memborong vaksin Pfizer dan Moderna.

Bagaimana dengan Vaksi Sinovac yang dia kembangkan beberapa waktu lalu?.
China memiliki vaksin Covid-19 buatannya sendiri, yakni Sinovac dan Sinopharm. Lantas mengapa negara itu mulai melirik vaksin buatan negara lain untuk digunakan di dalam negerinya?
Awalnya, China tidak menyetujui atau mendistribusikan vaksin COVID-19 yang menggunakan teknologi mRNA. Padahal, mRNA terbukti menjadi salah satu alat paling efektif dalam mencegah penyebaran COVID-19. Tapi sikap China terhadap mRNA mungkin berubah.

Media China Caixin melaporkan bahwa regulator China telah menyelesaikan tinjauan vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh pembuat vaksin mRNA, Jerman BioNTech
Perlu diketahui, Vaksin mRNA ini berbeda dengan vaksin Sinovac,  karena teknik pembuatanya yang membedakan. Jika vaksin Sinovac menggunakan virus yang telah mati atau dilemahkan. Jika mRNA teknik yang dikembangkan untuk menangani penyebaran COVID-19.

Vaksin ini merupakan vaksin jenis baru yang kandungannya berbeda dengan jenis vaksin lainnya, begitu alodokter. com  (11 Januari 2021).

Vaksin biasanya mengandung virus atau kuman penyebab penyakit yang telah dilemahkan atau dimatikan. Namun, vaksin mRNA (messenger RNA) merupakan vaksin dengan teknologi atau varian baru.

Vaksin RNA tidak menggunakan virus atau kuman yang dilemahkan atau dimatikan. Melainkan komponen materi genetik yang direkayasa agar menyerupai kuman atau virus tertentu. Dengan demikian, vaksin ini dapat memicu reaksi kekebalan tubuh layaknya virus dan kuman yang dilemahkan pada vaksin biasa.

Jenis vaksin ini kini tengah dikembangkan sebagai vaksin virus Corona guna memicu respons kekebalan tubuh untuk melawan penyakit COVID-19. Jenis inilah yang dilirik oleh otoritas China untuk dikembangkan di negeri itu. Vaksin tersebut akan didistribusikan secara lokal melalui Fosun Pharma China.

Mengutip Fortune,  Sabtu (17/7/2021), Fosun masih menunggu persetujuan akhir dari regulator, tetapi, setelah disetujui, Fosun dapat menyebarkan 100 juta dosis yang diperolehnya dari BioNTech Desember lalu ke pasar China pada akhir 2021.

Persetujuan tersebut juga akan membuka kapasitas Fosun untuk memproduksi 1 miliar lebih banyak vaksin BioNTech di dalam negeri per tahun.

Itu merupakan bagian dari kesepakatan yang dicapai Fosun dan BioNTech pada bulan Mei untuk membuat perusahaan patungan baru di China. Fosun telah mengajukan permohonan agar vaksin BioNTech disetujui di pasar China setidaknya sejak November lalu, ketika BioNTech dan distributor global lainnya Pfizer.

Vaksin Pfizer dan BioNTech telah memperoleh persetujuan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kedua vaksin ini terbukti sangat efektif, termasuk terhadap varian Delta.
Penundaan persetujuan China terhadap vaksin BioNTech kemungkinan disebabkan, sebagian, karena pemerintah secara terbuka meragukan kegunaan vaksin mRNA dan promosi alternatif vaksin buatannya sendiri. Tetapi munculnya varian Delta COVID-19 baru-baru ini mungkin mendorong Beijing untuk mengubah strateginya.

Sinovac Memudar?

Riset menunjukkan antibodi yang dihasilkan dari penyuntikan dua dosis vaksin Covid-19 Sinovac akan menurun setelah enam bulan. Hasil studi menyebutkan, dosis ketiga vaksin virus corona sebagai booster akan meningkatkan kembali kekebalan tubuh. Penurunan kekuatan sistem imun tersebut dilaporkan dari hasil temuan para peneliti vaksin Sinovac di China.

Penelitian itu dipublikasikan pada Minggu (25/7). Penelitian melibatkan 540 orang dengan rentang usia 18-59 tahun. Responden ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu penerima dosis tinggi, dosis sedang, dan plasebo.

Efikasi vaksin Sinovac untuk dua dosis sebesar 65,3%. Responden yang mendapatkan dua dosis suntikan Sinovac, ketika antibodi diperiksa pada dua pekan menjadi 35,2%. Adapun responden yang diperiksa pada empat pekan kemudian menjadi 16,9%.

Sedangkan peserta yang menerima dosis ketiga sebagai booster yang disuntikkan sekitar enam bulan setelah dosis kedua, antibodi mereka meningkat tiga sampai lima kali lipat.

Bagi Anda yang mendapatkan jatah vaksin Sinovac, dan sudah dua kali disemati Sinovac bersiaplah enm bulan ke depan disemati booster. Vaksin  ketiga sebagai booster ini akan disematkan ke tubuh Anda. 

Ditulis Oleh: Reko Suroko, Wartawan Senior.

Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »