BENTENGSUMBAR.COM - Para ahli khawatir, Indonesia yang dianggap sebagai salah satu episentrum COVID-19 dunia, Sekarang menjadi pusat berisiko tinggi untuk munculnya “super strain” virus corona baru. Terlebih, gelombang kedua yang mengkhawatirkan di negara itu sebagian besar dipicu oleh varian baru Delta sangat menular, yang pertama kali diidentifikasi di India.
Sekarang para ahli khawatir, situasi serupa dapat terjadi di Indonesia, penyebaran virus yang merajalela dapat menciptakan tempat berkembang biak yang sempurna untuk varian kekhawatiran lainnya.
“Epidemi yang tidak terkendali adalah titik panas yang sangat buruk untuk evolusi varian,” Aris Katzourakis, seorang profesor evolusi dan genomik di Universitas Oxford di Inggris, mengatakan pada ABC.
“Dua varian paling menantang yang kami hadapi – Alpha dan Delta – sangat mungkin terkait dengan intervensi kesehatan masyarakat yang sangat buruk [di Inggris dan India]. “Mengendalikan epidemi [di Indonesia] tentu menjadi prioritas tinggi untuk meminimalkan risiko varian baru.
Menyapu Jawa Bali
Ketika gelombang kedua virus corona telah menyapu Pulau Jawa dan Bali, yang berpenduduk padat, di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Sistem rumah sakit ambruk seketika. Dengan sumber daya medis yang terbatas. Kerabat yang putus asa telah berjuang untuk mendapatkan tangki oksigen, bagi anggota keluarga yang berjuang untuk bernapas di rumah sakit.
Sementara, orang lain yang telah dites COVID-positif telah ditolak dari rumah sakit, dan hanya diminta menjalani isolasi mandiri (isoman) di tempat yang tak memadai.
Hasilnya adalah korban jiwa yang tragis, dengan jumlah kematian di Indonesia melebihi 100.000 sejak pandemi dimulai. Sebuah mengejutkan 40 persen dari mereka telah dalam lima minggu terakhir saja. Total infeksi di negara terpadat keempat di dunia telah melewati 3,5 juta.
Sungguh memilukan jika benar negeri ini menjadi tempat ‘nonkrong’ virus beranak pinak. Apakah para petinggi negri tidak khawatir? Atau malah membuka peternakan virus, agar dapat coan dari musibah ini. Atau ikut mendompleng ‘hidup’ karena virus corona.
Laporan: Reko Suroko
« Prev Post
Next Post »