BENTENGSUMBAR.COM – Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean atau FH mengaku bahwa semangatnya mulai tumbuh untuk benar-benar mendukung upaya perpanjangan masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi tiga periode.
Hal itu ia katakan sebab Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berupaya keras menentang wacana Jokowi 3 periode tersebut.
Menurut Ferdinand, hal yang ditentang PKS justru biasanya malah paling benar untuk diwujudkan.
“Membaca komentar PKS Hidayat Nur Wahid ini setiap hari, saya jadi tumbuh semangat untuk benar-benar mendukung upaya Jokowi 3 periode,” katanya melalui akun twitter FerdinandHaean3 pada Senin, 5 Juli 2021.
“Biasanya kalau ditentang PKS, apalagi mati-matian begini, tampaknya 3 periode ini sudah paling benar untuk diwujudkan. Bagaimana Pak Prabowo, setuju tidak?” tambahnya.
Seperti diketahui, PKS memang kerap kali mengeluarkan pernyataan soal ketidaksetujuan mereka terhadap wacana presiden 3 periode.
Terakhir, Wakil Ketua Majelis Syura PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW) kembali meyinggung soal wacana perpanjangan masa jabatan presiden ini.
Awalnya, HNW mengingatkan semua pihak agar tidak membuat resah masyarakat dengan manuver yang tidak sesuai dengan UUD 1945 di tengah PPKM Darurat ini.
“Karena kalau yang muncul adalah manuver yang tidak sesuai masyarakat tentu akan meresahkan kehidupan politik,” kata HNW pada Senin, 5 Juli 2021, dilansir dari Detik News.
“Dan kehidupan politik resah tentu akan berdampak pada kehidupan sosial ekonomi, kalau sosial-ekonomi resah, rakyat resah itu salah satu pintu besar menyebarnya COVID-19,” tambahnya.
HNW menyebutkan manuver politik yang ia maksud, antara lain wacana penambahan masa jabatan presiden, wacana referendum, hingga wacana dekrit presiden.
Ia mengingatkan bahwa manuver-manuver tersebut adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan konstitusi.
“Karena sekali lagi, reformasi dulu salah satu tuntutannya adalah amandemen UUD dan terutama sekali yang diamandemen adalah masa jabatan presiden supaya tidak terjadi seperti di Orde Baru, Orde Lama,” kata HNW.
“Berkepanjangan kekuasaan di tangan satu orang presiden yang kemudian menghadirkan otoritarianisme, bahkan KKN, kemudian dikoreksi dengan reformasi,” lanjutnya.
Lebih jauh, HNW bahkan dengan terang-terang menyebut nama orang yang bermanuver tersebut.
“Kan sudah jelas, kan mereka munculkan sendiri di NTT dibentuk panitia untuk referendum, kemudian yang mengusulkan wacana itu sekretariat nasional, yang mengusulkan dekrit Pak Arief Poyuono sendiri yang ngomong,” kata HNW.
“Jadi nggak ada yang kemudian ditutupi atau kemudian seolah-olah itu fiktif saja,” sambungnya.
Sumber: terkini.id
Silakan baca konten menarik lainnya dari BentengSumbar.com di Google News
BERITA SEBELUMNYA
« Prev Post
« Prev Post
BERITA BERIKUTNYA
Next Post »
Next Post »